Didemo Ratusan Ojek Online, Ini Profil Nurhayati Monoarfa

Jum'at, 28 Februari 2020 - 16:56 WIB
Didemo Ratusan Ojek Online, Ini Profil Nurhayati Monoarfa
Didemo Ratusan Ojek Online, Ini Profil Nurhayati Monoarfa
A A A
JAKARTA - Wakil Ketua Komisi V DPR RI Nurhayati Monoarfa menjadi sorotan. Istri Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional / Kepala Bappenas Suharso Monoarfa itu mengusulkan pelarangan motor untuk melintas di jalan nasional.

Usulan Nurhayati Monoarfa itu disampaikan saat memimpin Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan pakar, guna membahas masukan Penyusunan Rancangan Undang-Undang (RUU) Revisi Undang-Undang (UU) Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) dan RUU Revisi UU Nomor 38 Tahun 2004 Tentang Jalan, di Gedung Nusantara, Senayan, Jakarta, Selasa (18/2/2020).

Berdasarkan informasi dari situs wikidpr.org, Nurhayati terpilih menjadi anggota DPR RI periode 2014-2019 dari daerah pemilihan (Dapil) Jawa Barat XI setelah memperoleh 82.467 suara. Politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu kembali terpilih menjadi anggota DPR RI periode 2019-2024 dari Dapil yang sama dengan 61.603 suara. (Baca: Temui Massa Ojol, Pimpinan DPR Janji Panggil Nurhayati Monoarfa)

Nurhayati adalah pengusaha dan menjabat sebagai Direktur Utama di PT.Cahaya Kahuripan (jasa pertambangan) dan PT. Tirtayasa Satria Mandiri. Dia bergabung menjadi kader PPP di tahun 2009. (Baca: Demo DPR, Ojek Online: Wakil Rakyat yang Gaji Rakyat)

Dia juga aktif berorganisasi di asosiasi pengusaha dan menjadi anggota Kamar Dagang Industri (KADIN) di tahun 2009 dan menjadi mitra dialog dengan Korea Selatan. Kemudian, Nurhayati di tahun 2011 bergabung organisasi sayap kewanitaan Wanita Persatuan Pembangunan (WPP) dan menjabat sebagai Ketua Bidang Lingkungan Hidup dan Kesehatan.

Wanita kelahiran Tasikmalaya itu tinggal di Jalan Metro Pondok Indah Blok SG-17, RT.002/RW.015, Pondok Pinang. Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta. Dia menyelesaikan pendidikan di SMAN 47 Jakarta, dan masuk Akademi Public Relations Interstudi Jakarta tahun 1993.
(whb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6873 seconds (0.1#10.140)