Bima Arya Sebut Segera Ada Perubahan Besar di Kota Bogor, Seperti Apa?
A
A
A
BOGOR - Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto meminta jajarannya mendukung penuh programnya pada lima tahun mendatang. Permintaan itu ia sampaikan saat memimpin briefing staff yang dihadiri para kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Camat dan Lurah se-Kota Bogor di Paseban Sri Bima, Balai Kota Bogor, Rabu (16/10/2019).
Sejumlah topik dibahas dalam rapat koordinasi mingguan itu. Mulai dari isu radikalisme, program prioritas, hingga rencana revitalisasi besar-besaran Gelanggang Olahraga (GOR) Pajajaran Kota Bogor tanpa biaya dari APBD.
"Kerja besar perlu dukungan besar. Dalam 2-3 tahun lagi wajah Bogor akan berubah. Perlu koordinasi rapi. Misalnya penataan Suryakencana dan sekitarnya, perencanaan harus betul-betul, partisipasi warga dilibatkan, dihitung penganggaran dan tahapan-tahapannya dijalankan dengan baik. Kalau tidak matang kalkulasinya, akan kacau. Camat dan lurah setiap hari harus turun terus di lapangan," ungkapnya.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Bogor Dedie Rachim mengatakan, terkait pelebaran Jembatan Otista untuk memecah kemacetan akibat bottleneck, perlu mempertimbangkan berbagai aspek. "Tahun depan kan sudah mulai akan dibangun. Saya berpesan Pembangunan Jembatan Otista harus mempetimbangkan rencana program realisasi trem juga, misalnya dari sisi ketahanan beban dan lain sebagainya," ujar Dedie.
Pembangunan Jembatan Otista mulai dilakukan 2020 mendatang dengan anggaran Rp40 miliar bantuan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Detail Engineering Design (DED) akan dianggarkan di APBD Perubahan akhir 2019 ini.
"Sebelum pembangunan akan dilakukan studi kelayakan atau feasibility study (FS). Kajian menyeluruh dan mendalam ini penting terhadap aspek teknis, ekonomi, keuangan, lingkungan dan kelembagaan supaya sesuai dengan tujuan dan sasaran yang diharapkan," pungkasnya.
Sejumlah topik dibahas dalam rapat koordinasi mingguan itu. Mulai dari isu radikalisme, program prioritas, hingga rencana revitalisasi besar-besaran Gelanggang Olahraga (GOR) Pajajaran Kota Bogor tanpa biaya dari APBD.
"Kerja besar perlu dukungan besar. Dalam 2-3 tahun lagi wajah Bogor akan berubah. Perlu koordinasi rapi. Misalnya penataan Suryakencana dan sekitarnya, perencanaan harus betul-betul, partisipasi warga dilibatkan, dihitung penganggaran dan tahapan-tahapannya dijalankan dengan baik. Kalau tidak matang kalkulasinya, akan kacau. Camat dan lurah setiap hari harus turun terus di lapangan," ungkapnya.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Bogor Dedie Rachim mengatakan, terkait pelebaran Jembatan Otista untuk memecah kemacetan akibat bottleneck, perlu mempertimbangkan berbagai aspek. "Tahun depan kan sudah mulai akan dibangun. Saya berpesan Pembangunan Jembatan Otista harus mempetimbangkan rencana program realisasi trem juga, misalnya dari sisi ketahanan beban dan lain sebagainya," ujar Dedie.
Pembangunan Jembatan Otista mulai dilakukan 2020 mendatang dengan anggaran Rp40 miliar bantuan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Detail Engineering Design (DED) akan dianggarkan di APBD Perubahan akhir 2019 ini.
"Sebelum pembangunan akan dilakukan studi kelayakan atau feasibility study (FS). Kajian menyeluruh dan mendalam ini penting terhadap aspek teknis, ekonomi, keuangan, lingkungan dan kelembagaan supaya sesuai dengan tujuan dan sasaran yang diharapkan," pungkasnya.
(thm)