Polda minta Konami kembalikan barang Briptu Eka
A
A
A
Sindonews.com - Pihak Polda Metro Jaya membantah, Briptu Eka Nurcolis disusupkan ke organisasi mahasiswa yang bentrok dengan aparat di Jalan Diponegoro, Kamis 29 Maret 2012 lalu. Briptu Eka merupakan korban dari aksi anarkis mahasiswa di depan Universitas YAI. Bahkan Polisi meminta agar barang-barang Briptu Eka dikembalikan
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Rikwanto mengakui, Briptu Eka merupakan anggota kepolisian dari Resmob Direktorat Reserse Kriminal Umum Bantuan Kendali Operasi (BKO) Brimob
"Saya meminta agar barang-barang pribadi milik Briptu Eka Nurcholis segera dikembalikan," jelasnya saat ditemui di ruang kerjanya, Sabtu (7/4/2012).
Dia menjelaskan, karena di dalam tas tersebut terdapat buku nikah milik Briptu Eka, dua pasang borgol, fotokopi KTP dan KTA, satu kemeja lengan pendek, satu celana jeans warna hitam, satu pakaian dinas dan preman, satu charger, satu handset warna putih, satu pin Reserse Kriminal Umum Polda metro Jaya dan satu slip gaji.
Sampai saat ini pihak polda belum meminta konfirmasi tentang keberadaan tas tersebut di Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI). "Saya nyatakan sekali lagi bahwa selama ini pemberitaan yang berkembang di media yang menyatakan keterlibatan angggota kami, itu tidak benar," tegasnya.
Seperti diketahui, penyusup yang diduga aparat kepolisian tersebut bernama Briptu Eka Nurcolis kelahiran tahun 1984 anggota 4 Den B pasukan Pelopor atau Brimob. Data tersebut didapatkan oleh para mahasiswa saat melakukan pengeledahan pada tas-tas yang tertinggal di Gedung YLBHI.
Mereka memeriksa tas tersebut pada Sabtu 30 Maret 2012 pagi dan ditemukan barang-barang berupa pin reskrimum, slip gaji, surat nikah yang menjelaskan bahwa pelaku adalah anggota Polri, nomor-nomor penting kepolisian, serta gambar sedang rekonstruksi.
Ketua Crisis Center Ratna Sarumpaet mengatakan, penyusup tersebut telah datang sebelum kejadian bentrokan antara mahasiswa dan polisi terjadi di Gambir 27 Maret 2012 lalu.
“Dia juga sudah masuk sebelum peristiwa di Gambir. Dia sudah hampir tahu seluruh rencana kita dan kita juga merasa dilucuti pada tanggal 29 (Maret) agar kita tidak jadi demo dengan dilakukan penangkapan terhadap puluhan mahasiswa di Gedung YLBHI,“ ujar Ratna. (wbs)
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Rikwanto mengakui, Briptu Eka merupakan anggota kepolisian dari Resmob Direktorat Reserse Kriminal Umum Bantuan Kendali Operasi (BKO) Brimob
"Saya meminta agar barang-barang pribadi milik Briptu Eka Nurcholis segera dikembalikan," jelasnya saat ditemui di ruang kerjanya, Sabtu (7/4/2012).
Dia menjelaskan, karena di dalam tas tersebut terdapat buku nikah milik Briptu Eka, dua pasang borgol, fotokopi KTP dan KTA, satu kemeja lengan pendek, satu celana jeans warna hitam, satu pakaian dinas dan preman, satu charger, satu handset warna putih, satu pin Reserse Kriminal Umum Polda metro Jaya dan satu slip gaji.
Sampai saat ini pihak polda belum meminta konfirmasi tentang keberadaan tas tersebut di Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI). "Saya nyatakan sekali lagi bahwa selama ini pemberitaan yang berkembang di media yang menyatakan keterlibatan angggota kami, itu tidak benar," tegasnya.
Seperti diketahui, penyusup yang diduga aparat kepolisian tersebut bernama Briptu Eka Nurcolis kelahiran tahun 1984 anggota 4 Den B pasukan Pelopor atau Brimob. Data tersebut didapatkan oleh para mahasiswa saat melakukan pengeledahan pada tas-tas yang tertinggal di Gedung YLBHI.
Mereka memeriksa tas tersebut pada Sabtu 30 Maret 2012 pagi dan ditemukan barang-barang berupa pin reskrimum, slip gaji, surat nikah yang menjelaskan bahwa pelaku adalah anggota Polri, nomor-nomor penting kepolisian, serta gambar sedang rekonstruksi.
Ketua Crisis Center Ratna Sarumpaet mengatakan, penyusup tersebut telah datang sebelum kejadian bentrokan antara mahasiswa dan polisi terjadi di Gambir 27 Maret 2012 lalu.
“Dia juga sudah masuk sebelum peristiwa di Gambir. Dia sudah hampir tahu seluruh rencana kita dan kita juga merasa dilucuti pada tanggal 29 (Maret) agar kita tidak jadi demo dengan dilakukan penangkapan terhadap puluhan mahasiswa di Gedung YLBHI,“ ujar Ratna. (wbs)
()