May Day, wartawan tuntut kebebasan berserikat

Selasa, 01 Mei 2012 - 16:07 WIB
May Day, wartawan tuntut kebebasan berserikat
May Day, wartawan tuntut kebebasan berserikat
A A A
Sindonews.com - Tak hanya buruh yang mengelar aksi unjuk rasa untuk memperingati hari buruh sedunia, puluhan wartawan pun melakukan aksi unjuk rasa di depan Istana Kepresidenan. Mereka membaur dengan para buruh lainnya dengan membawa ogoh-ogoh gurita raksasa berwana oranye ke depan Istana Negara, Jakarta.

Selain itu, mereka pun membawa spanduk dan kertas karton bertuliskan tuntutan mereka. Beberapa diantaranya, "Jurnalis harus sejahtera", "Bersatu melawan outsourcing", "Penuhi hak jurnalis perempuan", "Ayo berserikat, lawan union busting".

Koordinator Serikat Pekerja Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta, Kustiah menuturkan, ditiap peringatan Mayday, pihaknya selalu membawa ogoh-ogoh. Kali ini, AJI membawa ogoh-ogoh gurita raksasa yang mempunyai makna penting di dunia jurnalistik.

"Hari ini, 1 Mei 2012, kita kembali memperingati hari buruh se-dunia. Seluruh gerakan buruh dari berbagai sektor turun ke jalan, melakukan aksi memprotes kondisi kesejahteraan dan kondisi kerja yang belum adil bagi kaum buruh. Tidak terkecuali, buruh media, yakni para jurnalis, juga belum merasakan kesejahteraan dan kondisi kerja yang adil,"ujarnya kepada Sindonews, Selasa (1/5/2012).

Dia menjelaskan, Gurita raksasa yang di bawa pihaknya ke depan Istana Negara, merupakan simbol gurita konglomerasi media. "Gurita konglomerasi media saat ini semakin menakutkan. AJI Jakarta bersama sejumlah organisasi masyarakat yang tergabung dalam Koalisi Independen untuk Demokratisasi Penyiaran (KIDP) telah mengajukan uji materi ke Mahkamah Konstitusi (MK) atas tafsir Pasal 18 ayat 1 dan pasal 34 ayat 4 UU nomor 32 tahun 2002 tentang penyiaran," tambahnya.

Lanjutnya, untuk mengingatkan kembali tentang bahayanya pemusatan kepemilikan bagi publik. "Dalam perayaan hari buruh ini, AJI Jakarta mengusung ikon gurita, simbol bahwa jurnalis semakin terjepit dalam situasi konglomerasi media saat ini. Ironisnya, dalam situasi saat ini, kesejahteraan jurnalis masih memprihatinkan saja," pungkasnya. (wbs)
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6546 seconds (0.1#10.140)