KPU DKI akan simulasikan e-voting
A
A
A
Sindonews.com - Walaupun menyatakan tak akan menggunakan sistem e-voting dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta periode 2012-2017 ini, pihak Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta tetap akan melakukan simulasi pemungutan suara menggunakan sistem e-voting di beberapa Kecamatan wilayah DKI Jakarta.
"Mei sampai Juni, mungkin di atas pertengahan Mei baru simulasi secara serentak di 44 Kecamatan. Nanti pasti kita beri tahu di mana saja yang pakai e-voting," ujar Ketua KPU DKI Jakarta, Dahliah Umar kepada wartawan di kantornya, jalan Budi Kemulyaan, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (17/4/2012).
Lebih lanjut ia menuturkan, simulasi sistem e-voting ini akan dilakukan pihaknya secara merata. Artinya, kata dia, tidak selektif dalam memilih wilayah mana yang akan dilakukan simulasi e-voting tersebut.
"Sama semua. Jadi di wilayah yang mungkin yang kita anggap tidak mungkin bisa orang-orang ini melakukan e-voting, kita akan coba melakukan e-voting dan lihat nantinya," tambahnya.
Karena terbukti, katanya, di beberapa negara seperti Brazil dan India yang karakter perekonomian masyarakatnya sama di Jakarta, bisa melakukan e-voting.
Menurutnya, tak ada wilayah di DKI Jakarta yang susah diberikan simulasi e-voting tersebut. "Tidak ada yang susah. Mau tempat kumuh, mau tempat seluruh orangnya mengenal teknologi tinggi, e-voting merupakan cara memilih yang sangat mudah dilakukan masyarakat. Terbukti di pemilihan kepala dusun di Jembrana Bali itu, beberapa kali dilakukan dan sukses. Kenapa Jakarta tidak berani mensimulasikan saja dan kita lihat hasilnya nanti," pungkasnya. (wbs)
"Mei sampai Juni, mungkin di atas pertengahan Mei baru simulasi secara serentak di 44 Kecamatan. Nanti pasti kita beri tahu di mana saja yang pakai e-voting," ujar Ketua KPU DKI Jakarta, Dahliah Umar kepada wartawan di kantornya, jalan Budi Kemulyaan, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (17/4/2012).
Lebih lanjut ia menuturkan, simulasi sistem e-voting ini akan dilakukan pihaknya secara merata. Artinya, kata dia, tidak selektif dalam memilih wilayah mana yang akan dilakukan simulasi e-voting tersebut.
"Sama semua. Jadi di wilayah yang mungkin yang kita anggap tidak mungkin bisa orang-orang ini melakukan e-voting, kita akan coba melakukan e-voting dan lihat nantinya," tambahnya.
Karena terbukti, katanya, di beberapa negara seperti Brazil dan India yang karakter perekonomian masyarakatnya sama di Jakarta, bisa melakukan e-voting.
Menurutnya, tak ada wilayah di DKI Jakarta yang susah diberikan simulasi e-voting tersebut. "Tidak ada yang susah. Mau tempat kumuh, mau tempat seluruh orangnya mengenal teknologi tinggi, e-voting merupakan cara memilih yang sangat mudah dilakukan masyarakat. Terbukti di pemilihan kepala dusun di Jembrana Bali itu, beberapa kali dilakukan dan sukses. Kenapa Jakarta tidak berani mensimulasikan saja dan kita lihat hasilnya nanti," pungkasnya. (wbs)
()