Polisi juga jadi korban air keras
A
A
A
Sindonews.com - Zat cairan kimia dalam demo aksi memprotes kenaikan harga BBM beberapa hari lalu menimbulkan berbagai korban luka. Tiga jurnalis dan sejumlah polisi sudah menjadi korban akibat benda berbahaya ini.
Seperti yang dialami Staf Humas Polda Metro Jaya AIPTU Sujono, yang terkena cairan kimia sehingga bagian leher sebelah kirinya melepuh menyerupai luka bakar.
"Bukan hanya wartawan yang terkena cairan panas tersebut, saya pun terkena, paling parah di belakang telinga," cerita Sujono kepada wartawan saat melaporkan perihal tersebut ke Sentra Pengaduan Kepolisisan (SPK) Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (2/4/2012).
Dia mengisahkan zat kimia yang kerap disebut air keras itu menyiramnya pada unjuk rasa malam hari, Jumat 30 Maret 2012. Saat itu, katanya, sedang berlangsung negosiasi antara aparat dengan pihak demonstran yang menuntut bertahan di Gedung DPR RI sampai rapat paripurna selesai digelar. "Saat itu suasana gelap, kacau. Terakhir saya lihat, jam menunjukkan pukul 19.30 WIB," katanya.
Sujono mengaku kesal. Menurutnya, demo dengan menggunakan cairan air keras kali ini sudah brutal, sadis dan biadab. Namun meski menjadi korban, Jono mengaku bersyukur percikan air keras tak mampir di matanya.
"Jika mata yang terkena, dampaknya pasti lebih parah," katanya.
Sujono sempat berkonsultasi dengan ahli forensik kepolisian soal lukanya itu. Hasilnya, air keras itu akan meninggalkan bekas luka di lehernya. "Beruntung diperkirakan cairan kimianya hanya sedikit," pungkasnya. (wbs)
Seperti yang dialami Staf Humas Polda Metro Jaya AIPTU Sujono, yang terkena cairan kimia sehingga bagian leher sebelah kirinya melepuh menyerupai luka bakar.
"Bukan hanya wartawan yang terkena cairan panas tersebut, saya pun terkena, paling parah di belakang telinga," cerita Sujono kepada wartawan saat melaporkan perihal tersebut ke Sentra Pengaduan Kepolisisan (SPK) Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (2/4/2012).
Dia mengisahkan zat kimia yang kerap disebut air keras itu menyiramnya pada unjuk rasa malam hari, Jumat 30 Maret 2012. Saat itu, katanya, sedang berlangsung negosiasi antara aparat dengan pihak demonstran yang menuntut bertahan di Gedung DPR RI sampai rapat paripurna selesai digelar. "Saat itu suasana gelap, kacau. Terakhir saya lihat, jam menunjukkan pukul 19.30 WIB," katanya.
Sujono mengaku kesal. Menurutnya, demo dengan menggunakan cairan air keras kali ini sudah brutal, sadis dan biadab. Namun meski menjadi korban, Jono mengaku bersyukur percikan air keras tak mampir di matanya.
"Jika mata yang terkena, dampaknya pasti lebih parah," katanya.
Sujono sempat berkonsultasi dengan ahli forensik kepolisian soal lukanya itu. Hasilnya, air keras itu akan meninggalkan bekas luka di lehernya. "Beruntung diperkirakan cairan kimianya hanya sedikit," pungkasnya. (wbs)
()