Disebut Positif Corona, Sopir Menhub Budi Karya Cuma Sakit Tifus dan Sudah Sehat
A
A
A
JAKARTA - Kabar terkait meninggalnya sopir pribadi Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi, sempat sempat viral dan dinyatakan positif Corona. Faktanya, A (28), sang sopir Menhub tidak meninggal dunia dan kena virus Corona.
Lurah Ciracas Rikia Marwan mengatakan, kebetulan A ini berdomisili di RT 03/02, Kelurahan Ciracas, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur. Ia pun menjamin tidak benar adanya informasi yang menyatakan bahwa sopir Menhub ini meninggal dunia karena virus Corona. Saat ini A dalam kondisi sehat dan berada di rumah.
"Iya, ini perlu saya luruskan ya. Memang waktu itu, beberapa hari beliau masuk rumah sakit. Saya pantau itu terus. Kemarin sudah pulang ke rumah. Jadi terkena tifus kemarin malam, saya konfirmasi ke RT-nya bahwa sudah pulang ke rumah dan beliau kena tifus dan negatif Corona," kata Rikia saat dihubungi SINDOnews, Kamis (19/3/2020).
Dia menjelaskan, A sempat menjalani perawatan di RS Polri Kramat Jati karena mengalami tifus. Kemudian A menjalani pemeriksaan kesehatan untuk memastikan yang bersangkutan tidak terkena COVID-19. (Baca: Pascapositif Corona, Ini Kondisi Terakhir Menhub Budi Karya)
"Dari pihak keluarga dan RT menyatakan beliau dirawat di RS Polri Kramat Jati. Berdasarkan info dari keluaarga dan RT, alhamdulillah sehat, enggak ada apa-apa," ungkapnya.
Karenanya, ia memastikan informasi yang menyatakan sopir Menhub meninggal dunia merupakan kabar bohong. Ia meminta agar masyarakat tidak mempercayai kabar simpang siur ditengah pandemi global virus Corona.
"Jadi infonya beliau negatif corona, kemarin sempat sakit karena tifus. Artinya saya berharap agar berita-berita yang masih simpang siur dan lain-lain itu jangan di sebarluaskan dulu, karena yang memiliki kewenangan itu sudah ada," tuturnya.
Dia juga mengimbau kepada masyarakat, khususnya yang berdomisili di Ciracas, untuk mematuhi instruksi gubernur untuk tidak bepergian ke luar rumah guna mencegah penularan virus Corona.
"Saya berharap anjuran gubernur diikuti, jangan dulu ke luar rumah jika tidak ada keperluan mendesak. Berinteraksi dalam jarak 1 meter dan itu sebagai salah satu pengamanan untuk menjaga diri sendiri. Harapan saya semoga warga masyarakat tenang dan mengikuti instruksi dari gubernur," pungkasnya.
Lurah Ciracas Rikia Marwan mengatakan, kebetulan A ini berdomisili di RT 03/02, Kelurahan Ciracas, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur. Ia pun menjamin tidak benar adanya informasi yang menyatakan bahwa sopir Menhub ini meninggal dunia karena virus Corona. Saat ini A dalam kondisi sehat dan berada di rumah.
"Iya, ini perlu saya luruskan ya. Memang waktu itu, beberapa hari beliau masuk rumah sakit. Saya pantau itu terus. Kemarin sudah pulang ke rumah. Jadi terkena tifus kemarin malam, saya konfirmasi ke RT-nya bahwa sudah pulang ke rumah dan beliau kena tifus dan negatif Corona," kata Rikia saat dihubungi SINDOnews, Kamis (19/3/2020).
Dia menjelaskan, A sempat menjalani perawatan di RS Polri Kramat Jati karena mengalami tifus. Kemudian A menjalani pemeriksaan kesehatan untuk memastikan yang bersangkutan tidak terkena COVID-19. (Baca: Pascapositif Corona, Ini Kondisi Terakhir Menhub Budi Karya)
"Dari pihak keluarga dan RT menyatakan beliau dirawat di RS Polri Kramat Jati. Berdasarkan info dari keluaarga dan RT, alhamdulillah sehat, enggak ada apa-apa," ungkapnya.
Karenanya, ia memastikan informasi yang menyatakan sopir Menhub meninggal dunia merupakan kabar bohong. Ia meminta agar masyarakat tidak mempercayai kabar simpang siur ditengah pandemi global virus Corona.
"Jadi infonya beliau negatif corona, kemarin sempat sakit karena tifus. Artinya saya berharap agar berita-berita yang masih simpang siur dan lain-lain itu jangan di sebarluaskan dulu, karena yang memiliki kewenangan itu sudah ada," tuturnya.
Dia juga mengimbau kepada masyarakat, khususnya yang berdomisili di Ciracas, untuk mematuhi instruksi gubernur untuk tidak bepergian ke luar rumah guna mencegah penularan virus Corona.
"Saya berharap anjuran gubernur diikuti, jangan dulu ke luar rumah jika tidak ada keperluan mendesak. Berinteraksi dalam jarak 1 meter dan itu sebagai salah satu pengamanan untuk menjaga diri sendiri. Harapan saya semoga warga masyarakat tenang dan mengikuti instruksi dari gubernur," pungkasnya.
(thm)