Walaupun Pendapatan Tekor, Pengemudi Ojol Tetap Dukung Kebijakan WFH
A
A
A
JAKARTA - Imbauan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terkait bekerja dari rumah (work from home) berdampak pada penghasilan pengemudi ojek online (ojol) di Ibu Kota. Penurunan penghasilan pengemudi ojek online mencapai 70 persen dari biasanya.
Kamal (30), salah satu pengemudi ojek online mengatakan, imbauan bagi para pekerja kantoran di Jakarta untuk bekerja dari rumah membuat pengahasilannya sehari-hari mengalami penurunan.
"Saya biasanya sebelum ada imbauan ini bisa bawa pulang uang Rp200.000 per hari, tapi sekarang Rp100.000 saja enggak sampai," kata Kamal saat ditemui di Jalan Pramuka, Jakarta Timur, Senin (23/3/2020).
Hal serupa dirasakan pengemudi ojek online lainnya, Widi (27). Dia menuturkan, dalam sehari 15 orderan bisa didapatkan di hari biasa. Sejak munculnya wabah virus Corona dan ada imbauan untuk bekerja dari rumah, orderan yang datang sangat sedikit.
"Sebelum ada Corona saya bisa dapetin 15 orderan baik itu penumpang maupun yang pesan makanan," ungkap Widi.
Kendati demikian, Kamal dan Widi mendukung penuh kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk membatasi aktivitas masyarakat di luar rumah. Penerapan social distancing atau menjaga jarak antarmasyarakat dinilai sebagai opsi dalam meminimalisir penyebara wabah virus Corona di DKI Jakarta.
"Langkah ini cukup bagus untuk mencegah wabah virus Corona, biar masyarakat juga aman, selamat dan terhindar dari penyakit ini," ucapnya.
Pantauan SINDOnews di Jalan Jenderal Basuki Rachmat, Jalan Pramuka, dan Jalan Pemuda, Jakarta Timur, nampak arus lalu lintas di dua ruas jalan tersebut lengang alias sepi dari kendaraan bermotor. Hal ini terjadi karena sebagain aktivitas masyarakat untuk sementara waktu dibatasi dan sebagian karyawan perkantoran diminta untuk bekerja dari rumah.
Kamal (30), salah satu pengemudi ojek online mengatakan, imbauan bagi para pekerja kantoran di Jakarta untuk bekerja dari rumah membuat pengahasilannya sehari-hari mengalami penurunan.
"Saya biasanya sebelum ada imbauan ini bisa bawa pulang uang Rp200.000 per hari, tapi sekarang Rp100.000 saja enggak sampai," kata Kamal saat ditemui di Jalan Pramuka, Jakarta Timur, Senin (23/3/2020).
Hal serupa dirasakan pengemudi ojek online lainnya, Widi (27). Dia menuturkan, dalam sehari 15 orderan bisa didapatkan di hari biasa. Sejak munculnya wabah virus Corona dan ada imbauan untuk bekerja dari rumah, orderan yang datang sangat sedikit.
"Sebelum ada Corona saya bisa dapetin 15 orderan baik itu penumpang maupun yang pesan makanan," ungkap Widi.
Kendati demikian, Kamal dan Widi mendukung penuh kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk membatasi aktivitas masyarakat di luar rumah. Penerapan social distancing atau menjaga jarak antarmasyarakat dinilai sebagai opsi dalam meminimalisir penyebara wabah virus Corona di DKI Jakarta.
"Langkah ini cukup bagus untuk mencegah wabah virus Corona, biar masyarakat juga aman, selamat dan terhindar dari penyakit ini," ucapnya.
Pantauan SINDOnews di Jalan Jenderal Basuki Rachmat, Jalan Pramuka, dan Jalan Pemuda, Jakarta Timur, nampak arus lalu lintas di dua ruas jalan tersebut lengang alias sepi dari kendaraan bermotor. Hal ini terjadi karena sebagain aktivitas masyarakat untuk sementara waktu dibatasi dan sebagian karyawan perkantoran diminta untuk bekerja dari rumah.
(thm)