Menanti angkutan umum yang nyaman dan tidak ugal-ugalan

Kamis, 19 Januari 2012 - 08:01 WIB
Menanti angkutan umum...
Menanti angkutan umum yang nyaman dan tidak ugal-ugalan
A A A
Sindonews.com-Di tengah kemacetan yang mendera Ibu Kota,bus itu melaju dengan cepat.Asap hitam dari knalpot pun menyembur. Meski harus berdesakan dengan kendaraan lain,baik mobil maupun sepeda motor,bus tetap saja nekat melaju kencang.

Tak jarang posisi mereka menyilang dan menutup laju kendaraan lain sehingga menambah kemacetan. Bus-bus kota dikemudikan begitu biasanya dengan alasan mencari penumpang atau agar cepat sampai tujuan.

Bahkan jika ada bus lain di dekatnya, mereka seakan berlomba adu balap.Kondisi ini tentu saja membahayakan penumpang dan pengguna jalan yang lain. Ketidaknyamanan masyarakat Jakarta saat ini memang bukan hanya dikarenakan jalan rusak dan macet.

Angkutan umum yang tidak manusiawi juga menjadi kendala.Tak jarang ditemukan angkutan umum tidak layak dan membahayakan penumpang. Erni,23, karyawan swasta yang setiap harinya harus menggunakan angkutan umum,mengeluhkan ketidaknyamanan yang dialaminya.

Erni yang bekerja di kawasan Grogol ini mengaku setiap hari dia harus berdesakan dan tidak merasakan kenyamanan. ”Busnya itu sudah keropos dan kadang-kadang asap knalpotnya masuk ke dalam,” kata Erni, Jakarta, Rabu, 18 Januari 2012.

Dia mengaku tiap hari harus merasakan ketidaknyamanan karena tidak ada angkutan lain. Meski naik bus yang lebih baik seperti bus dengan kategori patas (tempat terbatas) dan ber-AC,dia juga tidak menemukan kenyamanan. Label AC yang terpampang di kaca bus hanya tulisan. Pada saat di dalam bus nyatanya penumpang tidak merasakan dingin.

Menurutnya, tidak ada angkutan umum di Jakarta ini yang bisa memberikan kenyamanan. ”Bus Transjakarta saja sekarang sumpek,penuh,dan menunggunya lama.Sama saja seperti naik bus umum biasa,” tuturnya.

Dari data yang dimiliki Polda Metro Jaya,jumlah perjalanan harian semakin meningkat setiap tahun.

Seperti pada 2002 tercatat rata-rata 620.702 jumlah perjalanan dan pada 2010 naik menjadi 791.295 perjalanan. Diperkirakan 2020 mendatang naik menjadi 1.148.528 jumlah perjalanan.Untuk itu, jumlah angkutan umum yang beroperasi di Ibu Kota berjumlah 76.022 kendaraan.

Data dari Dinas Perhubungan DKI Jakarta dan Organda DKI menunjukkan, sedikitnya 22.776 angkutan umum jenis bus besar,sedang, dan bus kecil telah berusia tua. Bahkan 16.460 bus di antaranya telah tidak laik operasi.

Wakil Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya AKBP Wahyono mengatakan, dari data ini berarti diperlukan peremajaan secepatnya agar masyarakat mau beralih ke angkutan umum ketimbang menggunakan kendaraan pribadi. Dia juga meminta pengusaha angkutan umum untuk terus melakukan peremajaan,bukan hanya melakukan penambahan armada.

”Maka apa yang akan dilakukan oleh Dishub DKI untuk melakukan razia besarbesaran terhadap angkutan umum akan kami dukung sepenuhnya,”tuturnya.

Bahkan Wahyono mengaku Ditlantas Polda Metro Jaya juga ikut turun dalam razia tersebut.Ditlantas dan Dinas Perhubungan sedang melakukan inventarisasi trayek.”Kami lagi mengumpulkan data,trayek mana saja yang bus-busnya sangat parah,” tuturnya.

Kepala Dinas Perhubungan DKI Udar Pristono menyatakan, salah satu pembenahan angkutan umum adalah dengan pembatasan usia kendaraan. Nantinya peraturan ini akan dituangkan dalam sebuah peraturan gubernur.

Rencananya usia bus besar maksimal 10 tahun,bus sedang (Metromini dan Kopaja) 8 tahun, dan Mikrolet serta taksi 7 tahun. ”Saat ini kami sedang menunggu masukan dari pihak-pihak terkait seperti Organda dan para operator,” katanya.
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6531 seconds (0.1#10.140)