Puluhan Warga Tangsel Terserang Chikungunya, Kenali Penanganannya
A
A
A
TANGERANG SELATAN - Sejak Januari 2020 hingga saat ini, tercatat sudah puluhan warga di Kampung Rawa Lele, Jombang, Ciputat, Tangerang Selatan (Tangsel) , menderita radang sendi, demam, hingga pembengkakan di sendi bagian kaki. Gejalan yang dialami 70-an warga itu mengarah pada Chikungunya.
Namun, Plt Kepala Dinkes Tangsel, Deden Deni mengatakan, untuk memastikannya lagi, pihaknya tengah menunggu hasil pemeriksaan laboratorium. "Mudah-mudahan minggu ini sudah keluar hasil lab-nya," kata Deden di Tangsel, Selasa (11/2/2020).
Meski masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium, namun Deden menyebutkan bahwa gejala yang dialami warga memang mengarah pada Chikungunya. Dia menyarankan, agar penderita gejala itu mendatangi Puskesmas setempat guna mendapatkan obat dan vitamin.
"Segera berobat ke Puskesmas setempat untuk mendapat obat penghilang nyeri sendi dam vitamin. Jangan lupa juga memerbanyak minum air putih," jelasnya. (Baca Juga: Puluhan Warga Tangsel Diduga Terserang Chikungunya
Dikatakan Deden, dia telah memberikan surat edaran kepada Puskesmas agar memberi perhatian khusus terhadap pelayanan bagi penderita gejala itu. Bahkan jika memang diperlukan, petugas medis akan langsung mendatangi rumah penderita untuk memberi pengobatan.
"Jadi kita keluarkan edaran juga agar petugas kesehatan sigap melihat pasien yang merasakan gejala itu. Kalaupun misalnya kesulitan dan tidak bisa mendatangi Puskesmas karena lemas, cukup telepon saja biar petugas kami yang datang," imbuhnya.
Meskipun Chikungunya telah mendapat pengobatan yang memadai, namun efek virus ini dapat kembali dirasakan secara berulang tanpa adanya infeksi baru. Kondisi demikian disebabkan virus Chikungunya mampu bertahan pada otot atau persendian. Data yang ada menyebutkan, jika Chikungunya pernah menimbulkan wabah di kawasan Asia Tenggara dan Afrika.
Penyakit Chikungunya disebabkan oleh Alphavirus yang merupakan keluarga Togaviridae. Virus ini ditularkan melalui gigitan nyamuk jenis Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus, atau jenis nyamuk yang juga menyebabkan virus dengue demam berdarah (DBD) .
Belum ada pengobatan yang dapat menyembuhkan langsung penyakit Chikungunya sebagaimana terjadi pada infeksi virus lainnya. Namun virus ini nantinya akan bisa normal kembali tanpa pengobatan. Kebanyakan penderitanya akan mengalami perbaikan gejala dalam sepekan. Akan tetapi, nyeri persendiannya dapat bertahan hingga beberapa bulan.
"Kalau untuk pencegahannya, kita sudah mengerahkan petugas agar melakukan fogging (pengasapan), nanti titiknya diperluas di wilayah yang memang banyak menderita gejala itu. Di samping itu, kita juga mengimbau kepada warga untuk aksi bersih-bersih 3M (menguras, menutup, mendaur ulang) di lingkungan masing-masing," tuturnya.
Namun, Plt Kepala Dinkes Tangsel, Deden Deni mengatakan, untuk memastikannya lagi, pihaknya tengah menunggu hasil pemeriksaan laboratorium. "Mudah-mudahan minggu ini sudah keluar hasil lab-nya," kata Deden di Tangsel, Selasa (11/2/2020).
Meski masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium, namun Deden menyebutkan bahwa gejala yang dialami warga memang mengarah pada Chikungunya. Dia menyarankan, agar penderita gejala itu mendatangi Puskesmas setempat guna mendapatkan obat dan vitamin.
"Segera berobat ke Puskesmas setempat untuk mendapat obat penghilang nyeri sendi dam vitamin. Jangan lupa juga memerbanyak minum air putih," jelasnya. (Baca Juga: Puluhan Warga Tangsel Diduga Terserang Chikungunya
Dikatakan Deden, dia telah memberikan surat edaran kepada Puskesmas agar memberi perhatian khusus terhadap pelayanan bagi penderita gejala itu. Bahkan jika memang diperlukan, petugas medis akan langsung mendatangi rumah penderita untuk memberi pengobatan.
"Jadi kita keluarkan edaran juga agar petugas kesehatan sigap melihat pasien yang merasakan gejala itu. Kalaupun misalnya kesulitan dan tidak bisa mendatangi Puskesmas karena lemas, cukup telepon saja biar petugas kami yang datang," imbuhnya.
Meskipun Chikungunya telah mendapat pengobatan yang memadai, namun efek virus ini dapat kembali dirasakan secara berulang tanpa adanya infeksi baru. Kondisi demikian disebabkan virus Chikungunya mampu bertahan pada otot atau persendian. Data yang ada menyebutkan, jika Chikungunya pernah menimbulkan wabah di kawasan Asia Tenggara dan Afrika.
Penyakit Chikungunya disebabkan oleh Alphavirus yang merupakan keluarga Togaviridae. Virus ini ditularkan melalui gigitan nyamuk jenis Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus, atau jenis nyamuk yang juga menyebabkan virus dengue demam berdarah (DBD) .
Belum ada pengobatan yang dapat menyembuhkan langsung penyakit Chikungunya sebagaimana terjadi pada infeksi virus lainnya. Namun virus ini nantinya akan bisa normal kembali tanpa pengobatan. Kebanyakan penderitanya akan mengalami perbaikan gejala dalam sepekan. Akan tetapi, nyeri persendiannya dapat bertahan hingga beberapa bulan.
"Kalau untuk pencegahannya, kita sudah mengerahkan petugas agar melakukan fogging (pengasapan), nanti titiknya diperluas di wilayah yang memang banyak menderita gejala itu. Di samping itu, kita juga mengimbau kepada warga untuk aksi bersih-bersih 3M (menguras, menutup, mendaur ulang) di lingkungan masing-masing," tuturnya.
(mhd)