FK-MBR Terbentuk, Diaspora Bone Dukung Porvinsi Bone Raya
A
A
A
JAKARTA - Masyarakat Bone yang tersebar di seluruh Indonesia mendeklarasikan pembentukan Forum Komunikasi Masyarakat Bone Raya (FK-MBR) di Jakarta, pekan lalu Sabtu (30/11/2019). Mendukung pembentukan Provinsi Bone Reya -sebagai salah satu tujuannya- FK-MBR juga menunjuk politisi senior asal Bone, yaitu Nurdin Halid menjadi ketua umum FK-MBR untuk kali pertama.
Deklarasi yang dihadiri sekitar 80 perwakilan dari beberapa daerah di Indonesia seperti Kalimantan Tengah, Riau, Yogyakarta, Banten, Papua, Batam, dan Jakarta itu berjalan lancar. Sebelum deklarasi dibacakan, Andi Kasman Makkuaseng -salah seorang tokoh masyarakat Bone yang tinggal di Jakarta- memberi kesempatan kepada perwakilan daerah yang hadir untuk menyampaikan pandangan mereka.
Usai mendengar pandangan peserta, dalam sambutannya Andi Kasman menanyakan kepada peserta yang hadir tentang pencalonan Nurdin Halid sebagai ketua umum FK-MBR. Serentak, seluruh peserta secara aklamasi setuju pencalonan tersebut.
“Ini peristiwa bersejarah. Kami berkumpul untuk menyatukan semangat dan tekad memperkuat tali silaturahmi di antara warga Bone di perantauan. Lebih dari itu, Forum Komunikasi ini menyepakati akan memperjuangkan terbentuknya Propinsi Bone Raya,” ujar Andi Kasman yang bertindak sebagai ketua penyelenggara acara deklarasi.
Andi Kasman menegaskan bahwa pembentukan FK-MBR bukan bermaksud memecahbelah masyarakat Bone diaspora. FK-MBR adalah wadah kerukunan warga Bone diaspora yang kedua setelah KKMB atau Kerukunan Keluarga Masyarakat Bone. "Forum komunikasi yang terbentuk justru memenuhi kebutuhan masyarakat Bone perantauan yang jumlahnya sangat besar dan hidup tersebar di berbagai pelosok Nusantara," kata Andi Kasman.
Nurdin Halid sendiri mengatakan, dirinya menyambut baik pembentukan FK-MBR dan atas kepercayaan warga diaspora kepada dirinya. Menurutnya, FK-MBR seperti halnya KKMB, adalah wadah kekeluargaan masyarakat Bone, dan bukan organisasi politik. Karena itu, Nurdin Halid meminta peserta deklarasi FK-MBR agar mengedepankan semangat kebersamaan dan kerukunan, bukan semangat persaingan untuk menang-menangan.
“Seperti halnya KKMB, visi dan misi FK-MBR ini pun sangat luhur yaitu menyatukan dan memperkuat tali persaudaraan sesama warga Bone yang tersebar di seluruh Nusantara, bahkan di luar negeri. Ini bukan organisasi politik. Karena itu, saya setuju pembentukan Forum Komunikasi ini sebagai wadah membangun kebersamaan dan kekeluargaan. Jangan sekali-kali dipakai sebagai alat politik,” Nurdin Halid menegaskan.
“Ini dua rumah berbeda. Tapi, kedua rumah itu sama-sama rumah kita. Mari kita rawat keduanya dengan baik. Sebab, prinsip kita cuma satu: masyarakat Bone di seluruh Nusantara, bahkan yang di luar negeri, bersatu membangun kebersamaan di tanah rantau maupun bersatu untuk ikut membangun tanah leluhur kita, Bone,” ujar Nurdin Halid.
Lebih jauh, Nurdin Halid mengakui, dirinya menerima kepercayaan peserta deklarasi sebagai ketua umum FK-MBR lebih karena ingin merawat kebersamaan dan kekeluargaan masyarakat diaspora Bone yang tersebar di seluruh Indonesia. "Ini juga kesempatan bagi saya untuk bersama warga Bone perantauan mengangkat kembali keluhuran budaya dan kebesaran sejarah Bugis Bone sebagai suku bangsa bahari," kata Nurdin.
Alwiyah Ahmad, salah satu deklarator, menilai Nurdin Halid adalah sosok yang tepat untuk memimpin FK-MBR saat ini. Di mata aktivis LSM Anti-narkoba khusus anak-anak di bawah umur ini, Nurdin Halid adalah salah satu tokoh senior Bone yang sukses dalam setiap organisasi tingkat nasional yang dipimpinnya, terutama ketika menjadi Ketua Umum Dewan Koperasi Indonesia, Ketua Umum PSSI, dan Ketua Harian Partai Golkar.
“Karena itu, saya sangat yakin Pak Nurdin Halid mampu menjadi pelindung dan pengayom wadah kerukunan warga Bone diaspora ini. Apalagi, secara ekonomi dan ketokohan Pak Nurdin sudah mapan sehingga saya yakin beliau tidak punya kepentingan apa pun dengan wadah kerukunan ini,” ujar Alwiyah.
Dua Program Strategis FK-MBR
Ada dua program strategis yang dibacakan dalam deklarasi FK-MBR, yaitu penguatan ekonomi keluarga melalui koperasi dan dukungan bagi terbentuknya propinsi Bone Raya. Menurut Nurdin Halid, koperasi akan dijadikan sebagai wadah pengikat yang konkrit dirasakan oleh warga Bone diaspora.
“Koperasi bisa memperkuat ikatan kerukanan di antara sesama warga Bone di perantauan maupun antara warga Bone perantauan dengan warga Bone di Sulsel. Melalui koperasi juga diharapkan bisa memperkuat ekonomi keluarga masyarakat Bone,” ujar Nurdin Halid.
Program tersebut tak lepas dari pengalaman Nurdin Halid sebagai praktisi koperasi sejak usia muda maupun kepemimpinanya di bidang perkoperasian. “Alasan lain saya mendukung pembentukan Forum Komunikasi ini karena melihat ada harapan pada sosok Pak Nurdin Halid sebagai pejuang ekonomi rakyat, khususnya koperasi. Di bawah Pak Nurdin, saya berharap koperasi menjadi tiang ekonomi keluarga masyarakat Bone diaspora maupun masyarakat Bone di Sulawesi sana,” tuturnya Alawiyah.
Program strategis lain yang dibacakan dalam Deklarasi itu ialah dukungan bagi terbentuknya Propinsi Bone Raya. Secara demografi, luas wilayah, dan sumber daya alam maupun kesejarahan, kabupaten Bone dan beberapa kabupaten sekitarnya dinilai layak menjadi sebuah propinsi.
Latif Tekke -deklarator lainnya yakin FK-MBR mampu menyatukan semangat dan tekad untuk mengembalikan kejayaan Bone di masa lampau, yaitu Bone, Soppeng, dan Wajo menuju terbentuknya propinsi Bone Raya. Sebagai suku bangsa bahari yang terkenal sebagai pelaut ulung, masyarakat Bugis Bone mendiami hampir seluruh daerah pesisir Nusantara, bahkan hidup tersebar di berbagai negara seperti Malaysia, Brunei, Singapura, Australia hingga Afrika.
“Kejayaan sejarah masa lalu itu tercermin dari fakta bahwa hampir seluruh wilayah pesisir Indonesia ada orang Bugis Bone. Orang Bugis Bone juga menyebar dan hingga kini hidup di berbagai negara secara turun-temurun,” demikian Latif Tekke.
Kabupaten Bone merupakan salah satu kabupaten terluas di Indonesia, yaitu mencapai 4.559 km2. Jumlah penduduk Bone hingga pertengahan tahun 2019 mencapai hampir 1 juta orang yang mendiami 27 kecamatan, 328 desa, dan 44 kelurahan. Data BPS 2017, luas areal persawahan Kabupaten Bone 88.449 ha, ladang 120.524 ha, tambak: 11.148 ha, perkebunan 43.052,97 ha, hutan: 145.073 ha, padang rumput dan lainnya: 10.503, 48 ha.
Bagian utara Kabupaten Bone berbatasan dengan Kabupaten Wajo dan Soppeng. Bagian Selatan dibatasi Kabupaten Sinjai dan Kabupaten Gowa. Ada Teluk Bone di sebelah Timur. Di bagian Barat dibatasi Kabupaten Maros, Pangkep, dan Barru. Menurut Andi Kasman, secara historis, Bone itu mencakup Berru dan Sopeng. “Dari diskusi dengan Pak Nurdin, kami juga akan mengajak Bulukumba, Wajo, dan Sinjai,” kata Andi Kasman.
Deklarasi yang dihadiri sekitar 80 perwakilan dari beberapa daerah di Indonesia seperti Kalimantan Tengah, Riau, Yogyakarta, Banten, Papua, Batam, dan Jakarta itu berjalan lancar. Sebelum deklarasi dibacakan, Andi Kasman Makkuaseng -salah seorang tokoh masyarakat Bone yang tinggal di Jakarta- memberi kesempatan kepada perwakilan daerah yang hadir untuk menyampaikan pandangan mereka.
Usai mendengar pandangan peserta, dalam sambutannya Andi Kasman menanyakan kepada peserta yang hadir tentang pencalonan Nurdin Halid sebagai ketua umum FK-MBR. Serentak, seluruh peserta secara aklamasi setuju pencalonan tersebut.
“Ini peristiwa bersejarah. Kami berkumpul untuk menyatukan semangat dan tekad memperkuat tali silaturahmi di antara warga Bone di perantauan. Lebih dari itu, Forum Komunikasi ini menyepakati akan memperjuangkan terbentuknya Propinsi Bone Raya,” ujar Andi Kasman yang bertindak sebagai ketua penyelenggara acara deklarasi.
Andi Kasman menegaskan bahwa pembentukan FK-MBR bukan bermaksud memecahbelah masyarakat Bone diaspora. FK-MBR adalah wadah kerukunan warga Bone diaspora yang kedua setelah KKMB atau Kerukunan Keluarga Masyarakat Bone. "Forum komunikasi yang terbentuk justru memenuhi kebutuhan masyarakat Bone perantauan yang jumlahnya sangat besar dan hidup tersebar di berbagai pelosok Nusantara," kata Andi Kasman.
Nurdin Halid sendiri mengatakan, dirinya menyambut baik pembentukan FK-MBR dan atas kepercayaan warga diaspora kepada dirinya. Menurutnya, FK-MBR seperti halnya KKMB, adalah wadah kekeluargaan masyarakat Bone, dan bukan organisasi politik. Karena itu, Nurdin Halid meminta peserta deklarasi FK-MBR agar mengedepankan semangat kebersamaan dan kerukunan, bukan semangat persaingan untuk menang-menangan.
“Seperti halnya KKMB, visi dan misi FK-MBR ini pun sangat luhur yaitu menyatukan dan memperkuat tali persaudaraan sesama warga Bone yang tersebar di seluruh Nusantara, bahkan di luar negeri. Ini bukan organisasi politik. Karena itu, saya setuju pembentukan Forum Komunikasi ini sebagai wadah membangun kebersamaan dan kekeluargaan. Jangan sekali-kali dipakai sebagai alat politik,” Nurdin Halid menegaskan.
“Ini dua rumah berbeda. Tapi, kedua rumah itu sama-sama rumah kita. Mari kita rawat keduanya dengan baik. Sebab, prinsip kita cuma satu: masyarakat Bone di seluruh Nusantara, bahkan yang di luar negeri, bersatu membangun kebersamaan di tanah rantau maupun bersatu untuk ikut membangun tanah leluhur kita, Bone,” ujar Nurdin Halid.
Lebih jauh, Nurdin Halid mengakui, dirinya menerima kepercayaan peserta deklarasi sebagai ketua umum FK-MBR lebih karena ingin merawat kebersamaan dan kekeluargaan masyarakat diaspora Bone yang tersebar di seluruh Indonesia. "Ini juga kesempatan bagi saya untuk bersama warga Bone perantauan mengangkat kembali keluhuran budaya dan kebesaran sejarah Bugis Bone sebagai suku bangsa bahari," kata Nurdin.
Alwiyah Ahmad, salah satu deklarator, menilai Nurdin Halid adalah sosok yang tepat untuk memimpin FK-MBR saat ini. Di mata aktivis LSM Anti-narkoba khusus anak-anak di bawah umur ini, Nurdin Halid adalah salah satu tokoh senior Bone yang sukses dalam setiap organisasi tingkat nasional yang dipimpinnya, terutama ketika menjadi Ketua Umum Dewan Koperasi Indonesia, Ketua Umum PSSI, dan Ketua Harian Partai Golkar.
“Karena itu, saya sangat yakin Pak Nurdin Halid mampu menjadi pelindung dan pengayom wadah kerukunan warga Bone diaspora ini. Apalagi, secara ekonomi dan ketokohan Pak Nurdin sudah mapan sehingga saya yakin beliau tidak punya kepentingan apa pun dengan wadah kerukunan ini,” ujar Alwiyah.
Dua Program Strategis FK-MBR
Ada dua program strategis yang dibacakan dalam deklarasi FK-MBR, yaitu penguatan ekonomi keluarga melalui koperasi dan dukungan bagi terbentuknya propinsi Bone Raya. Menurut Nurdin Halid, koperasi akan dijadikan sebagai wadah pengikat yang konkrit dirasakan oleh warga Bone diaspora.
“Koperasi bisa memperkuat ikatan kerukanan di antara sesama warga Bone di perantauan maupun antara warga Bone perantauan dengan warga Bone di Sulsel. Melalui koperasi juga diharapkan bisa memperkuat ekonomi keluarga masyarakat Bone,” ujar Nurdin Halid.
Program tersebut tak lepas dari pengalaman Nurdin Halid sebagai praktisi koperasi sejak usia muda maupun kepemimpinanya di bidang perkoperasian. “Alasan lain saya mendukung pembentukan Forum Komunikasi ini karena melihat ada harapan pada sosok Pak Nurdin Halid sebagai pejuang ekonomi rakyat, khususnya koperasi. Di bawah Pak Nurdin, saya berharap koperasi menjadi tiang ekonomi keluarga masyarakat Bone diaspora maupun masyarakat Bone di Sulawesi sana,” tuturnya Alawiyah.
Program strategis lain yang dibacakan dalam Deklarasi itu ialah dukungan bagi terbentuknya Propinsi Bone Raya. Secara demografi, luas wilayah, dan sumber daya alam maupun kesejarahan, kabupaten Bone dan beberapa kabupaten sekitarnya dinilai layak menjadi sebuah propinsi.
Latif Tekke -deklarator lainnya yakin FK-MBR mampu menyatukan semangat dan tekad untuk mengembalikan kejayaan Bone di masa lampau, yaitu Bone, Soppeng, dan Wajo menuju terbentuknya propinsi Bone Raya. Sebagai suku bangsa bahari yang terkenal sebagai pelaut ulung, masyarakat Bugis Bone mendiami hampir seluruh daerah pesisir Nusantara, bahkan hidup tersebar di berbagai negara seperti Malaysia, Brunei, Singapura, Australia hingga Afrika.
“Kejayaan sejarah masa lalu itu tercermin dari fakta bahwa hampir seluruh wilayah pesisir Indonesia ada orang Bugis Bone. Orang Bugis Bone juga menyebar dan hingga kini hidup di berbagai negara secara turun-temurun,” demikian Latif Tekke.
Kabupaten Bone merupakan salah satu kabupaten terluas di Indonesia, yaitu mencapai 4.559 km2. Jumlah penduduk Bone hingga pertengahan tahun 2019 mencapai hampir 1 juta orang yang mendiami 27 kecamatan, 328 desa, dan 44 kelurahan. Data BPS 2017, luas areal persawahan Kabupaten Bone 88.449 ha, ladang 120.524 ha, tambak: 11.148 ha, perkebunan 43.052,97 ha, hutan: 145.073 ha, padang rumput dan lainnya: 10.503, 48 ha.
Bagian utara Kabupaten Bone berbatasan dengan Kabupaten Wajo dan Soppeng. Bagian Selatan dibatasi Kabupaten Sinjai dan Kabupaten Gowa. Ada Teluk Bone di sebelah Timur. Di bagian Barat dibatasi Kabupaten Maros, Pangkep, dan Barru. Menurut Andi Kasman, secara historis, Bone itu mencakup Berru dan Sopeng. “Dari diskusi dengan Pak Nurdin, kami juga akan mengajak Bulukumba, Wajo, dan Sinjai,” kata Andi Kasman.
(don)