Jokowi: Mengelola kota ternyata sulit
A
A
A
Sindonews.com - Seiring naiknya popolaritas Joko Widodo (Jokowi) sebagai bakal calon gubernur DKI Jakarta, semakin menarik rasa ingin tahu publik tentang sosok pecinta musik rok ini. Lantas bagaimana prestasi Jokowi dalam memimpin sebuah kota.
Berawal dari keprihatinannya terhadap sebuah kota kelahirannya yang dirasa semakin mundur, Jokowi yang semula adalah seorang pengusaha meubel bertaraf internasional ini lantas menerima pinangan sebuah partai politik untuk kemudian memimpin Kota Solo hingga saat ini.
"Saya hanya merasa tertantang. Saya melihat, mengelola kota sulit sih? Apakah mengelola sebuah pemerintahan itu sulit? Kok kota ini enggak semakin baik, tapi semakin enggak baik. Ternyata memang sulit," jawabnya dengan nada canda khas Jokowi kepada Sindonews, pekan lalu.
Dalam membangun Solo, Jokowi benar-benar berkonsentrasi dan sekaligus jeli dengan potensi kota yang tengah naik daun dengan Solo Techno Park dan produksi mobil Kiat Esemka-nya.
Seperti diketahui, di bawah kepemimpinan Jokowi, Kota Solo beranjak bangkit menjadi kota yang lebih modern. Hal tersebut setidaknya terlihat dari lahirnya moda transportasi trem, pembangunan Solo Techno Park sebagai ikon Solo sebagi kota industri. Paling anyar adalah program mobil Esemka yang saat ini tengah hangat menjadi buah bibir di publik.
Namun demikian, Jokowi memandang dirinya belum berhasil membangun Solo dan berniat terus mengembangkan kota yang sedang di pimpinnya tersebut. "Kalau kita sudah memposisikan diri berhasil, ya sudah tutup buku. Enggak ada kata-kata berhasil, kata-kata sukses, enggak mau saya. Karena kita masih memproses terus," pungkasnya.
Prestasinya di atas agaknya adalah modal utama Jokowi dalam merengkuh perhatian publik termasuk warga Jakarta. Hal tersebut cukup menjelaskan popularitas Jokowi yang cukup tinggi di tengah warga Ibu Kota meskipun dirinya berasal dari luar DKI.
Namun demikian, dia mengakui tidak akan mencalonkan diri sebagai bakal calon DKI Jakarta. "Saya sendiri bingung kenapa hasil survei saya tinggi," candanya. (san)
Berawal dari keprihatinannya terhadap sebuah kota kelahirannya yang dirasa semakin mundur, Jokowi yang semula adalah seorang pengusaha meubel bertaraf internasional ini lantas menerima pinangan sebuah partai politik untuk kemudian memimpin Kota Solo hingga saat ini.
"Saya hanya merasa tertantang. Saya melihat, mengelola kota sulit sih? Apakah mengelola sebuah pemerintahan itu sulit? Kok kota ini enggak semakin baik, tapi semakin enggak baik. Ternyata memang sulit," jawabnya dengan nada canda khas Jokowi kepada Sindonews, pekan lalu.
Dalam membangun Solo, Jokowi benar-benar berkonsentrasi dan sekaligus jeli dengan potensi kota yang tengah naik daun dengan Solo Techno Park dan produksi mobil Kiat Esemka-nya.
Seperti diketahui, di bawah kepemimpinan Jokowi, Kota Solo beranjak bangkit menjadi kota yang lebih modern. Hal tersebut setidaknya terlihat dari lahirnya moda transportasi trem, pembangunan Solo Techno Park sebagai ikon Solo sebagi kota industri. Paling anyar adalah program mobil Esemka yang saat ini tengah hangat menjadi buah bibir di publik.
Namun demikian, Jokowi memandang dirinya belum berhasil membangun Solo dan berniat terus mengembangkan kota yang sedang di pimpinnya tersebut. "Kalau kita sudah memposisikan diri berhasil, ya sudah tutup buku. Enggak ada kata-kata berhasil, kata-kata sukses, enggak mau saya. Karena kita masih memproses terus," pungkasnya.
Prestasinya di atas agaknya adalah modal utama Jokowi dalam merengkuh perhatian publik termasuk warga Jakarta. Hal tersebut cukup menjelaskan popularitas Jokowi yang cukup tinggi di tengah warga Ibu Kota meskipun dirinya berasal dari luar DKI.
Namun demikian, dia mengakui tidak akan mencalonkan diri sebagai bakal calon DKI Jakarta. "Saya sendiri bingung kenapa hasil survei saya tinggi," candanya. (san)
()