Tim Barongsai Indonesia Raih Juara Guang Xi World Lion Dance Championship 2019

Senin, 11 November 2019 - 10:45 WIB
Tim Barongsai Indonesia...
Tim Barongsai Indonesia Raih Juara Guang Xi World Lion Dance Championship 2019
A A A
TANGERANG - Tim Barongsai Indonesia, Kong Ha Hong Lion Dance Troupe berhasil mengharumkan nama bangsa diajang Guang Xi World Lion Dance Championship 2019. Tim Barongsai Indonesia keluar sebagai juara dunia setelah mengalahkan tuan rumah China.

Ketua Kong Ha Hong Dance Troupe, Ronald Syarif alias Wong Pak mengatakan, dalam kejuaraan itu, Tim Barongsai Indonesia menerjunkan masing-masing satu tim untuk kategori Tradisional dan Tonggak. Tim tradisional, dimainkan oleh Andri Wijaya sebagai kepala, dan Anton Chandra ekornya.

Sedangkan untuk kategori Tonggak, dimainkan para pemain muda, yakni Ricky Syahputra dan Oktavianus. Untuk kategori Tradisional, Tim Barongsai Indonesia duduk diperingkat kedua setelah China.

"Kerja tim keduanya berhasil membawa Kong Ha Hong Dance Troupe sebagai juara dunia, mengalahkan tim barongsai tuan rumah China dengan skor yang sangat tinggi," kata Ronald kepada SINDOnews pada Minggu, 10 November 2019 malam.

Ronald menuturkan, sejak didirikan pada 17 Agustus 1999, Kong Ha Hong telah mengalami kemajuan pesat dan menjuarai lima kali kejuraan tingkat dunia.
"Sekarang kita sudah 20 tahun dan ini tidak mudah. Kita melalui banyak rintangan dan sekarang barongsai diakui sebagai salah satu cabang olahraga di Indonesia," tuturnya.

Seni pertunjukan barongsai, lanjut Ronald, sempat mengalami masa suram pada masa Orde Baru. Dilarang main, dan para pemainnya dari etnis Thionghoa, mendapat stigma negatif dari pemerintah saat itu.

"Kita ini orang Thionghoa dianggap terlibat G30S, jadi semua dilarang. Saat Gusdur menjadikan Imlek waktu libur dan Megawati menjadikan Imlek sebagai hari libur nasional, baru kita boleh main barongsai," paparnya.

Sebagai komitmen kebangsaannya, Kong Ha Hong Dance Troupe pun akhirnya didirikan pada 17 Agustus 1999, dengan pertunjukan pertamanya di kawasan Pantai Indah Kapuk."Kenapa 17 Agustus, karena kemerdekaan negara kita tercinta. Jadi, mereka tidak boleh melarang lagi. Kami pertama main di Pantai Indah Kapuk, karena saat tragedi Mei 1998, di sana paling banyak dijarah," sambungnya.

Dengan makin diminatinya barongsai oleh generasi muda, Ronald berharap, seni dan budaya leluhur itu bisa semakin maju lagi membawa nama besar Indonesia di dunia."Untuk barongsai pengamen, kita cuma bisa mengimbau saja, karena barongsai kesenian yang begitu hebat, kalau bisa jangan dijadikan pengamen. Tetapi kita juga enggak bisa melarang, hanya mengimbau saja," jelasnya.

Sementara itu, Ricky dan Okta mengatakan, sangat bangga bisa membawa nama besar Indonesia dikancah dunia barongsai dan mengalahkan tim asal China."Tantangan terbesarnya itu membawa nama negara, karena setiap negara perwakilannya cuma boleh satu. Kita latihan biasanya tiga kali seminggu. Tetapi untuk menghadapi kejuaraan ini latihan setiap hari," papar Okta.

Menurut Okta, mengalahkan barongsai China tidak mudah karena mereka sangat unggul dalam berbagai atraksi. Sedang karakter Tim Kong Ha Hong lebih ekspresif.

"Jadi kita padukan antara seni akrobatik dan ekspresi jiwa singa. Semua kita pelajari pas latihan. Dan memang dari dasar kita sudah diberitahu, bahwa singa itu ada beberapa macam sifat, sedih dan senang," ungkapnya.

Salah satu pemain, Ricky menambahkan, kunci dari keberhasilan Tim Kong Ha Hong dalam kejuaraan ini adalah keharmonisan gerak dan ekspresi, baik dari kepala, buntut, mengikuti musik."Mungkin kuncinya dikeharmonisan, kepala dan buntut mengikuti alunan musik. Ini pengalaman pertama, bangga bisa mengalahkan China," ucapnya.
(whb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1066 seconds (0.1#10.140)