Kolaborasi Bea Cukai Bersama Instansi Lain Tingkatkan Pelayanan Publik
A
A
A
BOGOR - Selain di bidang pengawasan, Bea Cukai juga terus meningkatkan kinerjanya di bidang pelayanan. Bea Cukai Bogor bersama 13 instansi lainnya telah berkolaborasi dalam memberikan pelayanan di mall pelayanan publik (MPP) Graha Tiyasa Kota Bogor. Komitmen keempat belas instansi tersebut tertuang dalam perjanjian kerja sama yang ditandatangani pada Jumat (6/3/2020).
Kepala Kantor Bea Cukai Bogor, Tatang Yuliono, yang turut menandatangani komitmen tersebut menjelaskan, sejak diluncurkan 26 Agustus 2019 lalu oleh Kemenpan-RB, MPP Grha Tiyasa telah dikunjungi oleh sekitar 50 ribu pengunjung atau sekitar 200-350 orang per hari.
“Keberadaan MPP semakin dirasakan manfaatnya oleh masyarakat yang dimudahkan dalam mengurus administrasi mulai dari layanan kependudukan, pajak kendaraan, paspor, layanan informasi kepabeanan, perizinan hingga menikah di MPP,” ujar Tatang.
Selain itu, lanjut Tatang, dengan keunggulan dalam aspek IT yang dimiliki, layanan yang disuguhkan pun bertambah. Dari sebelumnya 145 menjadi 203 jenis layanan. Belum lagi, MPP Grha Tiyasa kerap kali menjadi tempat studi banding bagi kota-kota di Indonesia dalam pengembangan MPP di daerahnya.
Walikota Bogor, Bima Arya dalam sambutannya mengaku bangga dengan MPP Grha Tiyasa karena bisa menjadi inspirasi daerah lain. “Dan yang paling membanggakan tentunya ini dijadikan rujukan utama nasional terkait dengan MPP dengan keunggulan aspek IT, aplikasinya, disitu kelebihan kita. Saya ucapkan terimakasih kepada seluruh Muspida, instansi vertikal, mudah-mudahan tidak saja memberikan kemudahan bagi warga, tapi juga memberikan kebahagiaan bagi seluruh warga,” ucap Bima.
Sejalan dengan reformasi biokrasi yang dilakukan Pemkot, Bea Cukai Bogor pun telah menambah jenis layanannya menjadi 4 layanan.
“Keempat layanan tersebut banyak dibutuhkan masyarakat, seperti layanan informasi kepabeanan, permohonan perizinan nomor pokok pengusaha barang kena cukai (NPPBKC), permintaan aktivasi modul PIB/PEB serta pelayanan perizinan subkontrak. Dengan penambahan jenis layanan ini, jumlah pengunjung yang telah dilayani oleh Bea Cukai Bogor di MPP sejak Februari 2020 melonjak hingga 330 persen,” ungkap Tatang.
Sementara itu, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Bogor, Firdaus menyatakan, MPP Grha Tiyasa akan ditunjuk oleh Kemenpan-RB menjadi pilot project nasional yang akan dilakukan launching MPP nasional pada bulan Mei 2020. “Kota Bogor dijadikan pilot project dan diadopsi aplikasinya, semoga ke depan kita menjadi contoh ataupun layanan yang baik bagi teman-teman di daerah lain,” pungkasnya.
Kepala Kantor Bea Cukai Bogor, Tatang Yuliono, yang turut menandatangani komitmen tersebut menjelaskan, sejak diluncurkan 26 Agustus 2019 lalu oleh Kemenpan-RB, MPP Grha Tiyasa telah dikunjungi oleh sekitar 50 ribu pengunjung atau sekitar 200-350 orang per hari.
“Keberadaan MPP semakin dirasakan manfaatnya oleh masyarakat yang dimudahkan dalam mengurus administrasi mulai dari layanan kependudukan, pajak kendaraan, paspor, layanan informasi kepabeanan, perizinan hingga menikah di MPP,” ujar Tatang.
Selain itu, lanjut Tatang, dengan keunggulan dalam aspek IT yang dimiliki, layanan yang disuguhkan pun bertambah. Dari sebelumnya 145 menjadi 203 jenis layanan. Belum lagi, MPP Grha Tiyasa kerap kali menjadi tempat studi banding bagi kota-kota di Indonesia dalam pengembangan MPP di daerahnya.
Walikota Bogor, Bima Arya dalam sambutannya mengaku bangga dengan MPP Grha Tiyasa karena bisa menjadi inspirasi daerah lain. “Dan yang paling membanggakan tentunya ini dijadikan rujukan utama nasional terkait dengan MPP dengan keunggulan aspek IT, aplikasinya, disitu kelebihan kita. Saya ucapkan terimakasih kepada seluruh Muspida, instansi vertikal, mudah-mudahan tidak saja memberikan kemudahan bagi warga, tapi juga memberikan kebahagiaan bagi seluruh warga,” ucap Bima.
Sejalan dengan reformasi biokrasi yang dilakukan Pemkot, Bea Cukai Bogor pun telah menambah jenis layanannya menjadi 4 layanan.
“Keempat layanan tersebut banyak dibutuhkan masyarakat, seperti layanan informasi kepabeanan, permohonan perizinan nomor pokok pengusaha barang kena cukai (NPPBKC), permintaan aktivasi modul PIB/PEB serta pelayanan perizinan subkontrak. Dengan penambahan jenis layanan ini, jumlah pengunjung yang telah dilayani oleh Bea Cukai Bogor di MPP sejak Februari 2020 melonjak hingga 330 persen,” ungkap Tatang.
Sementara itu, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Bogor, Firdaus menyatakan, MPP Grha Tiyasa akan ditunjuk oleh Kemenpan-RB menjadi pilot project nasional yang akan dilakukan launching MPP nasional pada bulan Mei 2020. “Kota Bogor dijadikan pilot project dan diadopsi aplikasinya, semoga ke depan kita menjadi contoh ataupun layanan yang baik bagi teman-teman di daerah lain,” pungkasnya.
(akn)