Dishub DKI Belum Berhasil Remajakan Metromini
A
A
A
JAKARTA - Pemprov DKI Jakarta belum bisa meremajakan armada bus sedang jenis Metromini. Peremajaan bus sedang yang ditargetkan beroperasi pada tahun lalu terkendala internal operator Metromini.
Kepala Bidang Angkutan Jalan (BAJ), Susilo mengatakan, saat ini operator Metromini sedang bernegosiasi dengan PT Transportasi Jakarta (Transjakarta). Namun belum ada perikatan kontrak karena masalah internal Metromini.
"Kami targetkan dalam tahun ini semua bergabung," kata Susilo saat dihubungi, Jumat, 31 Januari 2020. Dia menjelaskan, jumlah bus sedang yang belum bergabung dengan PT Transjakarta itu sekitar 1.000 kendaraan.
Menurutnya, kendala keuangan operator eksisting menjadi sebab sulitnya operator bergabung dengan PT Transjakarta. Dimana tiap operator tidak memiliki laporan keuangan diinternal.
Susilo berharap para pemilik armada atau operator Metromini masuk menjadi koperasi sehat. Sehingga mudah mendapatkan pinjaman keuangan dari perbankan, leasing ataupun jasa keuangan."Bisa saja pemilik bergabung dengan Kopaja, Kopami dan sebagainya yang sudah bergabung dengan PT Transjakarta," ungkapnya.
Seperti diketahui sebelumnya, target operasi bus sedang dalam program Jak Lingko itu harus dimulai tahun 2019 agar pada 2021 kebutuhan 1.518 unit bus sedang bisa terlaksana. Berdasarkan data yang dihimpun ada perdebatan harga rupiah per kilometer antara operator bus sedang dan PT Transjakarta disebabkan oleh beberapa hitungan harga yang berbeda.
Di antaranya yaitu, harga bus, bunga bank dan harga perawatan. PT Transjakarta mengaku mendapat harga unit Rp887 Juta. Sedangkan operator mendapatkan harga Rp838 Juta. Kemudian, untuk agunan bunga bank, operator mendapatkan bunga sekitar 10,5%, sedangkan PT Transjakarta sebesar 6,2%.
Terakhir selisih biaya perawatan yang kini diserahkan sepenuhnya kepada agen tunggal pemegang merk (ATPM). PT Transjakarta mendapatkan harga Rp2.500 per kilometer, sementara operator mendapatkan harga Rp4.000
Kepala Bidang Angkutan Jalan (BAJ), Susilo mengatakan, saat ini operator Metromini sedang bernegosiasi dengan PT Transportasi Jakarta (Transjakarta). Namun belum ada perikatan kontrak karena masalah internal Metromini.
"Kami targetkan dalam tahun ini semua bergabung," kata Susilo saat dihubungi, Jumat, 31 Januari 2020. Dia menjelaskan, jumlah bus sedang yang belum bergabung dengan PT Transjakarta itu sekitar 1.000 kendaraan.
Menurutnya, kendala keuangan operator eksisting menjadi sebab sulitnya operator bergabung dengan PT Transjakarta. Dimana tiap operator tidak memiliki laporan keuangan diinternal.
Susilo berharap para pemilik armada atau operator Metromini masuk menjadi koperasi sehat. Sehingga mudah mendapatkan pinjaman keuangan dari perbankan, leasing ataupun jasa keuangan."Bisa saja pemilik bergabung dengan Kopaja, Kopami dan sebagainya yang sudah bergabung dengan PT Transjakarta," ungkapnya.
Seperti diketahui sebelumnya, target operasi bus sedang dalam program Jak Lingko itu harus dimulai tahun 2019 agar pada 2021 kebutuhan 1.518 unit bus sedang bisa terlaksana. Berdasarkan data yang dihimpun ada perdebatan harga rupiah per kilometer antara operator bus sedang dan PT Transjakarta disebabkan oleh beberapa hitungan harga yang berbeda.
Di antaranya yaitu, harga bus, bunga bank dan harga perawatan. PT Transjakarta mengaku mendapat harga unit Rp887 Juta. Sedangkan operator mendapatkan harga Rp838 Juta. Kemudian, untuk agunan bunga bank, operator mendapatkan bunga sekitar 10,5%, sedangkan PT Transjakarta sebesar 6,2%.
Terakhir selisih biaya perawatan yang kini diserahkan sepenuhnya kepada agen tunggal pemegang merk (ATPM). PT Transjakarta mendapatkan harga Rp2.500 per kilometer, sementara operator mendapatkan harga Rp4.000
(whb)