Polri: Situs porno picu kejahatan angkot

Senin, 02 Januari 2012 - 14:47 WIB
Polri: Situs porno picu kejahatan angkot
Polri: Situs porno picu kejahatan angkot
A A A
Sindonews.com - Kasus pemerkosaan di angkot akhir-akhir ini marak terjadi di Jakarta. Salah satu faktor aksi itu menjadi trend karena menjamurnya situs porno. Kadiv Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Baharudin Djafar mengungkapkan, hampir semua pelaku pemerkosa mengaku terpengaruh situs porno.

Seperti pengakuan Yogi (30), pelaku perkosaan di angkot 02 rute Pondok Labu yang belum lama ini terjadi. Menurut Djafar, dalam penyidikan, tersangka itu mengaku menonton situs porno sejak umur 10 tahun. Hal sama juga diakui oleh pelaku perkosaan lainnya. Maka itu, lanjut Djafar dalam menangani kasus perkosaan, pihaknya melibatkan psikolog.

"Kami melibatkan psikolog untuk melihat kondisi kejiwaan para pelaku pemerkosaan," kata Djafar kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Senin (2/1/2012).

Menurut dia, internet seharusnya menjadi media menyerap ilmu sebanyak mungkin. Tapi, kalau yang diserap situs porno, sama saja internet menghancurkan generasi muda.
Apalagi mengakses situs porno sekarang sangat mudah dan murah. Kata Djafar, "Cukup membayar dua ribu, tiap orang bisa menikmati suguhan film dan gambar porno."

Termasuk mendampingi anak dalam mengakses internet. "Orangtua hendaknya terus mengawasi anak-anaknya dalam mengakses internet. Jangan sampai mereka melihat situs-situs porno yang seharusnya bukan untuk konsumsi anak-anak,"terangnya.

Pada kesempatan sama, Djafar juga menyampaikan prediksinya soal tingkat kejahatan pada 2012. Menurutnya, kejahatan pencurian dengan pemberatan dan pencurian kendaraan bermotor (curanmor) akan tetap marak. Indikatornya, dari jumlah kasus yang terjadi dari tahun 2010 dan 2011.

"Pada data 2011, crime index memang mengalami penurunan, namun dua kasus ini mungkin akan tetap marak di tahun 2012," jelasnya. Adapun modus operandi akan tetap sama, dengan cara mecongkel atau merusak mesin kendaraan.

Untuk pencurian dengan pemberatan biasanya pelaku lebih dari satu orang dan dilakukan malam hari dengan cara memanjat, merusak, serta memasuki pekarangan rumah.

Langkah yang ditempuh polisi lajut Djafar, adalah tindakan represif di lapangan. Petugas berpakaian preman akan diperbanyak. "Mereka akan diperlengkapi dengan senjata agar dapat melumpuhkan pelaku," terangnya.

Kepada masyarakat diimbau berhati-hati meletakan kendaraannya. Ini untuk mengurangi kasus pencurian kendaraan bermotor dan pencurian dengan pemberatan. Pasalnya, hampir semua daerah di Jakarta rawan akan dua kejahatan itu, terpenting masyarakat tidak teledor dan menambahkan kunci ganda.

"Solusi mengaktifkan keamanan di lingkungan umum dan kantor dan tempat kerja serta lingkungan perumahan. Kami juga akan menghadirkan petugas yang diduga rawan. Lebih baik mencegah daripada mengobati," katanya. (lin)
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4141 seconds (0.1#10.140)