Pertama di Jakarta, Pemprov DKI Bangun Pengolahan Air Limbah Modern di Krukut
A
A
A
JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melakukan peletakan batu pertama pembangunan instalasi pengelolaan air limbah (IPAL) di Krukut, Setiabudi, Jakarta Selatan, Minggu (8/12/2019).
"Pembangunan instalasi pengolahan air limbah yg dikerjakan oleh PD PAL Jaya ini menjadi salah satu fasilitas air limbah dengan teknologi terbaru dan menjadi yang pertama di Indonesia," kata Anies kepada wartawan.
Anies menuturkan, kebutuhan pasokan air bersih bagi warga Jakarta memiliki peran yang sangat krusial. Sebab, Jakarta yang notabone kota besar dan memiliki jumlah penduduk yang mencapai 10,5 juta jiwa, tidak heran jika harus ada terobosan besar guna memenuhi kebutuhan tersebut, dengan cara pengolahan air limbah yang dapat digunakan kembali.
"Kita berharap terobosan ini dapat dipercepat di semua kawasan. Ini penting sekali bagi Jakarta. Kita di kota besar perlu secara serius mengelola limbahnya. Dengan dibangun instalasi pengelolaan air limbah harapannya nanti limbah air di Jakarta bisa diolah dan digunakan kembali," tuturnya.
Anies menjelaskan, fungsi dari pengolahan air limbah tersebut dapat digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, mulai dari kebutuhan menyiram tanaman hingga yang lainnya, karena sudah melewati masa pengolahan.
"Jadi nanti instalasi ini ada lebih dari 1,5 juta people equivalent. Air yang dikelola ekuivalen dengan 1,5 juta orang, yang nanti menjadi air bersih yang bisa dipakai menyiram, flushing toilet, tapi airnya bersih,
Ini adalah project trobosan pertama, Insya Allah akan selesai pertengahan 2021," jelasnya.
Sementara itu, Dirut Pal Jaya Subekti mengatakan, instalasi tersebut merupakan instalasi air limbah perpipaan skala kota dengan teknologi Moving Bed Bio Filler Reaktor (MBBR).
"Teknologi ini seperti rumah susun sehingga dengan lahan yang kecil kapasitasnya sama. Jadi kalau di Setiabudi butuh 4 hektare apabila konvensial, tapi ini hanya perlu 2.000 meter persegi," kata Subekti.
Pembangunan instalasi baru ini merupakan usaha Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam memperbaiki sistem perlimbahan, agar tidak mencemari lingkungan dan kembali dapat dimanfaatkan oleh warga.
"Tinggal 2 paket, nanti tahun depan selesai dan itu akan kita lanjutkan untuk pipa sekunder, tentu dengan penambahan perpipaan dan pelayanan limbah yang dihasilkan semakin besar dan butuh instalasi yang baru dan ini kita bangun," pungkas Subekti.
"Pembangunan instalasi pengolahan air limbah yg dikerjakan oleh PD PAL Jaya ini menjadi salah satu fasilitas air limbah dengan teknologi terbaru dan menjadi yang pertama di Indonesia," kata Anies kepada wartawan.
Anies menuturkan, kebutuhan pasokan air bersih bagi warga Jakarta memiliki peran yang sangat krusial. Sebab, Jakarta yang notabone kota besar dan memiliki jumlah penduduk yang mencapai 10,5 juta jiwa, tidak heran jika harus ada terobosan besar guna memenuhi kebutuhan tersebut, dengan cara pengolahan air limbah yang dapat digunakan kembali.
"Kita berharap terobosan ini dapat dipercepat di semua kawasan. Ini penting sekali bagi Jakarta. Kita di kota besar perlu secara serius mengelola limbahnya. Dengan dibangun instalasi pengelolaan air limbah harapannya nanti limbah air di Jakarta bisa diolah dan digunakan kembali," tuturnya.
Anies menjelaskan, fungsi dari pengolahan air limbah tersebut dapat digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, mulai dari kebutuhan menyiram tanaman hingga yang lainnya, karena sudah melewati masa pengolahan.
"Jadi nanti instalasi ini ada lebih dari 1,5 juta people equivalent. Air yang dikelola ekuivalen dengan 1,5 juta orang, yang nanti menjadi air bersih yang bisa dipakai menyiram, flushing toilet, tapi airnya bersih,
Ini adalah project trobosan pertama, Insya Allah akan selesai pertengahan 2021," jelasnya.
Sementara itu, Dirut Pal Jaya Subekti mengatakan, instalasi tersebut merupakan instalasi air limbah perpipaan skala kota dengan teknologi Moving Bed Bio Filler Reaktor (MBBR).
"Teknologi ini seperti rumah susun sehingga dengan lahan yang kecil kapasitasnya sama. Jadi kalau di Setiabudi butuh 4 hektare apabila konvensial, tapi ini hanya perlu 2.000 meter persegi," kata Subekti.
Pembangunan instalasi baru ini merupakan usaha Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam memperbaiki sistem perlimbahan, agar tidak mencemari lingkungan dan kembali dapat dimanfaatkan oleh warga.
"Tinggal 2 paket, nanti tahun depan selesai dan itu akan kita lanjutkan untuk pipa sekunder, tentu dengan penambahan perpipaan dan pelayanan limbah yang dihasilkan semakin besar dan butuh instalasi yang baru dan ini kita bangun," pungkas Subekti.
(thm)