GRABB kecam kompensasi Lapindo dibebankan APBNP
A
A
A
Sindonews.com - Kasus lumpur Lapindo di Sidoarjo Jawa Timur hingga kini belum juga berakhir. Ganti rugi yang dijanjikan untuk para korban sebagian belum terealisasi. Bahkan kompensasi yang akan diberikan ternyata dianggaran dari APBNP 2012.
Kondisi ini semakin memicu kecaman keras terhadap Aburizal Bakrie (Ical) yang dinilai sebagai orang paling bertanggung jawab terhadap bencana.
Puluhan massa tergabung dalam Aksi Gerakan Rakyat Anti Aburizal Bakrie (GRABB) hari ini menggelar unjuk rasa di depan Wisma Bakrie Jalan HR Rasuna Said Kuningan Jakarta Selatan.
Mereka menagih kompensasi atas bencana ditimbulkan proyek Lapindo itu sekaligus mengecam ganti rugi selama ini ternyata dibebankan pada APBNP 2012.
"Lumpur Lapindo jelas merugikan negara dan membebani anggaran pemerintah," ujar Koordinator Lapangan GRABB, Syafii Syamsudin dalam orasinya di Depan Wisma Bakrie Jalan HR Rasuna Said Kuningan Jakarta Selatan, Kamis (19/4/2012).
Menurut Syafii, pemerintah telah mengalokasikan triliunan rupiah untuk korban lumpur Lapindo. Jumlah anggaran yang ditetapkan, Rp7,2 triliun untuk menanggulangi semburan lumpur Lapindo itu sejak tahun 2007. Namun, dari pihak Bakrie sendiri kompensasi yang dijanjikan belum terealisasi.
Maka itu, lanjut Syafii, mewakili para korban Lapindo pihaknya mendesak agar Ical bertanggung jawab. Untuk menunjukan kekesalan mereka terhadap Ical massa sempat membakar spanduk bergambar wajah Ketua Umum Partai Golkar itu.
Setelah membakar gambar Ical, massa yang beratribut serba merah itu juga sempat melemparkan telur busuk ke arah petugas yang mengamankan aksi unjuk rasa itu.
Sebelum mengakhiri aksi mereka, massa menyampaikan beberapa tuntutan. Ical tetap harus bertanggung jawab terhadap korban lumpur Lapindo. "Tolak kompensasi lumpur Lapindo daari APBNP 2012. KPK Agar usut kasus pajak Bakrie group," teriak salah seoarng pengunjuk rasa itu.(lin)
Kondisi ini semakin memicu kecaman keras terhadap Aburizal Bakrie (Ical) yang dinilai sebagai orang paling bertanggung jawab terhadap bencana.
Puluhan massa tergabung dalam Aksi Gerakan Rakyat Anti Aburizal Bakrie (GRABB) hari ini menggelar unjuk rasa di depan Wisma Bakrie Jalan HR Rasuna Said Kuningan Jakarta Selatan.
Mereka menagih kompensasi atas bencana ditimbulkan proyek Lapindo itu sekaligus mengecam ganti rugi selama ini ternyata dibebankan pada APBNP 2012.
"Lumpur Lapindo jelas merugikan negara dan membebani anggaran pemerintah," ujar Koordinator Lapangan GRABB, Syafii Syamsudin dalam orasinya di Depan Wisma Bakrie Jalan HR Rasuna Said Kuningan Jakarta Selatan, Kamis (19/4/2012).
Menurut Syafii, pemerintah telah mengalokasikan triliunan rupiah untuk korban lumpur Lapindo. Jumlah anggaran yang ditetapkan, Rp7,2 triliun untuk menanggulangi semburan lumpur Lapindo itu sejak tahun 2007. Namun, dari pihak Bakrie sendiri kompensasi yang dijanjikan belum terealisasi.
Maka itu, lanjut Syafii, mewakili para korban Lapindo pihaknya mendesak agar Ical bertanggung jawab. Untuk menunjukan kekesalan mereka terhadap Ical massa sempat membakar spanduk bergambar wajah Ketua Umum Partai Golkar itu.
Setelah membakar gambar Ical, massa yang beratribut serba merah itu juga sempat melemparkan telur busuk ke arah petugas yang mengamankan aksi unjuk rasa itu.
Sebelum mengakhiri aksi mereka, massa menyampaikan beberapa tuntutan. Ical tetap harus bertanggung jawab terhadap korban lumpur Lapindo. "Tolak kompensasi lumpur Lapindo daari APBNP 2012. KPK Agar usut kasus pajak Bakrie group," teriak salah seoarng pengunjuk rasa itu.(lin)
()