Ratusan Polisi Bersiaga di Kantor Penghubung Kalteng

Jum'at, 17 Februari 2012 - 10:45 WIB
Ratusan Polisi Bersiaga di Kantor Penghubung Kalteng
Ratusan Polisi Bersiaga di Kantor Penghubung Kalteng
A A A
Sindonews.com- Ratusan anggota polisi menjaga ketat Kantor Penghubung Pemerintah Kalimantan Tengah (Kalteng), di Jalan Kembang 1, Kelurahan Kwitang, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat untuk mengantisipasi aksi protes Front Pembela Islam (FPI) paska penolakan sekelompok orang yang mengaku Dewan Adat Dayak (DAD) terhadap sejumlah anggota FPI di Palangkaraya, Kalimantan Tengah 10 Febuari 2012.

Dari pantauan Sindonews di lapangan, ratusan aparat sudah disebar ditiap gang yang ada di sekitar daerah Kwitang, lebih tepatnya di belakang toko buku Gunung Agung. "Katanya mau ada demo dari FPI ke kantor Kalteng situ,"ujar Aminah (27), salah seorang warga sekitar kepada Sindonews, Jakarta Jumat (17/2/2012).

Menurut informasi yang dihimpun, aparat sudah berjaga-jaga sejak kemarin sore, ketika acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Majelis Ta'lim pimpinan Habib Ali Habsyi, Kelurahan Kwitang, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat.

Tak hanya itu, pihak FPI dikabarkan akan mendatangi kantor penghubung Kalteng seusai sholat Jumat nanti. Rencana kedatangan FPI ke kantor penghubung Kalteng, terkait peristiwa ditolaknya FPI di Kalteng.

Peristiwa ini berawal ketika pihak FPI pusat berencana melantik FPI cabang Palangkaraya dan Kuala Kapuas di Kalimantan Tengah yang akan dihadiri oleh para pimpinan FPI pusat, antara lain Ketua Bidang Dakwah Habib Muhsin bin Ahmad Alattas, Sekjen FPI Ahmad Sobri Lubis, Wasekjen KH Awit Masyhuri, dan Panglima LPI Maman Suryadi.

Tapi para pimpinan FPI pusat ini dihadang terlebih dulu oleh gerombolan yang dituding FPI sebagai preman dan dipimpin oleh Yansen Binti, Lukas Tingkes serta Sabran yang mengatasnamakan sebagai pimpinan Dewan Adat Dayak (DAD) dan Majelis Adat Dayak Nusantara (MADN).

Gerombolan preman tersebut sudah menghadang rombongan FPI di dalam landasan Bandara Tjilik Riwut, Palangkaraya, dengan membawa berbagai jenis senjata tajam. Dalam peristiwa ini, para pimpinan FPI yang diterbangkan memakai pesawat Sriwijaya Air akhirnya ditangguhkan pendaratannya ke bandara di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, karena situasi yang sudah tidak kondusif. (wbs)
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7595 seconds (0.1#10.140)
pixels