6 Kali Dikunjungi Jokowi, Warga Harap Presiden Tidak Lupakan Bekasi
A
A
A
BEKASI - Sejumlah warga Bekasi berharap Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak melupakan wilayah yang berbatasan langsung dengan Jakarta. Pasalnya, menjelang Pemilihan Presiden 2019 lalu, Jokowi getol mendatangi Bekasi.
Salah satu warga Cikarang Selatan yang meminta Presiden pilihannya tersebut agar tidak melupakan Bekasi."Harapan kami, Pak Jokowi tidak melupakan Bekasi. Jangan waktu kemarin saja pas mau pemilihan pada ke sini. Nantinya jangan sampai dilewatin saja Bekasinya," kata Pradita Kurniawansyah (34) kepada SINDOnews, Senin (21/10/2019).
Pegawai swasta ini mengaku turut menyaksikan saat Jokowi mendatangi Muara Gembong, Kabupaten Bekasi beberapa waktu lalu. Ketika itu, Jokowi membagikan sertifikat tanah dalam program pendaftaran tanah sistemis lengkap.
Untuk diketahui, Jokowi tercatat melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Bekasi sebanyak enam kali. dalam tiga tahun terakhir. Tiga kunjungan di antaranya dilakukan 2019. Pada 25 Januari, Jokowi mendatangi Cikarang Selatan untuk membagikan sertifikat.
Selanjutnya dia meninjau program listrik bagi warga tidak mampu. Lima hari berselang, Jokowi kembali mendatangi Kabupaten Bekasi. Kali ini menyapa warga Muara Gembong dalam rangka panen raya udang vaname. Kemudian, pada 3 Maret, Jokowi mendatangi Cikarang Pusat dengan agenda pemecahan rekor MURI jumlah porsi baso terbanyak.
Koordinator Bidang Edukasi dan Pembinaan Save Mugo, Firman Nur Hasan turut berharap pemerintahan di jilid kedua ini lebih tegas terhadap isu lingkungan. Save Mugo merupakan wadah bagi para aktivis lingkungan yang fokus pada pelestarian alam Muaragembong. Mereka berharap ada aksi nyata, khusus bagi kerusakan ekosistem di Muaragembong.
"Bukan tidak menginginkan pembangunan, hanya saja, setiap sentuhan pembangunan itu tidak dibarengi dengan upaya pelestarian lingkungan," katanya. Apalagi, seluruh wilayah Muara Gembong seluas 11.000 hektare, sebelumnya ditetapkan sebagai kawasan hutan lindung. Namun, saat ini separuh dari kawasan Muaragembong itu dibuka untuk hutan produksi.
"Sayangnya, setelah SK itu, tidak ada pengawasan. Jadi batasan hutan lindung yang mana, terus hutan produksi yang mana itu tidak jelas. Yang ada pembukaan lahan terus-terusan menjadi tambak," ungkapnya. Pembukaan tambak itu bahkan meluas hingga mendekati bibir pantai. Alhasil kondisi itu membuat Muara Gembong kerap dilanda abrasi.
Camat Muara Gembong, Junaefi mengatakan, selama Presiden Jokowi menyambangi Bekasi selalu bertandang ke Muarga Gembong. Bahkan, saat itu Presiden berjanji akan membangun akses jalan dari Muara Gembong ke Babelan. "Mudah-mudahan janji Pak Jokowi bisa terlaksana usai di lantik jadi presiden," katanya.
Apalagi, kata dia, kedatangan Presiden Jokowi tentu berkaitan dengan potensi di Muara Gembong yang besar. "Malah saat panen udang Pak Jokowi juga datang bersama kami, dan banyak menjanjikan semuanya kepada warga," ucapnya.
Salah satu warga Cikarang Selatan yang meminta Presiden pilihannya tersebut agar tidak melupakan Bekasi."Harapan kami, Pak Jokowi tidak melupakan Bekasi. Jangan waktu kemarin saja pas mau pemilihan pada ke sini. Nantinya jangan sampai dilewatin saja Bekasinya," kata Pradita Kurniawansyah (34) kepada SINDOnews, Senin (21/10/2019).
Pegawai swasta ini mengaku turut menyaksikan saat Jokowi mendatangi Muara Gembong, Kabupaten Bekasi beberapa waktu lalu. Ketika itu, Jokowi membagikan sertifikat tanah dalam program pendaftaran tanah sistemis lengkap.
Untuk diketahui, Jokowi tercatat melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Bekasi sebanyak enam kali. dalam tiga tahun terakhir. Tiga kunjungan di antaranya dilakukan 2019. Pada 25 Januari, Jokowi mendatangi Cikarang Selatan untuk membagikan sertifikat.
Selanjutnya dia meninjau program listrik bagi warga tidak mampu. Lima hari berselang, Jokowi kembali mendatangi Kabupaten Bekasi. Kali ini menyapa warga Muara Gembong dalam rangka panen raya udang vaname. Kemudian, pada 3 Maret, Jokowi mendatangi Cikarang Pusat dengan agenda pemecahan rekor MURI jumlah porsi baso terbanyak.
Koordinator Bidang Edukasi dan Pembinaan Save Mugo, Firman Nur Hasan turut berharap pemerintahan di jilid kedua ini lebih tegas terhadap isu lingkungan. Save Mugo merupakan wadah bagi para aktivis lingkungan yang fokus pada pelestarian alam Muaragembong. Mereka berharap ada aksi nyata, khusus bagi kerusakan ekosistem di Muaragembong.
"Bukan tidak menginginkan pembangunan, hanya saja, setiap sentuhan pembangunan itu tidak dibarengi dengan upaya pelestarian lingkungan," katanya. Apalagi, seluruh wilayah Muara Gembong seluas 11.000 hektare, sebelumnya ditetapkan sebagai kawasan hutan lindung. Namun, saat ini separuh dari kawasan Muaragembong itu dibuka untuk hutan produksi.
"Sayangnya, setelah SK itu, tidak ada pengawasan. Jadi batasan hutan lindung yang mana, terus hutan produksi yang mana itu tidak jelas. Yang ada pembukaan lahan terus-terusan menjadi tambak," ungkapnya. Pembukaan tambak itu bahkan meluas hingga mendekati bibir pantai. Alhasil kondisi itu membuat Muara Gembong kerap dilanda abrasi.
Camat Muara Gembong, Junaefi mengatakan, selama Presiden Jokowi menyambangi Bekasi selalu bertandang ke Muarga Gembong. Bahkan, saat itu Presiden berjanji akan membangun akses jalan dari Muara Gembong ke Babelan. "Mudah-mudahan janji Pak Jokowi bisa terlaksana usai di lantik jadi presiden," katanya.
Apalagi, kata dia, kedatangan Presiden Jokowi tentu berkaitan dengan potensi di Muara Gembong yang besar. "Malah saat panen udang Pak Jokowi juga datang bersama kami, dan banyak menjanjikan semuanya kepada warga," ucapnya.
(whb)