Ground breaking MRT, awal bulan Mei
A
A
A
Sindonews.com - Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo mengatakan, proses pembangunan Massa Rapid Transit atau dikenal dengan MRT di DKI Jakarta akan segera dilaksanakan. Sejauh ini, masih tahapan schedule.
"Iya memang mungkin ground breaking awal bulan Mei. Ground breaking tadi saya cek masih soal schedule," ujar kepada wartawan usai menghadiri rapat pimpinan di Gedung Balai Kota DKI Jakarta, Senin (12/3/2012).
Dikatakannya, hal ini tetap tidak ada perubahan yang signifikan. "Ada perubahan yang dari desain awal, saya minta diperuntukan itu mengurangi satu stasiun di dekat antara Al Azhar-Gedung ASEAN," tuturnya. Soalnya, lokasi rencana stasiun tersebut dianggap terlalu dekat dengan lokasi stasiun Blok M.
Kendati demikian, pria yang akrab disapa Foke itu menyarankan untuk jadikan satu dengan Blok-M, sehingga keretanya masuknya bisa lebih landai ke bawah tanah, sekitar Al-Azhar tadi.
Sekedar diketahui, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan membangun jalur MRT Utara-Selatan sebagai tahap pertama program MRT, yakni rute Lebak Bulus- Bundaran HI.
Dana yang dibutuhkan untuk jalur rute tersebut mencapai 144,322 miliar yen atau sekitar Rp15 triliun. Dana tersebut terbagi menjadi dana porsi pinjaman sebesar 120,017 miliar yen atau hanya sebesar 0,2 persen dan pembangunannya diambil dari APBN dan APBD sebesar 24,305 miliar yen.
Sedangkan, panjang lintasan MRT rute Lebak Bulus-Bundaran HI rencananya 15,5 kilometer. Rinciannya 10,5 kilometer di permukaan tanah, serta 5 kilometer di bawah tanah.
Dalam proyek ini, sebanyak enam stasiun bawah tanah pun akan dibangun di sepanjang rute tersebut, yaitu di Mesjid Al Azhar, Istora Senayan atau Ratu Plaza, Bendungan Hilir, Setiabudi, Dukuh Atas, Bundaran Hotel Indonesia. Juga, tujuh stasiun elevated yakni di Lebak Bulus, Fatmawati, Cipete Raya, H.Nawi, Blok A, Blok M, dan Sisingamangaraja.
Nantinya, MRT tersebut diharapkan mampu mengangkut 960.000 orang per hari dengan headway per 5 menit. Target waktu perjalanan dari Lebak Bulus-Bundaran HI mencapai 30 menit.
"Iya memang mungkin ground breaking awal bulan Mei. Ground breaking tadi saya cek masih soal schedule," ujar kepada wartawan usai menghadiri rapat pimpinan di Gedung Balai Kota DKI Jakarta, Senin (12/3/2012).
Dikatakannya, hal ini tetap tidak ada perubahan yang signifikan. "Ada perubahan yang dari desain awal, saya minta diperuntukan itu mengurangi satu stasiun di dekat antara Al Azhar-Gedung ASEAN," tuturnya. Soalnya, lokasi rencana stasiun tersebut dianggap terlalu dekat dengan lokasi stasiun Blok M.
Kendati demikian, pria yang akrab disapa Foke itu menyarankan untuk jadikan satu dengan Blok-M, sehingga keretanya masuknya bisa lebih landai ke bawah tanah, sekitar Al-Azhar tadi.
Sekedar diketahui, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan membangun jalur MRT Utara-Selatan sebagai tahap pertama program MRT, yakni rute Lebak Bulus- Bundaran HI.
Dana yang dibutuhkan untuk jalur rute tersebut mencapai 144,322 miliar yen atau sekitar Rp15 triliun. Dana tersebut terbagi menjadi dana porsi pinjaman sebesar 120,017 miliar yen atau hanya sebesar 0,2 persen dan pembangunannya diambil dari APBN dan APBD sebesar 24,305 miliar yen.
Sedangkan, panjang lintasan MRT rute Lebak Bulus-Bundaran HI rencananya 15,5 kilometer. Rinciannya 10,5 kilometer di permukaan tanah, serta 5 kilometer di bawah tanah.
Dalam proyek ini, sebanyak enam stasiun bawah tanah pun akan dibangun di sepanjang rute tersebut, yaitu di Mesjid Al Azhar, Istora Senayan atau Ratu Plaza, Bendungan Hilir, Setiabudi, Dukuh Atas, Bundaran Hotel Indonesia. Juga, tujuh stasiun elevated yakni di Lebak Bulus, Fatmawati, Cipete Raya, H.Nawi, Blok A, Blok M, dan Sisingamangaraja.
Nantinya, MRT tersebut diharapkan mampu mengangkut 960.000 orang per hari dengan headway per 5 menit. Target waktu perjalanan dari Lebak Bulus-Bundaran HI mencapai 30 menit.
()