IPW: Polisi angin-anginan berantas premanisme
A
A
A
Sindonews.com - Polri dalam memberantas premanisme masih setengah-setengah dan sering salah sasaran. Pemberantasan premanisme tidak konsisten, semangat untuk memberantas masih angin-anginan.
Ketua Indonesia Police Watch (IPW), Netta S Pane mengatakan, apabila pihak kepolisian terutama pihak Polda Metro Jaya konsisten dalam pemberantasan premanisme, bisa dimulai dari memberantas preman-preman yang ada di sekitar mereka.
"Itu preman-preman yang di sekitar Senayan, di parkir timur kenapa tidak diberantas? padahal secara lokasi kan hanya beberapa meter dari Polda Metro Jaya. di situ juga ada pos polisi, kenapa mereka (preman-preman) itu sampai sekarang masih saja beroperasi," ujarnya saat di hubungi Sindonews, Jumat (2/3/2012).
Netta juga menyesalkan lemahnya kontrol aparat terhadap kondisi kemanan dan ketertiban, sehingga memicu tindak pidana premanisme yang brutal.
"Lihat saja, bagaimana RSPAD yang notabene adalah rumah sakit juga tidak luput dari tindak pidana premanisme. Padahal, diwaktu perang saja rumah sakit merupakan tempat yang netral dan tidak boleh diserang," ujarnya prihatin.
Walaupun demikian, Netta menambahkan dalam pemberantasan tindak pidana premanisme peran serta dari masyarakat juga sangat penting dibutuhkan polisi.
"Selama ini masyarakat masih enggan dalam melaporkan tindak pidana premanisme, bisa jadi karena takut keselamatannya terancam," pungkasnya. (wbs)
Ketua Indonesia Police Watch (IPW), Netta S Pane mengatakan, apabila pihak kepolisian terutama pihak Polda Metro Jaya konsisten dalam pemberantasan premanisme, bisa dimulai dari memberantas preman-preman yang ada di sekitar mereka.
"Itu preman-preman yang di sekitar Senayan, di parkir timur kenapa tidak diberantas? padahal secara lokasi kan hanya beberapa meter dari Polda Metro Jaya. di situ juga ada pos polisi, kenapa mereka (preman-preman) itu sampai sekarang masih saja beroperasi," ujarnya saat di hubungi Sindonews, Jumat (2/3/2012).
Netta juga menyesalkan lemahnya kontrol aparat terhadap kondisi kemanan dan ketertiban, sehingga memicu tindak pidana premanisme yang brutal.
"Lihat saja, bagaimana RSPAD yang notabene adalah rumah sakit juga tidak luput dari tindak pidana premanisme. Padahal, diwaktu perang saja rumah sakit merupakan tempat yang netral dan tidak boleh diserang," ujarnya prihatin.
Walaupun demikian, Netta menambahkan dalam pemberantasan tindak pidana premanisme peran serta dari masyarakat juga sangat penting dibutuhkan polisi.
"Selama ini masyarakat masih enggan dalam melaporkan tindak pidana premanisme, bisa jadi karena takut keselamatannya terancam," pungkasnya. (wbs)
()