Wujudkan Hidup Layak, UI Bekali Napi di Lapas Cipinang
A
A
A
JAKARTA - Ikatan Wanita Keluarga Sekolah Ilmu Lingkungan (IWK SIL) dan Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) melakukan kunjungan ke Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Narkotika kelas II A Jakarta belum lama ini. Kegiatan dalam rangka pengabdian masyarakat itu dipimpin langsung oleh ketua IWK SIL SKSG, Dr. Sobichatul Aminah.
Sobichatul Aminah mengaku gembira melihat semangat dan antusiasme para warga binaan yang menjadi peserta kegiatan tersebut. Ia juga merasa senang mengetahui adanya beberapa program binaan dan BLK di Lapas."Semua program ini dimaksudkan untuk menunjang dan membekali warga binaan (wabin) menjalani kehidupannya kelak," katanya dalam keterangan tertulisnya, Jumat (1/11/2019).
Dia pun berharap dari kegiatan ini terjalin kerja sama yang berkelanjutan sebagai bentuk pengabdian masyarakat dari Universitas Indonesia.
Pelaksana tugas Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Plt Kalapas) Kelas II A Cipinang Klas Eddy Junaedi mengatakan, beberapa program pembinaan yang ada di lapas, seperti PKBM, penyuluhan dan edukasi, pemberian motivasi, therapeutic community dan sebagainya.
"Apa yang dilakukan IWK SIL SKSG ini sangat beririsan dengan program Lapas, sehingga Lapas membuka pintu lebar-lebar untuk IWK SIL dan bagi siapa saja yang beritikad baik untuk memberikan nilai positif bagi warga binaan," ujarnya.
Pada kesempatan itu, Eddy menyebutkan 4 faktor yang berperan penting dalam proses pembinaan di Lapas. Pertama, faktor internal, yaitu petugas lapas yang kompeten. Kedua, faktor eksternal, yaitu lingkungan luar, segenap stakeholder yang peduli pada lapas. Ketiga, faktor keluarga yang senantiasa mendukung warga binaan. Keempat, mengetahui stigma masyarakat terhadap mantan napi yang masih kurang baik, maka menjadi tugas bersama untuk meluruskannya.
"Sebagaimana prinsip yang menjadi semboyan warga binaan, ‘Tidak semua yang dibalik terali penjara itu orang jahat, dan tidak semua yang berkeliaran di luar itu orang baik’," terangnya.
Eddy berharap, agar Lapas Narkotika kelas II A Jakarta ini menjadi laboratorium bagi UI dan kampus lainnya untuk melakukan penelitian maupun kegiatan lainnya.
"Demi tercapainya keberhasilan pembinaan di dalam Lapas diperlukan kerjasama yang baik bagi semua komponen yang ada yaitu petugas, narapidana dan masyarakat," katanya.
Acara dilanjutkan dengan kunjungan ibu-ibu IWK ke Griya Karya Narapidana, yaitu Balai Latihan Kerja (BLK) Lapas Narkotika Jakarta. Terdapat beberapa ruangan BLK seperti ruang jahit, barber, pembuatan bakery, kerajinan tangan dengan buah karya yang sangat menarik, seperti kaligrafi, hiasan dinding, lukisan, pajangan hingga kursi dan perabotan rumah tangga.
"Adanya BLK ini sangat diperlukan sebagai bekal warga binaan setelah selesai menjalani masa tahanan dan kembali terjun di masyarakat. Lapas diharapkan mampu membentuk mental dan kepribadian yang baik bagi warga binaan sesuai norma dan hukum yang berlaku, sehingga bisa diterima kembali dengan baik di masyarakat," tutur Sobichatul.
Beragam kegiatanpengabdian masyarakat ini digelar oleh IWK SIL SKSG. Mulai dari seminar motivasi, pemutaran film inspiratif bagi penghuni lapas, beberapa performance warga binaan mulai dari hafalan surat Ar Rahman, stand up comedy, hingga karaokean bersama.
"Dengan kegiatan ini diharapkan dapat memberikan motivasi dan kepercayaan diri bagi para warga binaan yang sedang menyelesaikan masa tahanannya," pungkasnya.
Sobichatul Aminah mengaku gembira melihat semangat dan antusiasme para warga binaan yang menjadi peserta kegiatan tersebut. Ia juga merasa senang mengetahui adanya beberapa program binaan dan BLK di Lapas."Semua program ini dimaksudkan untuk menunjang dan membekali warga binaan (wabin) menjalani kehidupannya kelak," katanya dalam keterangan tertulisnya, Jumat (1/11/2019).
Dia pun berharap dari kegiatan ini terjalin kerja sama yang berkelanjutan sebagai bentuk pengabdian masyarakat dari Universitas Indonesia.
Pelaksana tugas Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Plt Kalapas) Kelas II A Cipinang Klas Eddy Junaedi mengatakan, beberapa program pembinaan yang ada di lapas, seperti PKBM, penyuluhan dan edukasi, pemberian motivasi, therapeutic community dan sebagainya.
"Apa yang dilakukan IWK SIL SKSG ini sangat beririsan dengan program Lapas, sehingga Lapas membuka pintu lebar-lebar untuk IWK SIL dan bagi siapa saja yang beritikad baik untuk memberikan nilai positif bagi warga binaan," ujarnya.
Pada kesempatan itu, Eddy menyebutkan 4 faktor yang berperan penting dalam proses pembinaan di Lapas. Pertama, faktor internal, yaitu petugas lapas yang kompeten. Kedua, faktor eksternal, yaitu lingkungan luar, segenap stakeholder yang peduli pada lapas. Ketiga, faktor keluarga yang senantiasa mendukung warga binaan. Keempat, mengetahui stigma masyarakat terhadap mantan napi yang masih kurang baik, maka menjadi tugas bersama untuk meluruskannya.
"Sebagaimana prinsip yang menjadi semboyan warga binaan, ‘Tidak semua yang dibalik terali penjara itu orang jahat, dan tidak semua yang berkeliaran di luar itu orang baik’," terangnya.
Eddy berharap, agar Lapas Narkotika kelas II A Jakarta ini menjadi laboratorium bagi UI dan kampus lainnya untuk melakukan penelitian maupun kegiatan lainnya.
"Demi tercapainya keberhasilan pembinaan di dalam Lapas diperlukan kerjasama yang baik bagi semua komponen yang ada yaitu petugas, narapidana dan masyarakat," katanya.
Acara dilanjutkan dengan kunjungan ibu-ibu IWK ke Griya Karya Narapidana, yaitu Balai Latihan Kerja (BLK) Lapas Narkotika Jakarta. Terdapat beberapa ruangan BLK seperti ruang jahit, barber, pembuatan bakery, kerajinan tangan dengan buah karya yang sangat menarik, seperti kaligrafi, hiasan dinding, lukisan, pajangan hingga kursi dan perabotan rumah tangga.
"Adanya BLK ini sangat diperlukan sebagai bekal warga binaan setelah selesai menjalani masa tahanan dan kembali terjun di masyarakat. Lapas diharapkan mampu membentuk mental dan kepribadian yang baik bagi warga binaan sesuai norma dan hukum yang berlaku, sehingga bisa diterima kembali dengan baik di masyarakat," tutur Sobichatul.
Beragam kegiatanpengabdian masyarakat ini digelar oleh IWK SIL SKSG. Mulai dari seminar motivasi, pemutaran film inspiratif bagi penghuni lapas, beberapa performance warga binaan mulai dari hafalan surat Ar Rahman, stand up comedy, hingga karaokean bersama.
"Dengan kegiatan ini diharapkan dapat memberikan motivasi dan kepercayaan diri bagi para warga binaan yang sedang menyelesaikan masa tahanannya," pungkasnya.
(mhd)