Ribuan Korban Banjir dan Longsor di Bogor Butuh Sembako
A
A
A
BOGOR - Ribuan korban banjir bandang dan tanah longsor di Bogor bagian barat membutuhkan sembako. Pasalnya, hampir sepekan terisolasi karena akses jalan tertutup mereka hanya makan seadanya seperti singkong. Tidur pun dengan alas seadanya.
Nasib tersebut dialami warga Desa Malasari, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor. Sejak diterjang tanah longsor Rabu (01/01) lalu, satu dari enam desa ini kondisinya paling parah. Selama sepekan bantuan nyaris tidak ada karena aksesnya tak bisa dilalui dan letaknya berbatasan dengan Kabupaten Lebak, Banten.
Tak hanya puluhan ribu warga yang terdampak tapi saat ini ada sekitar 1.789 warga mengungsi. “Itu dari masing-masing kampung di Malasari. Paling banyak mengungsi ke Kampung Legok Kiara, Desa Cisarua serta Kampung Jengkol dan Sirna juga mengungsi ke posko Cisangku," ungkap Kepala Desa Malasari Andi Jaelani Firdaus saat KORAN SINDO mengunjungi desa tersebut, kemarin.
Andi menjelaskan akses jalan utama menuju pusat desa dari Kantor Kecamatan Nanggung via Desa Curug Bitung masih tertutup puluhan titik longsor. Bahkan, kata dia, untuk membuka akses jalan tersebut dibutuhkan dua alat berat. "Sudah hampir satu pekan alat berat belum berhasil membuka akses tersebut. Sebab terdapat 20 titik longsor yang menutup badan jalan, bahkan menggerus jalan menuju Desa Malasari," ujarnya.
Sulitnya akses menuju wilayah tersebut membuat pihaknya kesulitan memberikan bantuan logistik (sembako, selimut, obat-obatan maupun pakaian) karena akses jalan hanya bisa dilalui oleh kendaraan roda dua. Berdasarkan pantauan, dari dua desa yang terisolir di Kecamatan Nanggung, baru Desa Cisarua yang sudah bisa diakses.
Puluhan masyarakat dibantu alat berat terus menyingkirkan tumpukan tanah yang menutup jalan utama penghubung antar desa maupun kecamatan. "Alhamdulillah, sedikit demi sedikit bantuan sudah tersalurkan ke posko pengungsi. Tapi yang paling kami butuhkan saat ini adalah sembako," ujar Eli, 45, warga Kampung Nyungcung, Desa Malasari.
Ibu rumah tangga yang menjadi Koordinator Pos Pengungsian itu menyebutkan, para pengungsi sebagian besar berasal dari Desa Malasari. Mereka harus berjalan kaki satu setengah jam untuk sampai ke posko pengungsian di Kampung Legok Kiara, Desa Cisarua. "Jumlah pengungsi terus bertambah yang semula 1.789 jiwa sekarang bertambah 71 jiwa dari Desa Cisarua. Jadi di Posko Legok Kiara jumlahnya mencapai 1.860 jiwa," ungkapnya.
Kemarin Presiden Joko Widodo (Jokowi) akhirnya berhasil mengunjunginya para pengungsi korban longsor di Desa Harkat Jaya, Sukajaya, Kabupaten Bogor, setelah sebelumnya gagal menginjakan kaki di sana. Jokowi datang ke salah satu titik lokasi bencana banjir dan longsor di Sukajaya, Kabupaten Bogor melalui jalur darat.
Kehadiran orang nomor satu di Indonesia itu secara mendadak itu sontak membuat kaget para pengungsi. Sekitar 20 menit Jokowi berada di tempat itu. Selanjutnya mantan gubernur DKI Jakarta itu bersama Menteri Sosial, Menteri Kesehatan dan Menteri PUPR, bertolak ke Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, yang juga porak-poranda diterjang bencana.
Kepala Desa Harkat Jaya, M Soleh mengatakan, Presiden mengintruksikannya agar terus mengidentifikasi warga terdampak bencana dan merelokasi warga ke tempat aman, karena dikhawatirkan adanya longsor susulan. "Pak Presiden datang juga ke sini. Ini akan membantu memulihkan psikis warga yang terdampak bencana. Bapak juga mengingatkan warga yang tinggal di lokasi rawan, untuk pindah dulu," ujarnya.
Emi, 48, salah satu pengungsi warga Desa Harkat Jaya berharap Jokowi lebih memperhatikan kondisi warga karena masih banyak lokasi-lokasi terisolir."Ya, mudah-mudahan cepat tertangani, terutama yang masih terisolir," katanya.
89 Titik Tanggul Kali Bekasi Jebol
Terpisah, Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA) Kota Bekasi mencatat sebanyak 89 titik tanggul Kali Bekasi rusak akibat banjir Rabu (1/1) lalu. Jebolnya tanggul penyebab banjir ke permukiman warga hingga 5 meter.
Kepala DBMSDA Kota Bekasi, Arief Maulana mengatakan, kerusakan tanggul terjadi di wilayah Kartini, Bekasi Timur dan Perumahan Pondok Mitra Lestari, Jatiasih. "Ini yang menyebabkan banjir besar melanda permukiman warga," katanya.
Menurut dia, pihaknya masih terus menginventarisir kerusakan infrastruktur yang rusak. Koordinasi lintas wilayah sudah dilakukan mengingat Kali Bekasi merupakan aliran pertemuan dua sungai yang masing-masing hulunya ada di Kabupaten Bogor. "Sudah menjadi skala priritas perbaikan, kalau tidak banjir lagi nantinya," ujarnya.
Arief menjelaskan, pemerintah berjanji akan segera memperbaiki kerusakan tanggul di sepanjang Kali Bekasi yang rusak bahkan jebol. Kemungkinan pekan ini, Pemkot Bekasi akan mengadakan pertemuan dengan Kementerian Pekerjaaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk membahas progres pengerjaan di wilayah sepanjang Kali Bekasi. “Untuk perbaikan sepanjang Kali Bekasi telah disiapkan anggaran Rp 4 triliun,” terangnya.
Pemkot Bekasi juga memperpanjang status tanggap darurat banjir di wilayahnya selama sepekan kedepan. Darurat banjir ini untuk mengantisipasi banjir susulan dan proses pembersihan dan penanganan di lokasi banjir. "Status tanggap darurat banjir di Kota Bekasi kami perpanjang sepekan kedepan," ujar Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi.
Saat ini, kata dia, kondisi di lapangan sangat diperlukan penanganan seperti pengangkutan sampah dan pembersihan jalan-jalan utama yang terkena banjir. "Perpanjangan ini untuk perbaikan infrastruktur dan akses air bersih, serta pembersihan material akibat banjir sangat diperlukan sampai saat ini dan kedepannya," katanya.
Dibagian lain, Polda Metro Jaya tengah menyelidiki banjir yang melanda kawasan Daan Mogot, Jakarta Barat. Pasalnya ada dugaan malfungsi pompa. Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus membenarkan hal itu. Dia mengaku pihaknya telah memanggil Kasudin Sumber Daya Air Jakarta Barat Purwanti untuk dimintai keterangan. “Hanya untuk klarifikasi,” kata Yusri, kemarin.
Yusri menjelaskan penyidik meminta keterangan mengenai banjir yang melanda Jalan Daan Mogot. Fungsionalisasi, malfungsi pompa air, hingga tata kelola air menjadi fokusnya. Selain Purwanti, juga akan dipanggil sejumlah pihak maupun instansi lain. “Intinnya kami masih mengumpulkan sejumlah bahan dan keterangan. Klarifikasi tengah ditelusuri termasuk bukti bukti lainnya,” ungkapnya.
Kasudin Sumber Daya Air Jakarta Barat Purwanti membenarkan dirinya dipanggil penyidik Polda Metro Jaya untuk mengklarifikasi banjir di Jalan Daan Mogot, Jakarta Barat. “Hanya ditanya terkait banjir. Ya, emang mau gimana lagi lah wong di mana-mana banjir,” ucapnya.
Sementara itu, banjir yang mengepung 294 titik di Kota Tangerang, Banten sudah mulai surut. Namun, tumpukan sampah akibat banjir banyak yang belum terangkut. Hal ini menjadi persoalan baru mengingat minimnya jumlah armada truk sampah.
Wakil Wali Kota Tangerang Sachrudin mengatakan penanganan pascabanjir adalah banyaknya sampah yang belum terangkut. "Masalah kebersihan, sampah terutama. Di Ciledug Indah saja, tidak cukup 100 truk sampah bisa mengangkutnya. Banyangkan ada berapa banyak perumahan," kata Sachrudin.
Angota DPRD Kota Tangerang Fauzan Manafi Albar menilai penanganan sampah pascabanjir belum cukup baik karena masih terlihat dimana-mana. Seperti disepanjang Jalan Maulana Hasanudin, Pasar Rubuh dan Petir. Di sepanjang jalan itu, sampah yang dibuang menempati trotoar jalan sehingga tercecer ke badan jalan.
Bahkan sebagian dibiarkan jatuh ke sungai terbawa arus. "Sebagian sampah yang tercecer di badan jalan menimbulkan bau busuk yang menyengat. Jadi menurut saya, pemerintah kota harus segera memperbaiki pengeloaan sampah pascabanjir," jelasnya.
Nasib tersebut dialami warga Desa Malasari, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor. Sejak diterjang tanah longsor Rabu (01/01) lalu, satu dari enam desa ini kondisinya paling parah. Selama sepekan bantuan nyaris tidak ada karena aksesnya tak bisa dilalui dan letaknya berbatasan dengan Kabupaten Lebak, Banten.
Tak hanya puluhan ribu warga yang terdampak tapi saat ini ada sekitar 1.789 warga mengungsi. “Itu dari masing-masing kampung di Malasari. Paling banyak mengungsi ke Kampung Legok Kiara, Desa Cisarua serta Kampung Jengkol dan Sirna juga mengungsi ke posko Cisangku," ungkap Kepala Desa Malasari Andi Jaelani Firdaus saat KORAN SINDO mengunjungi desa tersebut, kemarin.
Andi menjelaskan akses jalan utama menuju pusat desa dari Kantor Kecamatan Nanggung via Desa Curug Bitung masih tertutup puluhan titik longsor. Bahkan, kata dia, untuk membuka akses jalan tersebut dibutuhkan dua alat berat. "Sudah hampir satu pekan alat berat belum berhasil membuka akses tersebut. Sebab terdapat 20 titik longsor yang menutup badan jalan, bahkan menggerus jalan menuju Desa Malasari," ujarnya.
Sulitnya akses menuju wilayah tersebut membuat pihaknya kesulitan memberikan bantuan logistik (sembako, selimut, obat-obatan maupun pakaian) karena akses jalan hanya bisa dilalui oleh kendaraan roda dua. Berdasarkan pantauan, dari dua desa yang terisolir di Kecamatan Nanggung, baru Desa Cisarua yang sudah bisa diakses.
Puluhan masyarakat dibantu alat berat terus menyingkirkan tumpukan tanah yang menutup jalan utama penghubung antar desa maupun kecamatan. "Alhamdulillah, sedikit demi sedikit bantuan sudah tersalurkan ke posko pengungsi. Tapi yang paling kami butuhkan saat ini adalah sembako," ujar Eli, 45, warga Kampung Nyungcung, Desa Malasari.
Ibu rumah tangga yang menjadi Koordinator Pos Pengungsian itu menyebutkan, para pengungsi sebagian besar berasal dari Desa Malasari. Mereka harus berjalan kaki satu setengah jam untuk sampai ke posko pengungsian di Kampung Legok Kiara, Desa Cisarua. "Jumlah pengungsi terus bertambah yang semula 1.789 jiwa sekarang bertambah 71 jiwa dari Desa Cisarua. Jadi di Posko Legok Kiara jumlahnya mencapai 1.860 jiwa," ungkapnya.
Kemarin Presiden Joko Widodo (Jokowi) akhirnya berhasil mengunjunginya para pengungsi korban longsor di Desa Harkat Jaya, Sukajaya, Kabupaten Bogor, setelah sebelumnya gagal menginjakan kaki di sana. Jokowi datang ke salah satu titik lokasi bencana banjir dan longsor di Sukajaya, Kabupaten Bogor melalui jalur darat.
Kehadiran orang nomor satu di Indonesia itu secara mendadak itu sontak membuat kaget para pengungsi. Sekitar 20 menit Jokowi berada di tempat itu. Selanjutnya mantan gubernur DKI Jakarta itu bersama Menteri Sosial, Menteri Kesehatan dan Menteri PUPR, bertolak ke Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, yang juga porak-poranda diterjang bencana.
Kepala Desa Harkat Jaya, M Soleh mengatakan, Presiden mengintruksikannya agar terus mengidentifikasi warga terdampak bencana dan merelokasi warga ke tempat aman, karena dikhawatirkan adanya longsor susulan. "Pak Presiden datang juga ke sini. Ini akan membantu memulihkan psikis warga yang terdampak bencana. Bapak juga mengingatkan warga yang tinggal di lokasi rawan, untuk pindah dulu," ujarnya.
Emi, 48, salah satu pengungsi warga Desa Harkat Jaya berharap Jokowi lebih memperhatikan kondisi warga karena masih banyak lokasi-lokasi terisolir."Ya, mudah-mudahan cepat tertangani, terutama yang masih terisolir," katanya.
89 Titik Tanggul Kali Bekasi Jebol
Terpisah, Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA) Kota Bekasi mencatat sebanyak 89 titik tanggul Kali Bekasi rusak akibat banjir Rabu (1/1) lalu. Jebolnya tanggul penyebab banjir ke permukiman warga hingga 5 meter.
Kepala DBMSDA Kota Bekasi, Arief Maulana mengatakan, kerusakan tanggul terjadi di wilayah Kartini, Bekasi Timur dan Perumahan Pondok Mitra Lestari, Jatiasih. "Ini yang menyebabkan banjir besar melanda permukiman warga," katanya.
Menurut dia, pihaknya masih terus menginventarisir kerusakan infrastruktur yang rusak. Koordinasi lintas wilayah sudah dilakukan mengingat Kali Bekasi merupakan aliran pertemuan dua sungai yang masing-masing hulunya ada di Kabupaten Bogor. "Sudah menjadi skala priritas perbaikan, kalau tidak banjir lagi nantinya," ujarnya.
Arief menjelaskan, pemerintah berjanji akan segera memperbaiki kerusakan tanggul di sepanjang Kali Bekasi yang rusak bahkan jebol. Kemungkinan pekan ini, Pemkot Bekasi akan mengadakan pertemuan dengan Kementerian Pekerjaaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk membahas progres pengerjaan di wilayah sepanjang Kali Bekasi. “Untuk perbaikan sepanjang Kali Bekasi telah disiapkan anggaran Rp 4 triliun,” terangnya.
Pemkot Bekasi juga memperpanjang status tanggap darurat banjir di wilayahnya selama sepekan kedepan. Darurat banjir ini untuk mengantisipasi banjir susulan dan proses pembersihan dan penanganan di lokasi banjir. "Status tanggap darurat banjir di Kota Bekasi kami perpanjang sepekan kedepan," ujar Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi.
Saat ini, kata dia, kondisi di lapangan sangat diperlukan penanganan seperti pengangkutan sampah dan pembersihan jalan-jalan utama yang terkena banjir. "Perpanjangan ini untuk perbaikan infrastruktur dan akses air bersih, serta pembersihan material akibat banjir sangat diperlukan sampai saat ini dan kedepannya," katanya.
Dibagian lain, Polda Metro Jaya tengah menyelidiki banjir yang melanda kawasan Daan Mogot, Jakarta Barat. Pasalnya ada dugaan malfungsi pompa. Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus membenarkan hal itu. Dia mengaku pihaknya telah memanggil Kasudin Sumber Daya Air Jakarta Barat Purwanti untuk dimintai keterangan. “Hanya untuk klarifikasi,” kata Yusri, kemarin.
Yusri menjelaskan penyidik meminta keterangan mengenai banjir yang melanda Jalan Daan Mogot. Fungsionalisasi, malfungsi pompa air, hingga tata kelola air menjadi fokusnya. Selain Purwanti, juga akan dipanggil sejumlah pihak maupun instansi lain. “Intinnya kami masih mengumpulkan sejumlah bahan dan keterangan. Klarifikasi tengah ditelusuri termasuk bukti bukti lainnya,” ungkapnya.
Kasudin Sumber Daya Air Jakarta Barat Purwanti membenarkan dirinya dipanggil penyidik Polda Metro Jaya untuk mengklarifikasi banjir di Jalan Daan Mogot, Jakarta Barat. “Hanya ditanya terkait banjir. Ya, emang mau gimana lagi lah wong di mana-mana banjir,” ucapnya.
Sementara itu, banjir yang mengepung 294 titik di Kota Tangerang, Banten sudah mulai surut. Namun, tumpukan sampah akibat banjir banyak yang belum terangkut. Hal ini menjadi persoalan baru mengingat minimnya jumlah armada truk sampah.
Wakil Wali Kota Tangerang Sachrudin mengatakan penanganan pascabanjir adalah banyaknya sampah yang belum terangkut. "Masalah kebersihan, sampah terutama. Di Ciledug Indah saja, tidak cukup 100 truk sampah bisa mengangkutnya. Banyangkan ada berapa banyak perumahan," kata Sachrudin.
Angota DPRD Kota Tangerang Fauzan Manafi Albar menilai penanganan sampah pascabanjir belum cukup baik karena masih terlihat dimana-mana. Seperti disepanjang Jalan Maulana Hasanudin, Pasar Rubuh dan Petir. Di sepanjang jalan itu, sampah yang dibuang menempati trotoar jalan sehingga tercecer ke badan jalan.
Bahkan sebagian dibiarkan jatuh ke sungai terbawa arus. "Sebagian sampah yang tercecer di badan jalan menimbulkan bau busuk yang menyengat. Jadi menurut saya, pemerintah kota harus segera memperbaiki pengeloaan sampah pascabanjir," jelasnya.
(don)