Sepanjang 2019, 53 Orang Meninggal karena Digigit Ular
A
A
A
JAKARTA - Sebanyak 53 orang meninggal akibat terkena bisa ular sepanjang 2019 ini. Hal ini diungkapkan dokter pakar bisa ular dr. Tri Maharani.
"Sejak Januari hingga Desember 2019 ini, ada 53 (orang meninggal karena bisa ular)," ungkap Tri Maharani saat dikonfirmasi Sindonews, Selasa (17012/2019).
Menurut Tri, sepanjang pengamatannya, ada banyak orang yang terkena gigitan ular di tahun 2019 ini, tapi sejauh ini ada 53 orang yang tewas karena bisa ular. Adapun di antaranya, remaja bernama Rendy Arga Yudha (18) yang tewas saat menjalani perawatan di RS Universitas Indonesia pada bulan November 2019 lalu pascadigigit ular kobra peliharannya.
Angka itu, kata dia, cukup tinggi dibandingkan angka kematian akibat digigit ular dari negara-negara lainnya. Contohnya, di Malaysia hanya ada dua orang meninggal karena bisa ular, lalu di Filipina sebanyak15 orang, Meksiko sebanyak 20 orang, dan di Australia selama 5 tahun hanya ada 17 orang meninggal.
"Indonesia punya 76 jenis ular berbisa dari total 349 jenis ular yang tersebar di semua wilayah (Indonesia), dan ular kobra termasuk ular yang sangat berbisa karena mengandung cardiotoxin neurotoxin cytotoxin dan necrotoxin," tuturnya.
Maka itu, kematian akibat bisa ular harus diperhatikan, tak terkecuali pemerintah Indonesia. Pasalnya, ada pola pergeseran kematian, yang mana dahulu berasal dari penyakit menular, lalu bergeser ke penyakit kronis, dan saat ini kematian akibat penyakit hewan berbisa pun tinggi akibat ketidakseimbangan ekosistem.
"Maka itu, prioritas negara ini harusnya pada gigitan hewan berbisa ini karena life treathening," ucapnya.
"Sejak Januari hingga Desember 2019 ini, ada 53 (orang meninggal karena bisa ular)," ungkap Tri Maharani saat dikonfirmasi Sindonews, Selasa (17012/2019).
Menurut Tri, sepanjang pengamatannya, ada banyak orang yang terkena gigitan ular di tahun 2019 ini, tapi sejauh ini ada 53 orang yang tewas karena bisa ular. Adapun di antaranya, remaja bernama Rendy Arga Yudha (18) yang tewas saat menjalani perawatan di RS Universitas Indonesia pada bulan November 2019 lalu pascadigigit ular kobra peliharannya.
Angka itu, kata dia, cukup tinggi dibandingkan angka kematian akibat digigit ular dari negara-negara lainnya. Contohnya, di Malaysia hanya ada dua orang meninggal karena bisa ular, lalu di Filipina sebanyak15 orang, Meksiko sebanyak 20 orang, dan di Australia selama 5 tahun hanya ada 17 orang meninggal.
"Indonesia punya 76 jenis ular berbisa dari total 349 jenis ular yang tersebar di semua wilayah (Indonesia), dan ular kobra termasuk ular yang sangat berbisa karena mengandung cardiotoxin neurotoxin cytotoxin dan necrotoxin," tuturnya.
Maka itu, kematian akibat bisa ular harus diperhatikan, tak terkecuali pemerintah Indonesia. Pasalnya, ada pola pergeseran kematian, yang mana dahulu berasal dari penyakit menular, lalu bergeser ke penyakit kronis, dan saat ini kematian akibat penyakit hewan berbisa pun tinggi akibat ketidakseimbangan ekosistem.
"Maka itu, prioritas negara ini harusnya pada gigitan hewan berbisa ini karena life treathening," ucapnya.
(whb)