Kobarkan semangat solidaritas
A
A
A
Sindonews.com - Organisasi kemasyarakatan Laskar Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) kemarin menggelar apel akbar untuk mengobarkan kembali semangat kebersamaan dan solidaritas elemen bangsa yang selama ini tercerai-berai.
”Kehidupan kemasyarakatan, keislaman, kebangsaan, dan kenegaraan di negeri ini tengah menghadapi berbagai macam cobaan, guncangan, dan ancaman, baik dari (kalangan) internal maupun eksternal. Akibatnya krisis dan persoalan semakin parah dan menyentuh seluruh sektor kehidupan. Keprihatinan inilah yang antara lain mendorong lahirnya Laskar Aswaja,” ujar Ketua Dewan Pembina Laskar Aswaja Marwan Ja’far di depan sekitar 2.500 peserta apel akbar Laskar Aswwaja di Monumen Tugu Proklamasi, Jakarta, kemarin.
Marwan menjelaskan, Laskar Aswaja ingin ambil bagian untuk memperbaiki kondisi bangsa yang tercerai berai dan penuh dengan masalah. Karena itulah Laskar Aswaja dibentuk dengan tekad mengawal Indonesia yang utuh.
Marwan menjabarkan bahwa Laskar Aswaja akan berkonsentrasi melawan tiga isu penting. Pertama, isu disintegrasi bangsa dan terorisme yang mencoba merongrong keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan eksistensi Islam ala Ahlussunnah wal Jamaah.
Kedua, isu SARA (suku, agama, ras, dan antargolongan) yang sangat sensitif dalam kehidupan masyarakat, bangsa,dan negara. Dan ketiga, isu kekerasan sosial yang belakangan masih saja terjadi di berbagai tempat.
”Jika tiga isu ini dibiarkan tumbuh dan berkembang di tengah masyarakat, masa depan Islam Ahlussunnah wal Jamaah sebagai paradigma hidup yang mayoritas umat Islam Indonesia akan hilang dari peta sejarah,”ungkap Marwan.
Ketua Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di DPR itu menegaskan, nilai dan prinsip Ahlussunnah wal Jamaah yang meliputi aspek tawasuth (moderat), tasamuh (toleran), taadul( keadilan), dan tawazun (keseimbangan) harus tetap dijunjung tinggi dan diutamakan untuk menyelesaikan berbagai persoalan.
Sementara itu, Muhaimin Iskandar selaku tokoh muda NU mengatakan, Islam ala Ahlussunah wal Jamaah adalah Islam inklusif dan Islam berwajah khas Indonesia. Karena itu, Islam Aswaja ini akan tetap menjadi pilihan terbaik bagi keharmonisan dan stabilisasi kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara.
”Kita harus jaga warisan leluhur Wali Sanga, ulamaulama (salafus shalih), pendiri NU,dan tentunya pendiri bangsa negara Indonesia,” ungkap Ketua Umum DPP PKB ini.(lin)
”Kehidupan kemasyarakatan, keislaman, kebangsaan, dan kenegaraan di negeri ini tengah menghadapi berbagai macam cobaan, guncangan, dan ancaman, baik dari (kalangan) internal maupun eksternal. Akibatnya krisis dan persoalan semakin parah dan menyentuh seluruh sektor kehidupan. Keprihatinan inilah yang antara lain mendorong lahirnya Laskar Aswaja,” ujar Ketua Dewan Pembina Laskar Aswaja Marwan Ja’far di depan sekitar 2.500 peserta apel akbar Laskar Aswwaja di Monumen Tugu Proklamasi, Jakarta, kemarin.
Marwan menjelaskan, Laskar Aswaja ingin ambil bagian untuk memperbaiki kondisi bangsa yang tercerai berai dan penuh dengan masalah. Karena itulah Laskar Aswaja dibentuk dengan tekad mengawal Indonesia yang utuh.
Marwan menjabarkan bahwa Laskar Aswaja akan berkonsentrasi melawan tiga isu penting. Pertama, isu disintegrasi bangsa dan terorisme yang mencoba merongrong keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan eksistensi Islam ala Ahlussunnah wal Jamaah.
Kedua, isu SARA (suku, agama, ras, dan antargolongan) yang sangat sensitif dalam kehidupan masyarakat, bangsa,dan negara. Dan ketiga, isu kekerasan sosial yang belakangan masih saja terjadi di berbagai tempat.
”Jika tiga isu ini dibiarkan tumbuh dan berkembang di tengah masyarakat, masa depan Islam Ahlussunnah wal Jamaah sebagai paradigma hidup yang mayoritas umat Islam Indonesia akan hilang dari peta sejarah,”ungkap Marwan.
Ketua Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di DPR itu menegaskan, nilai dan prinsip Ahlussunnah wal Jamaah yang meliputi aspek tawasuth (moderat), tasamuh (toleran), taadul( keadilan), dan tawazun (keseimbangan) harus tetap dijunjung tinggi dan diutamakan untuk menyelesaikan berbagai persoalan.
Sementara itu, Muhaimin Iskandar selaku tokoh muda NU mengatakan, Islam ala Ahlussunah wal Jamaah adalah Islam inklusif dan Islam berwajah khas Indonesia. Karena itu, Islam Aswaja ini akan tetap menjadi pilihan terbaik bagi keharmonisan dan stabilisasi kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara.
”Kita harus jaga warisan leluhur Wali Sanga, ulamaulama (salafus shalih), pendiri NU,dan tentunya pendiri bangsa negara Indonesia,” ungkap Ketua Umum DPP PKB ini.(lin)
()