Virus Corona Merebak, Masyarakat Perlu Waspada tapi Tidak Perlu Paranoid
A
A
A
JAKARTA - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) meminta orang tua agar memberikan edukasi kepada anak dan tidak perlu takut yang berlebihan dalam menghadapi merebaknya virus corona di China. Semua pihak juga diimbau untuk tidak memperkeruh suasana dengan menyebarkan informasi hoaks.
Komisioner Hak Sipil dan Partisipasi Anak KPAI Jasra Putra mengatakan, memahami kondisi mudahnya menular dan perkembangan berita, tentu menjadi dinamika di masyarakat yang harus diwaspadai. Namun di Indonesia, dunia kesehatan dan tenaga kesehatan sudah mengantisipasi dengan menyiapkan layanan, agar masyarakat merasa aman. Layanan dibuka 24 jam untuk masyarakat menuju rumah sakit terdekat.
"Untuk mengurangi hal tersebut, para orang tua bisa memegang prinsip mencegah lebih baik dari pada mengobati harus jadi prioritas kita semua. Sehingga dapat dengan tenang menuju sentra pusat layanan kesehatan dimanapun berada," ujar Jasra, Rabu (29/1/2020). (Baca juga: Virus Corona Wuhan Bunuh 25 Orang Lagi, Total 131 Meninggal)
Ia menyadari bahwa anak memang paling rentan tertular, karena fisiknya tidak sekuat orang dewasa serta tingkat pemahamannya. Namun hal tersebut jangan membuat para orang tua paranoid atau ketakutan berlebihan, karena akses informasi resmi menghadapi virus korona sangat luas beredar yang dikeluarkan lembaga resmi penanganan kesehatan.
"Jangan menerima berita begitu saja. Cek setiap informasi dengan merujuk web atau portal informasi, seperti Kementerian Kesehatan, dinas kesehatan, dan rumah sakit," tukasnya. (Baca juga: DPR Minta Menhub Siapkan Sarana Tangkal Masuknya Virus Corona)
Masyarakat bekerja sama dengan pusat layanan kesehatan terdekat juga bisa mengadakan pemeriksaan kesehatan gratis, agar masyarakat tenang didekatkan layanan. BPJS juga diharapkan dapat merespons situasi ini.
"Karena situasi dinamis informasi penyebaran virus corona dan luasnya informasi beredar dimasyarakat, pemerintah dan praktisi kesehatan perlu intensifkan mengupdate dan menjawab segala informasi yang beredar luas, agar masyarakat tidak termakan Hoaks," tukasnya. . (Baca: Alami Gejala Virus Corona, Masyarakat Diminta Berobat ke RS Terdekat)
Menurut dia, menjadi kewajiban semua pihak untuk fokus pada pencegahan dan penanganan dengan merujuk pada rumah sakit terdekat. Pemerintah daerah, fasilitas umum, tempat-tempat bekerja, maupun mal, punya kewajiban meneruskan informasi resmi agar masyarakat dapat beraktivitas dengan tenang.
Di Malaysia, sudah ada satu orang lansia dan dua orang anak menjadi korban. Artinya, ketiganya adalah kelompok rentan yang perlu perhatian lebih dalam situasi pencegahan. (Baca juga: Inilah Ilmuwan Muslim Penemu Virus Corona)
Melalui peristiwa ini, ada edukasi yang bisa ditumbuhkan kepada anak-anak untuk berperilaku hidup bersih dengan mencuci tangan sebelum mengkonsumsi sesuatu, ditingkatkan pemahaman tentang sanitasi, menjaga kesehatan dengan memakai masker, mengerti kandungan makanan dan tidak jajan semaberangan, serta mengenalkan konsumsi minum yang cukup untuk tubuh mereka.
Anak juga bisa diajak berpartisipasi untuk menyebar dan mendekatkan informasi kepada teman temannya. Kenalkan juga bahwa anak-anak adalah bagian warga dunia. Mereka bisa mengirimkan kepedulian dan empati dengan doa bersama bagi korban yang meninggal atau menggalang solidaritas untuk peduli dengan berpartisipasi menyebar dan memberikan informasi kepada teman-temannya.
"Tentu akan sangat bermanfaat dalam menumbuhkan sense dan respons of crisis sejak dini. Mungkin virus ini jauh dari Indonesia, namun dari peristiwa tersebut anak-anak akan belajar. Untuk itu mari tingkatkan kewaspadaan bersama dan tetap mencari akses informasi yang benar dan dapat dipertangung jawabkan," terangnya.
Jika masyarakat ingin melapor atau membutuhkan perlindungan anak atas situasi ini, KPAI memiliki layanan hotline pengaduan anak di +6221 3190 1556 dan HP/WA +62 821-3677-2273.
Komisioner Hak Sipil dan Partisipasi Anak KPAI Jasra Putra mengatakan, memahami kondisi mudahnya menular dan perkembangan berita, tentu menjadi dinamika di masyarakat yang harus diwaspadai. Namun di Indonesia, dunia kesehatan dan tenaga kesehatan sudah mengantisipasi dengan menyiapkan layanan, agar masyarakat merasa aman. Layanan dibuka 24 jam untuk masyarakat menuju rumah sakit terdekat.
"Untuk mengurangi hal tersebut, para orang tua bisa memegang prinsip mencegah lebih baik dari pada mengobati harus jadi prioritas kita semua. Sehingga dapat dengan tenang menuju sentra pusat layanan kesehatan dimanapun berada," ujar Jasra, Rabu (29/1/2020). (Baca juga: Virus Corona Wuhan Bunuh 25 Orang Lagi, Total 131 Meninggal)
Ia menyadari bahwa anak memang paling rentan tertular, karena fisiknya tidak sekuat orang dewasa serta tingkat pemahamannya. Namun hal tersebut jangan membuat para orang tua paranoid atau ketakutan berlebihan, karena akses informasi resmi menghadapi virus korona sangat luas beredar yang dikeluarkan lembaga resmi penanganan kesehatan.
"Jangan menerima berita begitu saja. Cek setiap informasi dengan merujuk web atau portal informasi, seperti Kementerian Kesehatan, dinas kesehatan, dan rumah sakit," tukasnya. (Baca juga: DPR Minta Menhub Siapkan Sarana Tangkal Masuknya Virus Corona)
Masyarakat bekerja sama dengan pusat layanan kesehatan terdekat juga bisa mengadakan pemeriksaan kesehatan gratis, agar masyarakat tenang didekatkan layanan. BPJS juga diharapkan dapat merespons situasi ini.
"Karena situasi dinamis informasi penyebaran virus corona dan luasnya informasi beredar dimasyarakat, pemerintah dan praktisi kesehatan perlu intensifkan mengupdate dan menjawab segala informasi yang beredar luas, agar masyarakat tidak termakan Hoaks," tukasnya. . (Baca: Alami Gejala Virus Corona, Masyarakat Diminta Berobat ke RS Terdekat)
Menurut dia, menjadi kewajiban semua pihak untuk fokus pada pencegahan dan penanganan dengan merujuk pada rumah sakit terdekat. Pemerintah daerah, fasilitas umum, tempat-tempat bekerja, maupun mal, punya kewajiban meneruskan informasi resmi agar masyarakat dapat beraktivitas dengan tenang.
Di Malaysia, sudah ada satu orang lansia dan dua orang anak menjadi korban. Artinya, ketiganya adalah kelompok rentan yang perlu perhatian lebih dalam situasi pencegahan. (Baca juga: Inilah Ilmuwan Muslim Penemu Virus Corona)
Melalui peristiwa ini, ada edukasi yang bisa ditumbuhkan kepada anak-anak untuk berperilaku hidup bersih dengan mencuci tangan sebelum mengkonsumsi sesuatu, ditingkatkan pemahaman tentang sanitasi, menjaga kesehatan dengan memakai masker, mengerti kandungan makanan dan tidak jajan semaberangan, serta mengenalkan konsumsi minum yang cukup untuk tubuh mereka.
Anak juga bisa diajak berpartisipasi untuk menyebar dan mendekatkan informasi kepada teman temannya. Kenalkan juga bahwa anak-anak adalah bagian warga dunia. Mereka bisa mengirimkan kepedulian dan empati dengan doa bersama bagi korban yang meninggal atau menggalang solidaritas untuk peduli dengan berpartisipasi menyebar dan memberikan informasi kepada teman-temannya.
"Tentu akan sangat bermanfaat dalam menumbuhkan sense dan respons of crisis sejak dini. Mungkin virus ini jauh dari Indonesia, namun dari peristiwa tersebut anak-anak akan belajar. Untuk itu mari tingkatkan kewaspadaan bersama dan tetap mencari akses informasi yang benar dan dapat dipertangung jawabkan," terangnya.
Jika masyarakat ingin melapor atau membutuhkan perlindungan anak atas situasi ini, KPAI memiliki layanan hotline pengaduan anak di +6221 3190 1556 dan HP/WA +62 821-3677-2273.
(thm)