1.000 Unit Rapid Test Kit Belum Tiba, Tes Massal Corona di Bogor Belum Jelas

Senin, 23 Maret 2020 - 16:05 WIB
1.000 Unit Rapid Test Kit Belum Tiba, Tes Massal Corona di Bogor Belum Jelas
1.000 Unit Rapid Test Kit Belum Tiba, Tes Massal Corona di Bogor Belum Jelas
A A A
BOGOR - Rencana tes massal menggunakan alat rapid test yang diimpor dari negara China di Kota Bogor tampaknya masih belum jelas. Pasalnya hingga saat ini, selain belum adanya alat tes cepat yang rencananya bakal dikirim 1.000 unit, juga tentang mekanisme atau standar operasional prosedur pelaksanaannya juga masih dalam pembahasan.

Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim dalam keterangan persnya melalui Bagian Humas Pemkot Bogor menyebutkan pelaksanaan rapid test massal untuk mendeteksi Corona Virus Desease (Covid-19) masih dalam pembahasan.

"Gubernur menyerahkan keputusan pelaksanaan (tes massal Covid-19) kepada masing-masing daerah. Mengingat rapid test kit yang akan didrop ke Kota Bogor jumlahnya terbatas maka sasarannya hanya kepada orang dengan risiko (ODR)," kata Dedie, Senin (23/03).

Terkait dengan itu, lanjut dia, ODR sebagai prioritas tes massal Codiv-19 itu yakni tenaga medis, Orang Dalam Pantauan (ODP), Pasien Dalam Pengawasan (PDP) serta lingkar dalam mereka yang positif Covid-19.

"Soal kapan dan bagaimana pelaksanaanya, saya mendapat informasi jumlah untuk Kota Bogor itu baru akan didrop 1.000 unit, tapi belum ada pemberitahuan lebih lanjut," ungkap Dedie.

Mengenai petugas yang dilibatkan, pihaknya akan menerjunkan 30 orang, dengan terlebih dahulu diberikan materi atau pelatihan agar sesuai SOP atau protokol Kesehatan berlaku.
"Untuk petugas akan dilakukan pelatihan kepada 30 orang yang nantinya membantu pelaksanaannya," jelasnya.

Dia juga menyampaikan tentang langkah antisipasi penyebaran virus Corona di Kota Bogor dengan cara penyemprotan desinfektan di sejumlah lokasi atau pusat keramaian yang jumlahnya 40 titik. "Direncanakan mulai minggu ini titik-titik lokasi penyemprotan akan dilaksanakan. Saat ini sedang dikalkulasi dan dipetakan lebih akurat lagi dimana saja yang harus segera dilakukan penyemprotan," ujarnya.

Selain itu, pihaknya juga telah menandatangi aturan tentang pembatasan operasional baik di lingkungan Pemkot Bogor maupun perusahaan swasta. "Point pembatasan operasional jam kerja itu mirip dengan yang diterapkan DKI Jakarta," ujarnya.

Sedangkan, tentang imbauan agar tak keluar rumah atau menjaga jarak dan jika masih ditemukan dilapangan pihaknya mengacu pada maklumat Kapolri. "Dalam maklumat tersebut isinya sudah mendukung kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah sehingga konsukuensinya bagi mereka yang melanggar masih bersifat teguran," pungkasnya.

Sementara itu, Bupati Bogor Ade Yasin mengaku keberatan dengan ide Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang berencana melakukan tes massal Covid-19 di Stadion Pakansari, Cibinong, Kabupaten Bogor.

"Sebab, jika melakukan tes di satu lokasi, misalnya Stadion Pakansari yang berada di Cibinong, justru akan memicu penyebaran Covid-19 karena mengumpulkan orang dalam satu lokasi," katanya.

Terlebih, target masyarakat yang direncanakan datang ke Stadion Pakansari, Cibinong, Kabupaten Bogor ini berasal dari tiga wilayah yakni Kabupaten Bogor, Kota Bogor, dan Kota Depok. Sehingga, kata Ade, akan lebih aman jika melakukan rapid test massal di berbagai rumah sakit (RS) atau puskesmas dengan prioritas warga yang sudah ditetapkan statusnya sebagai ODP atau PDP.

"Apalagi kemungkinan alatnya juga sedikit, enggak bisa massal, lebih baik prioritaskan orang yang statusnya sudah ODP dan PDP. Saran saya lebih baik difokuskan di RS atau puskesmas, bila memungkinkan," tegasnya.

Sekedar diketahui, Pemprov Jawa Barat bakal menggelar test cepat secara massal di Stadion Pakansari, sebagai upaya menekan angka penyebaran wabah Covid-19 di daerah penyangga ibukota.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan teknis pelaksanaan tes massal covid-19 ini dilakukan dengan sistem drive thru atau layanan tanpa turun dari kendaraan. Ini bertujuan untuk mencegah kontak fisik antar-sesama warga yang mengikuti pemeriksaan.

"Lokasi pengujian Covid-19 akan dilakukan di tiga stadion. Pertama Stadion Patriot untuk warga Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, dan Karawang. Kemudian Stadion Pakansari, Cibinong untuk warga Kota-Kabupaten Bogor dan Depok," katanya.

Selain dua stadion yang jaraknya berdekatan dengan DKI Jakarta sebagai epicentrum kasus Covid-19, stadion Jalak Harupat, Bandung juga direncanakan sebagi lokasi tes cepat massal Codiv-19 bagi warga Jawa Barat luar Bogor, Depok, dan Bekasi. "Bayangkan kalau tesnya di ruangan, orang akan parkir dan banyak lagi. Jadi paling efisien drive thru," ujarnya.

Ia mengatakan, mekanisme pengetesan warga terlebih dahulu harus mendaftar melalui internet. Namun, menurutnya tak semua orang bisa mengikuti pemeriksaan tersebut. Ada syarat dan ketentuan yang berlaku, diantaranya jika sudah terkonfirmasi, kemudian warga datang menggunakan kendaraan.

"Jika tidak punya kendaraan bisa minta diakomodasi pejabat RT dan RW setempat. Teknis pengetesan drive thru ini mengikuti arah jarum jam dengan mengelilingi luar stadion. Warga yang diperiksa ini pada (jarum) jam tiga, kemudian bergerak dan dapat hasilnya pada (jarum) jam 9. Di sana ketahuan negatif atau positif. Kalau negatif pulang, positif akan diminta masuk ke dalam stadion," katanya.
(whb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6032 seconds (0.1#10.140)