Horee, Depok Akhirnya Punya Alun-Alun
A
A
A
DEPOK - Setelah menunggu sekian lama akhirnya Depok memiliki alun-alun di kawasan Grand Depok City (GDC). Alun-alun tersebut menjadi kebanggaan warga Depok karena dapat dimanfaatkan sebagai wahana berbagai kegiatan.
Alun-alun Depok baru diresmikan Minggu (12/1/2020) oleh Wali Kota Depok M Idris. Alun-alun memiliki luas 3,9 hektare. Alun-alun Depok mempunyai beragam fasilitas yang mewakili banyak kalangan mulai anak muda hingga komunitas. Antara lain lapangan futsal, lapangan basket, jalur sepeda BMX, outdoor gym, arena skateboard, menara pandang, bike shelter, Co-Working Space, bus shelter, jembatan utama, kolam retensi dan dermaga, green house and signage.
Ada juga fasilitas lainnya seperti Taman Lansia, Taman Anak-Anak, Gedung Pendopo, Gallery, Dinding Mural, Taman Sculpture, dan Amphitheater.
Pembangunan alun-alun dilakukan PT Merdeka Inti Persada. Dalam membangun alun-alun ini, kontraktor juga meminta masukan dari komunitas yang nanti menggunakan fasilitas tersebut. Pengerjaan proyek ini dilakukan sesuai standar. Bahan yang digunakan masuk kelas premium mulai tempat duduk terbuat dari beton khusus menyerupai kayu namun padat. Kemudian lantai yang berukir belimbing sebagai ikon Depok dan lapisan untuk jalan pun dibuat dengan material khusus.
Kontraktor menggunakan material jenis permeable concrit yang bisa menyerap air sehingga kalau hujan akan terserap. Di bawahnya ada split yang memisahkan batu dengan tanah. Kemudian, ada pipa khusus menyalurkan air yang tidak terserap untuk disalurkan ke drainase. Bahan yang digunakan ini ramah lingkungan karena menjaga kestabilan air dalam tanah.
Di sisi lain, jika musim panas jalanan dengan material khusus ini tidak menimbulkan pantulan sinar dan panas mentereng sehingga pengunjung tidak akan terlalu silau kalau kena panas. Ini berbeda jika dibuat dengan material beton dan aspal.
Pembangunan alun-alun ini menelan anggaran Rp160 miliar. Anggaran itu belum mencakup pembebasan lahan yang mencapai Rp200 miliar. "Tahap awal sampai akhir hampir Rp160 miliar untuk rekonstruksinya, untuk tanahnya Rp200 miliar ini dari APBD murni," ujar Idris di Depok, Minggu (12/1/2020).
Pembangunan dilakukan bertahap. Pertama dilakukan pada September 2018 dan rampung pada Januari 2019. Tahap II dilakukan pada Juni 2019 di atas tanah seluas 2,1 hektare. Dia berharap fasilitas ini bisa dimanfaatkan dengan baik oleh warga.
"Alun-alun ini bernuansa RTH taman terpadu untuk tingkat kota sehingga berbagai komponen unsur bidang-bidang kita masukkan dalam alun-alun, misalnya fungsi ekologi bagaimana anak-anak, remaja, dan lansia berinteraksi," kata Idris.
Fungsi lain dari kehadiran alun-alun adalah fungsi ekonomi. Di sana disiapkan gerai UMKM dengan luas 1.000 meter. Kemudian untuk edukasi, Pemkot Depok menyediakan working space. "Untuk anak muda yang mau diskusi kami siapkan working space dengan tiga ruang beratap terbuka sesuai fungsi alun-alun atau RTH ini," ucapnya.
Antusiasme warga sangat tinggi begitu alun-alun diresmikan. Ribuan warga memadati area tersebut. Ada yang ingin bersantai, berolahraga, bahkan sekadar swafoto.
Maya (23), warga Jakarta Selatan mengaku sengaja datang ke Alun-alun Depok karena penasaran. "Kebetulan juga dekat ke Depok. Ternyata bagus buat foto," katanya.
Adi (49), warga lainnya menilai Alun-alun Depok belum menunjukkan identitas kota. "Ikon Depok belum kelihatan karena konsepnya di dalam kota, seharusnya ikon Depoknya dikuatkan," tuturnya.
Alun-alun Depok baru diresmikan Minggu (12/1/2020) oleh Wali Kota Depok M Idris. Alun-alun memiliki luas 3,9 hektare. Alun-alun Depok mempunyai beragam fasilitas yang mewakili banyak kalangan mulai anak muda hingga komunitas. Antara lain lapangan futsal, lapangan basket, jalur sepeda BMX, outdoor gym, arena skateboard, menara pandang, bike shelter, Co-Working Space, bus shelter, jembatan utama, kolam retensi dan dermaga, green house and signage.
Ada juga fasilitas lainnya seperti Taman Lansia, Taman Anak-Anak, Gedung Pendopo, Gallery, Dinding Mural, Taman Sculpture, dan Amphitheater.
Pembangunan alun-alun dilakukan PT Merdeka Inti Persada. Dalam membangun alun-alun ini, kontraktor juga meminta masukan dari komunitas yang nanti menggunakan fasilitas tersebut. Pengerjaan proyek ini dilakukan sesuai standar. Bahan yang digunakan masuk kelas premium mulai tempat duduk terbuat dari beton khusus menyerupai kayu namun padat. Kemudian lantai yang berukir belimbing sebagai ikon Depok dan lapisan untuk jalan pun dibuat dengan material khusus.
Kontraktor menggunakan material jenis permeable concrit yang bisa menyerap air sehingga kalau hujan akan terserap. Di bawahnya ada split yang memisahkan batu dengan tanah. Kemudian, ada pipa khusus menyalurkan air yang tidak terserap untuk disalurkan ke drainase. Bahan yang digunakan ini ramah lingkungan karena menjaga kestabilan air dalam tanah.
Di sisi lain, jika musim panas jalanan dengan material khusus ini tidak menimbulkan pantulan sinar dan panas mentereng sehingga pengunjung tidak akan terlalu silau kalau kena panas. Ini berbeda jika dibuat dengan material beton dan aspal.
Pembangunan alun-alun ini menelan anggaran Rp160 miliar. Anggaran itu belum mencakup pembebasan lahan yang mencapai Rp200 miliar. "Tahap awal sampai akhir hampir Rp160 miliar untuk rekonstruksinya, untuk tanahnya Rp200 miliar ini dari APBD murni," ujar Idris di Depok, Minggu (12/1/2020).
Pembangunan dilakukan bertahap. Pertama dilakukan pada September 2018 dan rampung pada Januari 2019. Tahap II dilakukan pada Juni 2019 di atas tanah seluas 2,1 hektare. Dia berharap fasilitas ini bisa dimanfaatkan dengan baik oleh warga.
"Alun-alun ini bernuansa RTH taman terpadu untuk tingkat kota sehingga berbagai komponen unsur bidang-bidang kita masukkan dalam alun-alun, misalnya fungsi ekologi bagaimana anak-anak, remaja, dan lansia berinteraksi," kata Idris.
Fungsi lain dari kehadiran alun-alun adalah fungsi ekonomi. Di sana disiapkan gerai UMKM dengan luas 1.000 meter. Kemudian untuk edukasi, Pemkot Depok menyediakan working space. "Untuk anak muda yang mau diskusi kami siapkan working space dengan tiga ruang beratap terbuka sesuai fungsi alun-alun atau RTH ini," ucapnya.
Antusiasme warga sangat tinggi begitu alun-alun diresmikan. Ribuan warga memadati area tersebut. Ada yang ingin bersantai, berolahraga, bahkan sekadar swafoto.
Maya (23), warga Jakarta Selatan mengaku sengaja datang ke Alun-alun Depok karena penasaran. "Kebetulan juga dekat ke Depok. Ternyata bagus buat foto," katanya.
Adi (49), warga lainnya menilai Alun-alun Depok belum menunjukkan identitas kota. "Ikon Depok belum kelihatan karena konsepnya di dalam kota, seharusnya ikon Depoknya dikuatkan," tuturnya.
(jon)