PA 212 Sebut Penindasan Muslim Uighur di China Tak Bisa Ditolerir
A
A
A
JAKARTA - Koordinator Humas dan Media Persaudaraan Alumni 212 Habib Nobel Bamukmin menjelaskan berbagai macam penderitaan yang dialami umat Islam Uighur di Xinjiang, China. Menurut Novel kekejaman yang dilakukan Pemerintah China tak bisa ditolerir.
"Penindasan yang dialami saudara Muslim kita dari etnis Uighur di wilayah Xinjiang yang bermakna harfiah kolonial baru yang dilakukan oleh rezim komunis China dengan keji dan kejam sudah sangat menghawatirkan dan tidak bisa ditolerir lagi," kata Novel saat dihubungi SINDOnews, Jumat (27/12/2019).
Dia menambahkan, perampasan hak-hak manusia umat Islam Uighur di wilayah otonomi khusus Xinjiang sudah sangat keterlaluan lewat undang-undang de- ekstremifikasi. (Baca Juga: Bela Uighur, FPI Bakal Geruduk Kedubes China di Kuningan
"Serta dalih melawan radikalisme hak asasi manusia saudara Muslim Uighur kita dicabik dan dirampas hak beribadahnya, hak ekonominya, hak sosialnya, hak politiknya, sampai hak budayanya," papar Habib Novel.
"Penindasan yang dialami saudara Muslim kita dari etnis Uighur di wilayah Xinjiang yang bermakna harfiah kolonial baru yang dilakukan oleh rezim komunis China dengan keji dan kejam sudah sangat menghawatirkan dan tidak bisa ditolerir lagi," kata Novel saat dihubungi SINDOnews, Jumat (27/12/2019).
Dia menambahkan, perampasan hak-hak manusia umat Islam Uighur di wilayah otonomi khusus Xinjiang sudah sangat keterlaluan lewat undang-undang de- ekstremifikasi. (Baca Juga: Bela Uighur, FPI Bakal Geruduk Kedubes China di Kuningan
"Serta dalih melawan radikalisme hak asasi manusia saudara Muslim Uighur kita dicabik dan dirampas hak beribadahnya, hak ekonominya, hak sosialnya, hak politiknya, sampai hak budayanya," papar Habib Novel.
(mhd)