Korban Banjir di Kelurahan Cawang Membutuhkan Selimut dan Kasur
A
A
A
JAKARTA - Warga RT 09/RW 05 Kelurahan Cawang, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur, korban banjir membutuhkan bantua selimut dan kasur. Pasalnya, pascabanjir surut tak ada satu barang pun yang bisa terselamatkan.
"Kami ya disini masih butuh alas tidur, pakaian dalam, air minum bersih. 5 RT tidur enggak ada yang pakai kasur. Di RT 09 saja ada 60 KK,150 jiwa. Ini kan ada 4 RT belum yang ngontrak dan kosan," kata Ketua RT 09, Hamzah di lokasi, Kamis (9/1/2020).
Hamzah menuturkan,saat banjir melanda permukiman warga ketinggian air mencapai 4 hingga 6 meter. "Ini musibah banjir hampir sama kayak tahun 2007 silam, air cepat naiknya," tuturnya.
Menurut Hamzah, peringatan dini banjir pada awal tahun 2020 lalu sama sekali tidak ada. Warga yang terlelap tidur baru menyadari air naik pukul 06.00 WIB. Selain itu penanganan pascabanjir kali ini terbilang lamban.
"Engga ada sama sekali dapat peringatan, biasanya ada itu dari Lurah ke RT/RW," ujarnya. Dia menambahkan, meski banjir telah usai, warga masih kebingungan untuk membersihkan rumah yang ditinggalkan banyak lumpur.Sebab, kata Hamzah, meski listrik sudah kembali normal, namun air jetpam masih dalam keadaan keruh."Masih bingung pascasurut mau apa yang dikerjakan. Rumah masih berantakan. Air enggak ada," ucapnya.
"Kami ya disini masih butuh alas tidur, pakaian dalam, air minum bersih. 5 RT tidur enggak ada yang pakai kasur. Di RT 09 saja ada 60 KK,150 jiwa. Ini kan ada 4 RT belum yang ngontrak dan kosan," kata Ketua RT 09, Hamzah di lokasi, Kamis (9/1/2020).
Hamzah menuturkan,saat banjir melanda permukiman warga ketinggian air mencapai 4 hingga 6 meter. "Ini musibah banjir hampir sama kayak tahun 2007 silam, air cepat naiknya," tuturnya.
Menurut Hamzah, peringatan dini banjir pada awal tahun 2020 lalu sama sekali tidak ada. Warga yang terlelap tidur baru menyadari air naik pukul 06.00 WIB. Selain itu penanganan pascabanjir kali ini terbilang lamban.
"Engga ada sama sekali dapat peringatan, biasanya ada itu dari Lurah ke RT/RW," ujarnya. Dia menambahkan, meski banjir telah usai, warga masih kebingungan untuk membersihkan rumah yang ditinggalkan banyak lumpur.Sebab, kata Hamzah, meski listrik sudah kembali normal, namun air jetpam masih dalam keadaan keruh."Masih bingung pascasurut mau apa yang dikerjakan. Rumah masih berantakan. Air enggak ada," ucapnya.
(whb)