Cegah Tawuran di Manggarai, Polisi Dirikan Pos Gabungan
A
A
A
JAKARTA - Polres Jakarta Selatan akan membangun pos gabungan di lokasi rawan tawuran warga antara wilayah Menteng Tenggulun dan Manggarai. Langkah ini dilakukan agar tawuran di kawasan tersebut tidak terulang kembali.
Kasat Reskrim Polrestro Jakarta Selatan, Kompol Andi Sinjaya Ghalib mengatakan, personel yang melakukan penjagaan di pos gabungan ini terdiri dari anggota Polrestro Jakarta Selatan dan Polrestro Jakarta Pusat juga bakal dilibatkan."Nanti kita ajak seluruhnya. Mulai dari Bhabinkamtibmas, Polres, Polsek, TNI, dan tokoh masyarakat untuk bersama-sama menjaga," kata Andi kepada wartawan Kamis (31/10/2019).
Terkait tawuran dua hari lalu, Andi mengungkapkan, polisi telah memeriksa sejumlah saksi dan mengumpulkan barang bukti. "Kami telah melakukan pemeriksaan beberapa saksi. Ada tiga saksi yang melihat saat kejadian," ujarnya. (Baca: Satu Polisi Jadi Korban Pembacokan Tawuran Warga Manggarai)
Selain itu, polisi juga sudah mengamankan rekaman video amatir dan CCTV di sekitar lokasi tawuran. Terkait itu, pihaknya juga akan melakukan identifikasi para pelakunya, baik yang melakukan perusakan maupun membawa senjata tajam.
Camat Tebet, Dyan Airlangga mengungkapkan, sudah sangat hafal tanda-tanda akan terjadinya tawuran antarwarga di kawasan Manggarai. "Jika terdengar tiga kali suara letusan petasan, maka tawuran segera dimulai. Itu menjadi semacam tanda buat mereka. Bunyi sekali, dua kali, tiga kali, nah itu sudah mau mulai. Biasanya seperti itu," ungkapnya.
Sebelumnya, tawuran yang melibatkan warga Menteng Tenggulun dan Manggarai pecah pada Selasa, 29 Oktober 2019 malam lalu. Imbasnya, perjalanan kereta dari Stasiun Manggarai mengalami keterlambatan.
Bukan cuma itu, seorang anggota Polres Jakarta Selatan yakni, Briptu Daru menderita dua luka bacok di bagian punggung dan siku tangan kanannya. Korban pun harus dilarikan ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta Pusat, guna menjalani perawatan.
Sehari setelah tawuran antarwarga di kawasan Manggarai, Polrestro Jakarta Selatan bersama aparat pemerintahan dan tokoh masyarakat setempat juga sudah menggelar rekonsiliasi. Dalam rekonsilasi tersebut kedua belah pihak juga telah memotong tumpeng dan sepakat untuk berdamai.
Kasat Reskrim Polrestro Jakarta Selatan, Kompol Andi Sinjaya Ghalib mengatakan, personel yang melakukan penjagaan di pos gabungan ini terdiri dari anggota Polrestro Jakarta Selatan dan Polrestro Jakarta Pusat juga bakal dilibatkan."Nanti kita ajak seluruhnya. Mulai dari Bhabinkamtibmas, Polres, Polsek, TNI, dan tokoh masyarakat untuk bersama-sama menjaga," kata Andi kepada wartawan Kamis (31/10/2019).
Terkait tawuran dua hari lalu, Andi mengungkapkan, polisi telah memeriksa sejumlah saksi dan mengumpulkan barang bukti. "Kami telah melakukan pemeriksaan beberapa saksi. Ada tiga saksi yang melihat saat kejadian," ujarnya. (Baca: Satu Polisi Jadi Korban Pembacokan Tawuran Warga Manggarai)
Selain itu, polisi juga sudah mengamankan rekaman video amatir dan CCTV di sekitar lokasi tawuran. Terkait itu, pihaknya juga akan melakukan identifikasi para pelakunya, baik yang melakukan perusakan maupun membawa senjata tajam.
Camat Tebet, Dyan Airlangga mengungkapkan, sudah sangat hafal tanda-tanda akan terjadinya tawuran antarwarga di kawasan Manggarai. "Jika terdengar tiga kali suara letusan petasan, maka tawuran segera dimulai. Itu menjadi semacam tanda buat mereka. Bunyi sekali, dua kali, tiga kali, nah itu sudah mau mulai. Biasanya seperti itu," ungkapnya.
Sebelumnya, tawuran yang melibatkan warga Menteng Tenggulun dan Manggarai pecah pada Selasa, 29 Oktober 2019 malam lalu. Imbasnya, perjalanan kereta dari Stasiun Manggarai mengalami keterlambatan.
Bukan cuma itu, seorang anggota Polres Jakarta Selatan yakni, Briptu Daru menderita dua luka bacok di bagian punggung dan siku tangan kanannya. Korban pun harus dilarikan ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta Pusat, guna menjalani perawatan.
Sehari setelah tawuran antarwarga di kawasan Manggarai, Polrestro Jakarta Selatan bersama aparat pemerintahan dan tokoh masyarakat setempat juga sudah menggelar rekonsiliasi. Dalam rekonsilasi tersebut kedua belah pihak juga telah memotong tumpeng dan sepakat untuk berdamai.
(whb)