Kronologi FPI dikepung

Senin, 13 Februari 2012 - 15:20 WIB
Kronologi FPI dikepung
Kronologi FPI dikepung
A A A
Sindonews.com - Front Pembela Islam (FPI) mengaku punya data dan bukti lengkap terkait kekerasan oleh massa Majelis Adat Dayak Nusantara (Madin) yang diduga sebagai kelompok binaan Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) Agustinus Teras Narang.

Ketua Umum FPI Habib Rizieq memaparkan kronologi kejadian penyerangan itu. Menurut Habib, sebelum terjadi penolakan, pada Jumat 10 Februari telah terjadi rapat rencana itu di Rumah Betang atau aula tempat musyawarah adat kegubernuran dalam kompleks kegurbernuran Kalteng.

Kebetulan saat itu, Habib Rizieq digantikan Sekjennya yaitu Ahmad Sobri Lubis dan Wakil Sekjen FPI Pusat Awit Masyhuri. "Rencananya saya akan memimpin rombongan, namun karena sakit maka atas saran dan nasihat dokter pribadi saya agar istirahat total, sehingga saya batal ikut dalam rombongan,"ujar Habib Rizieq kepada wartawan di Bareskrim Mabes Polri, Senin (13/2/2012).

Sehari kemudian, ketika pesawat Sriwijaya yang membawa rombongan FPI dari Jakarta tiba di Bandara Tjilik Riwut, kemudian kru pesawat mengabarkan adanya rombongan massa di Bandara Palangkaraya. Mereka dilarang keluar dari pesawat setelah mendarat nanti.

"Tepat pukul 10.30 WIB, ketika pesawat mendarat, semua penumpang turun dari pesawat tapi rombongan pimpinan FPI pusat ini dilarang turun. Larangan turun itu disampaikan Kasatlantas Polres Palangkaraya dan Kepala Keamanan Bandara," tutur Habib.

Saat itu, situasi dan kondisi di luar pesawat dan lingkungan bandara semakin tak kondusif, sehingga pintu pesawat pun ditutup.

Kata Habib, lebih dari satu jam rombongan pimpinan FPI pusat tertahan dan terkepung berada didalam pesawat. "Mereka melihat dan mendengar langsung gerombolan preman anarkis di luar pesawat yang mengacung-acungkan senjata sambil berteriak mengancam perang dan pertumpahan darah," tukasnya.

Lantaran khawatir massa makin beringas akan merusak atau membakar pesawat, Kapten pilot pesawat dan krunya bersama Kasatlantas dan Kepala Keamanan Bandara memutuskan untuk menerbangkan pesawat ke Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Pukul 10.45 WITA, pesawat tiba dibandara Banjarmasin Kalsel. Rombongan pimpinan FPI pusat dibawa oleh keamanan bandara ke kekantor Sriwijaya untuk dimintai keterangan. Selanjutnya di luar Bandara Banjarmasin, rombongan pimpinan FPI pusat dijemput dan disambut oleh panitia Maulid Nabi Muhammad SAW dari Kabupaten Kuala Kapuas, Kalteng. Lalu menuju Kuala Kapuas melalui jalan darat.

Namun pukul 15.00 WITA, gerombolan preman anarkis Palangkaraya bergerak menuju rumah kediaman Habib Muhri bin Muhammad Ba Hasyim, mereka langsung melakukan perusakan.

"Mereka merusak sejumlah rumah dan toko milik panitia peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, sekaligus membakar tenda dan panggung yang telah disiapkan panitia,"ujarnya.

Pada pukul 17.30 WITA, rombongan pimpinan FPI pusat tiba di Kuala Kapuas dan istirahat di Guset House Bupati Kuala Kapuas. Malamnya, rombongan diundang ke rumah kediaman Bupati Kuala Kapuas yang berdekatan Guest House tersebut.

Saat berjalan, ternyata dihalaman rumah kediaman Bupati itu hingga jalan raya sudah dipenuhi ratusan gerombolan preman anarkis yang datang menggunakan truk dari Palangkaraya. Gerombolan itu berteriak-teriak mengacungkan senjata sambil menantang perang.

Bupati Kuala Kapuas dan jajaran muspida menjembatani dialog antara rombongan pimpinan FPI pusat dengan para pimpinan massa. Sekira pukul 21.00, rombongan pimpinan FPI pusat berinisiatif untuk meninggalkan lokasi.

Rombongan pun berangkat ke kota Banjar baru Banjarmasin, Kalsel melalui jalan darat dengan pengawalan polisi dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan akhirnya mendapatkan tiket untuk kembali ke Jakarta. (lin)
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7355 seconds (0.1#10.140)