Korban banjir Jakarta terserang penyakit
A
A
A
Sindonews.com - Korban banjir di Kampung Pulo, Pondok Labu, Jakarta Selatan mulai terserang penyakit gatal- gatal dan infeksi saluran pernafasan akut (ISPA). Mereka pun memenuhi posko kesehatan yang didirikan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.
Ketua RT 11 RW III Sugiono mengatakan, puluhan warga mulai terserang penyakit seperti batuk-batuk dan pilek. Dalam dua hari terakhir, jumlah penderita terus meningkat.
Warga umumnya mendapatkan pengobatan di posko kesehatan yang telah dibuka di Kecamatan Pondok Labu, sejak pertama kali banjir menyerang. Posko kesehatan didirikan di RT 09, 11, dan 12 di RW 03 secara terpisah. Ketiga posko dilengkapi dengan tenaga medis seperti dokter, perawat, dan tenaga bantuan.
"Banyak yang mengeluh gatal dan penyakit infeksi saluran pernapasan (ISPA) seperti batuk, dan pilek.Kita periksa dan kasih obat-obatan, semuanya gratis," kata Sugiono kemarin.
Seperti yang dialami Neni (30), warga RT 11/03,yang mengaku keluarganya mengalami gatal di kulit kaki. Ia mengaku rumahnya terendam banjir sekitar 100 cm. Dia kemudian memperoleh obat Permanganas Kalicius (PK) berbentuk seperti pasir. "Kata dokter ini nanti dicelupin ke air hangat buat mandi. Dipakainya pagi dan sore hari. Soalnya dari semalam mulai gatal-gatal," jelas Neni.
Saat banjir menerjang kawasan tersebut pada Senin (2/4) lalu,dua warga dirujuk ke Puskesmas Cilandak dengan ambulans.Keduanya mengalami luka robek di kaki. "Namanya Suryani dan Lasmi,keduanya warga dari RT 09/03. Keduanya harus dibawa ke Puskesmas Cilandak," kata Yossida, Kepala Puskesmas Cilandak yang berjaga di Posko Kesehatan RT 11/03 Pondok Labu, Jakarta Selatan.
Mereka mengalami luka robek akibat terkena serpihan kayu dan bangunan rumah mereka yang terendam banjir. Luka dialami mereka ketika membersihkan rumahnya dari kotoran air banjir dan ketika membenahi perabotan rumah. Banjir di kawasan tersebut sempat surut, namun kemarin siang sekitar pukul 14.00 WIB naik lagi dengan ketinggian 30–50 cm. Warga setempat yang awalnya sedang membersihkan lumpur harus balik lagi ke tenda pengungsian.
Sementara itu, banjir yang merendam Kompleks IKPN Bintaro, Jakarta Selatan belum juga surut. Ratusan rumah di 10 RT masih terendam. Lurah Bintaro Lasimin mengatakan, kawasan yang terendam tersebar di RW 04, RW 10, dan RW 12, karena air Kali Pesanggrahan masih tinggi sehingga masih menggenangi sebagian rumah warga.
"Kami sudah peringatkan lewat RW dan RT setempat, dan sebagian warga yang rumahnya masih terendam berada lokasi pengungsian," katanya.
Menurutnya, banjir kemarin disebabkan oleh tingginya intensitas hujan yang terjadi di daerah hulu dan kawasan Jakarta. Selain itu, banjir akan bertahan lama karena tidak berfungsinya pintu air. Sementara itu, kawasan Kampung Pulo Kampung Melayu Jakarta Timur masih terendam hingga 1,8 meter. Meski demikian, warga yang rumahnya terendam memilih bertahan, dan belum berencana untuk mengungsi.
Banjir di kawasan itu terjadi akibat luapan Kali Ciliwung.Air sempat turun namun naik lagi karena banjir kiriman dari Bogor. Nurohim (42), warga RT 04, menyatakan air datang pada malam atau pagi hari. "Air mulai naik sekitar pukul 05.00 WIB, Kali Ciliwung akhirnya naik lagi dan meluap ke daerah kami," ujarnya.
Banjir setinggi 1,5 meter juga melanda permukiman warga di RW 12 Kampung Arus, Cawang, Jakarta Timur. Akibat banjir, anak-anak terlihat tidak berangkat ke sekolah. (san)
Ketua RT 11 RW III Sugiono mengatakan, puluhan warga mulai terserang penyakit seperti batuk-batuk dan pilek. Dalam dua hari terakhir, jumlah penderita terus meningkat.
Warga umumnya mendapatkan pengobatan di posko kesehatan yang telah dibuka di Kecamatan Pondok Labu, sejak pertama kali banjir menyerang. Posko kesehatan didirikan di RT 09, 11, dan 12 di RW 03 secara terpisah. Ketiga posko dilengkapi dengan tenaga medis seperti dokter, perawat, dan tenaga bantuan.
"Banyak yang mengeluh gatal dan penyakit infeksi saluran pernapasan (ISPA) seperti batuk, dan pilek.Kita periksa dan kasih obat-obatan, semuanya gratis," kata Sugiono kemarin.
Seperti yang dialami Neni (30), warga RT 11/03,yang mengaku keluarganya mengalami gatal di kulit kaki. Ia mengaku rumahnya terendam banjir sekitar 100 cm. Dia kemudian memperoleh obat Permanganas Kalicius (PK) berbentuk seperti pasir. "Kata dokter ini nanti dicelupin ke air hangat buat mandi. Dipakainya pagi dan sore hari. Soalnya dari semalam mulai gatal-gatal," jelas Neni.
Saat banjir menerjang kawasan tersebut pada Senin (2/4) lalu,dua warga dirujuk ke Puskesmas Cilandak dengan ambulans.Keduanya mengalami luka robek di kaki. "Namanya Suryani dan Lasmi,keduanya warga dari RT 09/03. Keduanya harus dibawa ke Puskesmas Cilandak," kata Yossida, Kepala Puskesmas Cilandak yang berjaga di Posko Kesehatan RT 11/03 Pondok Labu, Jakarta Selatan.
Mereka mengalami luka robek akibat terkena serpihan kayu dan bangunan rumah mereka yang terendam banjir. Luka dialami mereka ketika membersihkan rumahnya dari kotoran air banjir dan ketika membenahi perabotan rumah. Banjir di kawasan tersebut sempat surut, namun kemarin siang sekitar pukul 14.00 WIB naik lagi dengan ketinggian 30–50 cm. Warga setempat yang awalnya sedang membersihkan lumpur harus balik lagi ke tenda pengungsian.
Sementara itu, banjir yang merendam Kompleks IKPN Bintaro, Jakarta Selatan belum juga surut. Ratusan rumah di 10 RT masih terendam. Lurah Bintaro Lasimin mengatakan, kawasan yang terendam tersebar di RW 04, RW 10, dan RW 12, karena air Kali Pesanggrahan masih tinggi sehingga masih menggenangi sebagian rumah warga.
"Kami sudah peringatkan lewat RW dan RT setempat, dan sebagian warga yang rumahnya masih terendam berada lokasi pengungsian," katanya.
Menurutnya, banjir kemarin disebabkan oleh tingginya intensitas hujan yang terjadi di daerah hulu dan kawasan Jakarta. Selain itu, banjir akan bertahan lama karena tidak berfungsinya pintu air. Sementara itu, kawasan Kampung Pulo Kampung Melayu Jakarta Timur masih terendam hingga 1,8 meter. Meski demikian, warga yang rumahnya terendam memilih bertahan, dan belum berencana untuk mengungsi.
Banjir di kawasan itu terjadi akibat luapan Kali Ciliwung.Air sempat turun namun naik lagi karena banjir kiriman dari Bogor. Nurohim (42), warga RT 04, menyatakan air datang pada malam atau pagi hari. "Air mulai naik sekitar pukul 05.00 WIB, Kali Ciliwung akhirnya naik lagi dan meluap ke daerah kami," ujarnya.
Banjir setinggi 1,5 meter juga melanda permukiman warga di RW 12 Kampung Arus, Cawang, Jakarta Timur. Akibat banjir, anak-anak terlihat tidak berangkat ke sekolah. (san)
()