PDIP ingin duet Fauzi-Adang
A
A
A
Sindonews.com - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menginginkan pasangan Fauzi Bowo-Adang Ruchiatna pada Pilkada DKI Jakarta 2012. Untuk memuluskan skenario tersebut, PDIP rela berkoalisi dengan Partai Demokrat.
Ketua Dewan Pertimbangan Pusat PDIP Taufiq Kiemas mengatakan, peluang untuk mengusung incumbent Fauzi Bowo sangat besar.
Sebagai pendamping, partai berlambang banteng moncong putih itu akan mengusung kader internal, yakni Adang Ruchiatna yang saat ini tercatat sebagai anggota Komisi VIII DPR. "Mestinya sih sama Foke (Fauzi Bowo), kalau cerdas. Mungkin Adang Ruchiatna. Mudah- mudahan saja lancar," kata Taufiq di Gedung MPR/DPR, Jakarta, kemarin.
Bukan tanpa alasan Taufiq berani menyebut Adang sebagai pendamping Fauzi Bowo. Menurut dia, Adang sudah lama tinggal di Jakarta dan punya pengalaman dan pengetahuan yang luas soal Ibu Kota. Apalagi, Adang saat ini juga merupakan anggota DPR dari daerah pemilihan (Dapil) DKI Jakarta I. "Kan Pak Adang lama di Jakarta, pernah jadi pangdam dan segala macam. Orangnya baik menurut saya, ya cocok lah," ujarnya.
Namun begitu, Taufiq tetap menyerahkan keputusan resminya ke partai. Taufiq hanya bisa memastikan bahwa pertimbangan partai tentu sangat mendalam ketika nantinya telah menetapkan secara resmi siapa calon yang akan diusung.
Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Ahmad Mubarok sependapat dengan pernyataan Taufiq. Menurut dia, idealnya memang terjadi koalisi antara Demokrat-PDIP untuk Pilkada DKI Jakarta. "Arahnya Foke dan Adang. Bahkan, ini mungkin tinggal ketok palu saja," klaimnya.
Mubarok menjelaskan, sebenarnya Fauzi Bowo banyak yang meminangnya. Bahkan, banyak partai yang sudah menyodorkan kadernya sebagai cawagub mendampingi Fauzi Bowo. "Tapi pilihannya di PDIP. Ini pilihan yang bagus untuk Jakarta," ungkapnya.
Sementara itu, Sekjen DPP PDIP Tjahjo Kumolo meminta Wali Kota Surakarta Joko Widodo (Jokowi) menerima apa pun keputusan partai, termasuk jika mengharuskan dirinya menjadi cawagub DKI Jakarta. "Sebagai kader yang baik, dia harus siap di mana pun, seandainya begitu," kata Tjahjo Kumolo.
PDIP memang memiliki banyak pertimbangan dalam menentukan calon. Ini karena partai berlambang banteng ini hanya memiliki 11 kursi di DPRD DKI Jakarta. Sementara syarat pengajuan pasangan calon minimal 15 kursi.
Dia mengungkapkan, dalam rapat tersebut diputuskan dua opsi. Pertama PDIP mengusung kader sendiri sebagai gubernur, yaitu Jokowi, sementara untuk wakil dapat dibicarakan dengan partai pendukung. Opsi kedua adalah mengusung kembali incumbent Fauzi Bowo dan wakilnya berasal dari kader PDIP. (san)
Ketua Dewan Pertimbangan Pusat PDIP Taufiq Kiemas mengatakan, peluang untuk mengusung incumbent Fauzi Bowo sangat besar.
Sebagai pendamping, partai berlambang banteng moncong putih itu akan mengusung kader internal, yakni Adang Ruchiatna yang saat ini tercatat sebagai anggota Komisi VIII DPR. "Mestinya sih sama Foke (Fauzi Bowo), kalau cerdas. Mungkin Adang Ruchiatna. Mudah- mudahan saja lancar," kata Taufiq di Gedung MPR/DPR, Jakarta, kemarin.
Bukan tanpa alasan Taufiq berani menyebut Adang sebagai pendamping Fauzi Bowo. Menurut dia, Adang sudah lama tinggal di Jakarta dan punya pengalaman dan pengetahuan yang luas soal Ibu Kota. Apalagi, Adang saat ini juga merupakan anggota DPR dari daerah pemilihan (Dapil) DKI Jakarta I. "Kan Pak Adang lama di Jakarta, pernah jadi pangdam dan segala macam. Orangnya baik menurut saya, ya cocok lah," ujarnya.
Namun begitu, Taufiq tetap menyerahkan keputusan resminya ke partai. Taufiq hanya bisa memastikan bahwa pertimbangan partai tentu sangat mendalam ketika nantinya telah menetapkan secara resmi siapa calon yang akan diusung.
Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Ahmad Mubarok sependapat dengan pernyataan Taufiq. Menurut dia, idealnya memang terjadi koalisi antara Demokrat-PDIP untuk Pilkada DKI Jakarta. "Arahnya Foke dan Adang. Bahkan, ini mungkin tinggal ketok palu saja," klaimnya.
Mubarok menjelaskan, sebenarnya Fauzi Bowo banyak yang meminangnya. Bahkan, banyak partai yang sudah menyodorkan kadernya sebagai cawagub mendampingi Fauzi Bowo. "Tapi pilihannya di PDIP. Ini pilihan yang bagus untuk Jakarta," ungkapnya.
Sementara itu, Sekjen DPP PDIP Tjahjo Kumolo meminta Wali Kota Surakarta Joko Widodo (Jokowi) menerima apa pun keputusan partai, termasuk jika mengharuskan dirinya menjadi cawagub DKI Jakarta. "Sebagai kader yang baik, dia harus siap di mana pun, seandainya begitu," kata Tjahjo Kumolo.
PDIP memang memiliki banyak pertimbangan dalam menentukan calon. Ini karena partai berlambang banteng ini hanya memiliki 11 kursi di DPRD DKI Jakarta. Sementara syarat pengajuan pasangan calon minimal 15 kursi.
Dia mengungkapkan, dalam rapat tersebut diputuskan dua opsi. Pertama PDIP mengusung kader sendiri sebagai gubernur, yaitu Jokowi, sementara untuk wakil dapat dibicarakan dengan partai pendukung. Opsi kedua adalah mengusung kembali incumbent Fauzi Bowo dan wakilnya berasal dari kader PDIP. (san)
()