Pemkot Bogor Dukung Gagasan Wamenparekraf soal Konsep Pariwisata di Era Digital

Jum'at, 13 Desember 2019 - 14:34 WIB
Pemkot Bogor Dukung...
Pemkot Bogor Dukung Gagasan Wamenparekraf soal Konsep Pariwisata di Era Digital
A A A
BOGOR - Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor mendukung gagasan Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf) Angela Tanoesoedibjo terkait konsep pariwisata di era digital. Gagasan itu disampaikan Angela Tanoesoedibjo saat menjadi keynote speakers di Institut Bisnis dan Informatika Kesatuan, Bogor, Kamis, 12 Desember 2019.

"Saya kira itu menarik sekali terkait mengintegrasikannya hotel-hotel kecil dengan memanfaatkan teknologi digital. Sebab di Kota Bogor modalitas cukup banyak, ada 97 hotel bintang dan non bintang. Ini harus sudah diklasifikasikan dan yang non bintang disinergikan ikut dalam satu etintas digital, sehingga bisa dipasarkan melalui internet ke seluruh dunia. Itu menarik sekali," ujar Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim.

Untuk itu, Dedie mendorong para pemilik/pengelola hotel non bintang untuk melakukan integrasi atau sinergi dengan operator bisnis penginapan online sejenis AirBnB yang kian marak. Selain itu, mengundang wisatawan luar Bogor maupun mancanegara berkunjung ke Kota Hujan. Hal ini secara tak langsung dapat meningkatkan okupansi hingga berdampak pada pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor pajak hotel dan restoran.

Jiika melihat pengembangan dan promosi hotel berbintang sudah dianggap mampu, hotel non bintang di Kota Bogor melalui Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) harus segera dicarikan formulasinya bagaimana mengsinergikan agar bisa dikenal dunia. (Baca juga: Tak Mau Hanya Ramai Akhir Pekan, Bogor Siapkan Destinasi Wisata Baru)

"Bahkan dari dari segi ekonomi kreatif, Pemkot bersama Pemprov Jawa Barat segera membangun gedung Pusat Ekonomi Kreatif di area lahan bekas Badan Koordinasi Wilayah (Bakorwil). Di situ nanti akan ada kelas channeling tadi (digitalisasi), kita pun akan membangun kelembagaannya," tandasnya.

Angela Tanoesoedibjo sebelumnya mengatakan, era digital membuat dunia semakin dinamis dan kompetitif. Presiden Jokowi pada Oktober 2019 lalu juga sudah memberikan arahan agar jajarannya mampu menjawab sejumlah tantangan ke depan, di antaranya melalui pembangunan infrastruktur, SDM, siginifikansi regulasi, penyederhanaan birokrasi dan transformasi ekonomi.

"Seperti kita ketahui bersama, pariwisata sudah ditunjuk sebagai leading sector. Presiden Jokowi juga mengarahkan agar seluruh kementerian mendukung sektor pariwisata ini. Karena kita lihat ya, kalau kita membangun sebuah destinasi itu membutuhkan kolaborasi yang luar biasa antarkementerian seperti jalan, perhubungan, investasi, transportasi, BUMN, UMKM, hingga pertanian untuk mendukung suplai," paparnya. (Baca juga: Wamenparekraf Angela Beberkan 5 Solusi Tantangan Pariwisata di Era Digital)

Sementara itu, Rektor IBIK Bogor Iriyadi mengatakan, saat ini Indonesia sedang berada di era revolusi industri 4.0 yang otomatis hampir semua kegiatan bersinggungan dengan digitalisasi. Maka, dengan berkembangnya industri ekonomi kreatif berbasis elektronik menjadikan peluang industri ini semakin banyak diminati.

"Menjawab tantangan dan peluang bisnis di era industri digital saat ini, terutama industri pariwisata dan ekonomi kreatif, maka perlu dilakukan perubahan bentuk perguruan tinggi dari STIE Kesatuan menjadi Institut Bisnis Informatika (IBI) Kesatuan dengan menambah 4 program studi baru, yaitu S1 Pariwisata, S1 Bio-Kewirausahaan, S1 Sistem Informasi, dan S1 Teknologi Informasi," jelasnya.

Adanya penambahan 4 program studi baru tersebut guna mendukung program studi yang sudah ada yaitu S1 Akuntansi, S1 Manajemen, D3 Akuntansi, serta D3 Keuangan dan Perbankan. Keseluruhan program studi ini terkait satu sama lain dan besar harapan kami untuk dapat menghadapi tantangan dan peluang pada era digital ini.
(thm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7255 seconds (0.1#10.140)