Kelompok Gay Jadi Incaran Pemerasan, Pengamat: Bukan Tindak Kriminal Baru

Sabtu, 01 Februari 2020 - 07:19 WIB
Kelompok Gay Jadi Incaran Pemerasan, Pengamat: Bukan Tindak Kriminal Baru
Kelompok Gay Jadi Incaran Pemerasan, Pengamat: Bukan Tindak Kriminal Baru
A A A
JAKARTA - Kriminolog Universitas Indonesia, Ferdinand Andi Lolo angkat bicara terkait kasus pemerasan berkedok penyedia jasa penyuka sesama jenis atau Gay. Menurut dia, tindak kriminal seperti itu bukan sesuatu hal yang baru melainkan hal biasa.

"Mereka memanfaatkan kerentanan korbannya dalam hal ini yang namanya homo seksualitas itu adalah bukan tindakan yang bisa diterima oleh masyarakat. sehingga demikian orang orang yang menjadi korban itu tidak ingin selalu melapor ke polisi, kecuali dalam keadaan terpaksa," kata Ferdinand saat dihubungi SINDOnews, Jumat (31/1/2020).

Dia menuturkan, dalam menentukan hukuman kepada para pelaku atas kasus pemerasan yang berujung kematian kepada korban tersebut pun harus dibedakan ke dalam dua hal, yakni apakah korban meninggal murni karena kekerasan fisik atau hanya kaget saat digrebek oleh teman pelaku.

"Jadi itu ada dua hal yang harus diperhatikan, pertama pemerasannya, kedua adalah kematiannya itu, penyebabnya apakah akibat langsung dari tekanan fisik atau tidak. kalau memang itu bisa dibuktikan tewas akibat tekanan fisik maka bisa dikenakan dua tuduhan," ujar Ferdinand.

Ferdinand melanjutkan, jika hal itu didasari oleh tindakan suka sama suka seharusnya tidak mesti mengeluarkan biaya untuk mendapatkan kepuasan seksual tersebut.

"Seharusnya tidak ada uang terlibat disitu. kalau kemudian suka sama suka kenapa ada tiga orang lain lagi yang masuk, jadi ini lebih kepada pemerasan dan pengancaman begitu," ucapnya.

Kemudian dia menyikapi terkait praktek seksual yang tidak wajar tersebut kerap dimanfaatkan karena ada nilai yang salah dalam masyarakat. Sehingga korban pemerasan pun tak berani untuk melaporkan tindak kriminal tersebut.

"Yang dijalani berbeda pada umumnya dan dia (pelaku) juga tidak mau mengekspos dirinya karena merasakan malu dan mempermalukan keluarganya," ujar Ferdinand.

Senada dengan Ferdinand Andi Lolo, Psikolog kondang Kasandra Putranto mengatakan kejahatan itu terjadi kepada kelompok Gay karena memanfaatkan kelemahan individu dalam hal preferensi seksual.

"Pelaku perampokan ternyata sekarang meningkatkan modus dengan melibatkan aplikasi menyasar kelompok gay yang menjadi kelompok minoritas," kata Kasandara kepada SINDOnews.
(pur)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6053 seconds (0.1#10.140)