Anak-anak Korban Banjir Diizinkan Kenakan Pakaian Bebas untuk Sekolah
A
A
A
JAKARTA - Ratusan siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kramat Jati 19, Jakarta Timur, masih diperbolehkan untuk mengenakan pakaian bebas saat masuk sekolah. Pasalnya, mayoritas siswa SDN Kramat Jati 09 Pagi merupakan korban banjir pada awal tahun 2020 lalu.
Kepala Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kramat Jati 19, Subiyati mengatakan, sejak awal kegiatan belajar mengajar (KBM) di SDN Kramat Jati 09 Pagi, pada Senin 6 Januari 2020 para siswa/siswi, korban banjir boleh masuk sekolah meski tak mengenakan seragam."Sejak Senim aktivitas KBM mulai berjalan, namun bagi mereka yang menjadi korban banjir diperbolehkan untuk tidak mengenakan seragam," kata Subiyati kepada wartawan di Jakarta Timur, Kamis (9/1/2020).
Dia menuturkan, saat banjir melanda kondisi bangunan sekolah terendam air dengan ketinggian hingga mencapai 2 meter. Selain itu 95% siswa/siswi SDN Kramat Jati 19 merupakan korban dari musibah tersebut."Akibat banjir banyak fasilitas sekolah menjadi rusak, pagar jebol, bangku, lemari, mic speaker, kipas angin rusak semua. Proses belajar seadanya saja," tutur Subiyati.
Atas kerusakan fasilitas tersebut, pihak sekolah telah berkoordinasi dengan Suku Dinas Pendidikan Jakarta Timur untuk dapat segera diperbaiki. "Kami minta fasilitas diperbaiki seperti buku-buku yang tak bisa terselamatkan," ucapnya.
Kepala Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kramat Jati 19, Subiyati mengatakan, sejak awal kegiatan belajar mengajar (KBM) di SDN Kramat Jati 09 Pagi, pada Senin 6 Januari 2020 para siswa/siswi, korban banjir boleh masuk sekolah meski tak mengenakan seragam."Sejak Senim aktivitas KBM mulai berjalan, namun bagi mereka yang menjadi korban banjir diperbolehkan untuk tidak mengenakan seragam," kata Subiyati kepada wartawan di Jakarta Timur, Kamis (9/1/2020).
Dia menuturkan, saat banjir melanda kondisi bangunan sekolah terendam air dengan ketinggian hingga mencapai 2 meter. Selain itu 95% siswa/siswi SDN Kramat Jati 19 merupakan korban dari musibah tersebut."Akibat banjir banyak fasilitas sekolah menjadi rusak, pagar jebol, bangku, lemari, mic speaker, kipas angin rusak semua. Proses belajar seadanya saja," tutur Subiyati.
Atas kerusakan fasilitas tersebut, pihak sekolah telah berkoordinasi dengan Suku Dinas Pendidikan Jakarta Timur untuk dapat segera diperbaiki. "Kami minta fasilitas diperbaiki seperti buku-buku yang tak bisa terselamatkan," ucapnya.
(whb)