Protes Uighur, Ratusan Ribu Pendemo Bakal Geruduk Kedubes China
A
A
A
JAKARTA - Sekitar ratusan ribu orang bakalan ikut aksi Bela Uighur di depan Kedutaan Besar (Kedubes) China, Kuningan, Setia Budi, Jakarta Selatan. Hal itu disampaikan oleh Koordinator Humas dan Media Persaudaraan Alumni (PA) 212 Habib Novel Bamukmin.
"Kurang lebih 10.000-an paling banyak mungkin 100.000 mengingat dari luar daerah sudah datang," kata Novel saat dihubungi SINDOnews, Jumat (27/12/2019).
Massa dari daerah terlebih dahulu transit di markas PA 212 di Condet, Jakarta Timur. Mereka menuntut Pemerintah China menghentikan dugaan pelanggaran HAM kepada muslim Uighur di Xinjiang.
"Terlebih dari informasi yang kami dapatkan kan saudara Muslim Uighur kita dilarang memiliki Alquran serta wajib mengikuti kamp re-edukasi yang sesungguhnya adalah penahanan semena-mena tanpa proses hukum yang adil sesuai standar internasional," kata Habib Novel.
Kemudian, dia menjelaskan, pemerintah China juga memaksa para wanita untuk tinggal bersama dengan yang bukan muhrimnya. Kalau mereka tidak mau, kata dia, wanita itu akan dijebloskan ke penjara tanpa proses hukum yang adil.
"Ketika saudara lelaki kita mendekam dalam kamp tersebut, di saat yang sama mereka dipaksa menerima orang asing non muhrim untuk tinggal satu atap dengan keluarga atau istri mereka yang ditinggalkan, yang bila menolak akan dituduh sebagai ekstrimis radikal dan dijebloskan ke dalam kamp re-edukasi yang menurut beberapa laporan LSM HAM internasional justru tempat di mana banyak penyiksaan serta pelecehan seksual terjadi," bebernya.
Maka itu, kata dia, pihaknya mengutuk keras kejahatan kemanusiaan tersebut. Selain itu, kata dia, PA 212 meminta umat Islam di seluruh dunia mendoakan kebaikan bagi muslim Uighur.
"Maka kami dari berbagai ormas Islam mengancam dan mengutuk keras tindakan zalim rezim komunis China terhadap saudara muslim Uighur kita," pungkasnya.
"Kurang lebih 10.000-an paling banyak mungkin 100.000 mengingat dari luar daerah sudah datang," kata Novel saat dihubungi SINDOnews, Jumat (27/12/2019).
Massa dari daerah terlebih dahulu transit di markas PA 212 di Condet, Jakarta Timur. Mereka menuntut Pemerintah China menghentikan dugaan pelanggaran HAM kepada muslim Uighur di Xinjiang.
"Terlebih dari informasi yang kami dapatkan kan saudara Muslim Uighur kita dilarang memiliki Alquran serta wajib mengikuti kamp re-edukasi yang sesungguhnya adalah penahanan semena-mena tanpa proses hukum yang adil sesuai standar internasional," kata Habib Novel.
Kemudian, dia menjelaskan, pemerintah China juga memaksa para wanita untuk tinggal bersama dengan yang bukan muhrimnya. Kalau mereka tidak mau, kata dia, wanita itu akan dijebloskan ke penjara tanpa proses hukum yang adil.
"Ketika saudara lelaki kita mendekam dalam kamp tersebut, di saat yang sama mereka dipaksa menerima orang asing non muhrim untuk tinggal satu atap dengan keluarga atau istri mereka yang ditinggalkan, yang bila menolak akan dituduh sebagai ekstrimis radikal dan dijebloskan ke dalam kamp re-edukasi yang menurut beberapa laporan LSM HAM internasional justru tempat di mana banyak penyiksaan serta pelecehan seksual terjadi," bebernya.
Maka itu, kata dia, pihaknya mengutuk keras kejahatan kemanusiaan tersebut. Selain itu, kata dia, PA 212 meminta umat Islam di seluruh dunia mendoakan kebaikan bagi muslim Uighur.
"Maka kami dari berbagai ormas Islam mengancam dan mengutuk keras tindakan zalim rezim komunis China terhadap saudara muslim Uighur kita," pungkasnya.
(mhd)