BNPB Sebut Banjir Besar di Jakarta Sudah Terjadi Sejak Tahun 1600-an

Minggu, 12 Januari 2020 - 18:07 WIB
BNPB Sebut Banjir Besar...
BNPB Sebut Banjir Besar di Jakarta Sudah Terjadi Sejak Tahun 1600-an
A A A
JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan, salah satu faktor penyebab banjir di Jabodetabek adalah curah hujan. Bahkan pada malam pergantian tahun 2020 kemarin, curah hujan di Jabodetabek termasuk yang tertinggi sejak satu setengah abad lalu.

Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Agus Wibowo mengatakan, informasi curah hujan yang disampaikan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Curah hujan memicu terjadinya banjir di Jakarta dan sekitarnya. (Baca: Diguyur Hujan Semalaman, Sejumlah Wilayah di Jabodetabek Terendam Banjir)

Bahkan curah hujan kali ini merupakan tertinggi dibanding lebih dari 1,5 abad lalu," tegas Agus kepada wartawan, Minggu (12/1/2030).

Agus pun merinci sejarah curah hujan dari 1,5 abad lalu.

* 1866: Curah hujan 185,1 mm/hari
* 1918: Curah hujan 125,2 mm/hari
* 1979: Curah hujan 198 mm/hari
* 1996: Curah hujan 216 mm/hari
* 2002: Curah hujan 168 mm/hari
* 2007: Curah hujan 340 mm/hari
* 2008: Curah hujan 250 mm/hari
* 2013: Curah hujan >100 mm/hari
* 2015: Curah hujan 277 mm/hari
* 2016: Curah hujan 100-150 mm/hari
* 2020: Curah hujan 377 mm/hari

"Sejarah Pintu Air Manggarai telah memberi peringatan kepada kita semua, bahwa banjir besar di Jakarta sudah terjadi bahkan sejak tahun 1600-an. Pintu Air Manggarai adalah saksi bisu bencana banjir Jakarta, sejak dahulu kala," tambahnya.

Ia menambahkan, pintu air ini adalah pemegang kendali luapan air di Ibukota terdiri dari dua bangunan pintu air, yaitu Pintu Air Ciliwung Lama dan Pintu Air Banjir Kanal Barat (BKB).

Pintu ini dibangun oleh Pemerintah Hindia Belanda, dalam hal ini Departement Waterstaat dari tahun 1920 sampai tahun 1922. Pintu air dibangun dua tahun setelah banjir besar yang melanda Batavia tahun 1918.

"Alhasil, dalam banjir-banjir besar berikutnya yang antara lain terjadi tahun 1930, 1942, 1976 hingga 1 Januari 2020, perannya tetap vital," tutupnya.
(ysw)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1110 seconds (0.1#10.140)