Bersyukur dan Sejahtera, Mitra Pengemudi Gojek Doakan Nadiem di Tugu Proklamasi

Sabtu, 26 Oktober 2019 - 10:16 WIB
Bersyukur dan Sejahtera, Mitra Pengemudi Gojek Doakan Nadiem di Tugu Proklamasi
Bersyukur dan Sejahtera, Mitra Pengemudi Gojek Doakan Nadiem di Tugu Proklamasi
A A A
JAKARTA - Mitra pengemudi Gojek berkumpul di Tugu Proklamasi, Jakarta, Jumat (25/10) malam. Mereka menggelar silaturahim sekaligus syukuran dan doa bersama sebagai bentuk dukungan kepada Nadiem Makarim dalam menjalankan tugas baru sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud).

Acara yang digagas para mitra pengemudi Gojek itu merupakan perwakilan untuk wilayah Jabodetabek. Pengamatan di lokasi, maghrib para peserta mulai berdatangan dan hingga jam 8 malam sedikitnya 200 mitra sudah berkumpul.

”Saya pertama bangga pak Nadiem. Saya tahu sendiri orangnya enak. Nggak pilih-pilih. Mudah-mudahan dengan jadi menteri, pendidikan lebih baik lagi,” ucap Yudiansyah, driver Gojek asal Klender, Jakarta Timur.

Menurutnya, terwujudnya acara di Tugu Proklamasi itu merupakan bukti bahwa para mitra pengemudi mendukung Nadiem menjadi menteri. ”Kalau soal ada yang mau demo itu jujur saja saya kurang tahu,” tegasnya.

Mitra ojol Gojek sekaligus salah seorang penggagas acara Irwanto, menegaskan bahwa pertemuan tersebut tidak lebih dari sekadar silaturahim, ungkap syukur, dan berdoa. ”Ini mewakili teman-teman se-Jabodetabek mengucapkan rasa syukur. Hanya berdoa dan bersyukur saja sekalian silaturahim,” terangnya.

Pria yang akrab disapa Babeh Bewok itu mengatakan ungkapan syukur digelar sebab para mitra berbangga dan mendukung founder Gojek, Nadiem Makarim, menjadi menteri. ”Mudah-mudahan dengan pimpinan saya diangkat jadi presiden, Indonesia lebih maju dari yang sekarang,” harapnya.

Dirinya terkenang bagaimana Nadiem memang serius dan total dalam mengerjakan sesuatu. Sampai blusukan seperti yang kerap dilakukan presiden Jokowi sejak periode awal menjadi presiden Indonesia.

”Dia itu orangnya merakyat. Terjun ke lapangan. Melobi driver siapa saja. Bahkan sering naik Gojek. Nah yang narik (driver) nya itu kadang nggak sadar bahwa itu pimpinan dia,” ujarnya.

Maka pihaknya meragukan ada pihak yang menolak bahkan sampai mengancam demo saat Nadiem akan menjadi menteri. ”Saya meragukan kalau memang dia ojol. Mungkin ojol sebelah. Tapi ojol sebelah saja merespon baik. Kenapa dia nggak? Ada apa-apa,” kritiknya.

Jika yang dipersoalkan adalah kesejahteraan mitra dan keberhasilan masing-masing individu mitra dari sisi ekonomi, kata Babeh Bewok, masing-masing orang ada batasannya. Ada juga kelebihannya.

”Pak Nadiem sudah menyediakan sarananya. Tinggal bagaimana kita mengolahnya. Selama bekerja dengan baik saya rasa perusahaan nggak menutup mata. Banyak driver kami yang anaknya jadi sarjana. Driver wanita yang bisa jadi sarjana juga banyak. Cuma tidak terendus saja,” Babeh memaparkan.

Hal sama diucapkan driver Gojek senior, Mulyono. Mitra yang diberi julukan 001 karena merupakan mitra pertama Gojek itu mengatakan ukuran kesejahteraan mitra sangat tergantung individu masing-masing.

”Kalau bicara kesejahteraan, kan yang namanya mitra itu soal pendapatan bagaimana kitanya saja. Kalau mau rajin pasti dapat banyak. Kalau malas ya pasti beda. Jadi ini namanya adil. Usaha nggak bohongin hasil,” ungkapnya.

Satu hal yang patut diapresiasi dari Gojek di bawah kepemimpinan Nadiem, menurut Mulyono, adalah transparansi. ”Transparan banget sistemnya. Ini yang saya salut. Saya sebagai mitra meraakan transparannya,” imbuhnya.
(pur)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6359 seconds (0.1#10.140)