Peredaran senpi di Depok marak
A
A
A
sindonews.com - Kasus pencurian dengan menggunakan senjata api (senpi) yang sering terjadi belakangan ini di Kota Depok, dilatarbelakangi banyak hal. Salah satunya senpi yang beredar luas di masyarakat yang lepas dari pengawasan. Apalagi, banyak senjata rakitan yang beredar.
Kriminolog Universitas Indonesia (UI) Adrianus Meliala mengatakan, kasus pencurian dan perampokan disebabkan banyak faktor. Seperti, minimnya lapangan pekerjaan, tingkat ekonomi yang rendah, dan daya beli masyarakat yang meningkat.
“Ini yang sering terjadi di kota besar. Dan perhatian pemerintah untuk meminimalisirnya sangat sedikit,” ujarnya kepada wartawan, di Kampus UI, Jalan Margonda, Depok, Selasa (10/1/12).
Menurutnya, penggunaan senpi dalam aksi kejahatan sangat ampuh. Sebab, para korban akan cepat takut jika diancam senpi. Yang lebih mengkhawatirkan, peredaraan senpi di tanah air semakin besar dan tidak bisa ditekan.
“Peredaran senjata api di tengah masyarakat sangat terbuka. Penjualannya pun terkadang terang-terangan,” kata Adrianus.
Dia menengarai penjualan senpi terkadang dilakukan oknum-oknum aparat tidak bertanggung jawab. Diikuti dengan para perakit senpi, yang menambah sederetan kasus perampokan, dan pengawasan senjata seludupan dari berbagai negara ke Indonesia, yang tidak terungkap dan menjadi pemicu perampokan dengan senjata api.
“Pemerintah hanya memerhatikan pertumbuhan, tanpa memerhatikan pemerataan. Dan penjualan dari oknum yang tidak bertanggung jawab, dalam penjualan senpi menambah deretan perampokan. Ini harus cepat ditanggulangi,” paparnya.
Dia juga menambahkan, maraknya air soft gun, yang hampir mirip dengan senpi dijual dengan harga yang terjangkau. Kemudian, senjata mainan itu digunakan pelaku sebagai salah satu benda untuk menakuti korban.
“Mainan ini juga bisa digunakan untuk aksi kejahatan. Dan ini seharusnya ditindaklanjuti,” ucapnya. (wbs)
Kriminolog Universitas Indonesia (UI) Adrianus Meliala mengatakan, kasus pencurian dan perampokan disebabkan banyak faktor. Seperti, minimnya lapangan pekerjaan, tingkat ekonomi yang rendah, dan daya beli masyarakat yang meningkat.
“Ini yang sering terjadi di kota besar. Dan perhatian pemerintah untuk meminimalisirnya sangat sedikit,” ujarnya kepada wartawan, di Kampus UI, Jalan Margonda, Depok, Selasa (10/1/12).
Menurutnya, penggunaan senpi dalam aksi kejahatan sangat ampuh. Sebab, para korban akan cepat takut jika diancam senpi. Yang lebih mengkhawatirkan, peredaraan senpi di tanah air semakin besar dan tidak bisa ditekan.
“Peredaran senjata api di tengah masyarakat sangat terbuka. Penjualannya pun terkadang terang-terangan,” kata Adrianus.
Dia menengarai penjualan senpi terkadang dilakukan oknum-oknum aparat tidak bertanggung jawab. Diikuti dengan para perakit senpi, yang menambah sederetan kasus perampokan, dan pengawasan senjata seludupan dari berbagai negara ke Indonesia, yang tidak terungkap dan menjadi pemicu perampokan dengan senjata api.
“Pemerintah hanya memerhatikan pertumbuhan, tanpa memerhatikan pemerataan. Dan penjualan dari oknum yang tidak bertanggung jawab, dalam penjualan senpi menambah deretan perampokan. Ini harus cepat ditanggulangi,” paparnya.
Dia juga menambahkan, maraknya air soft gun, yang hampir mirip dengan senpi dijual dengan harga yang terjangkau. Kemudian, senjata mainan itu digunakan pelaku sebagai salah satu benda untuk menakuti korban.
“Mainan ini juga bisa digunakan untuk aksi kejahatan. Dan ini seharusnya ditindaklanjuti,” ucapnya. (wbs)
()