Tim Pengabdi UP Ajari Santri Olah Limbah B3 Rumah Tangga
A
A
A
JAKARTA - Tim Pengabdi Masyarakat Universitas Pancasila (UP) memberikan pelatihan kepada santri di Yayasan Nurul Amanah, Jakarta Selatan. Tim yang terdiri dari dosen Program Studi Tehnik Mesin Fakultas Tehnik UP dan Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) memberikan pelatihan cara mengolah limbah B3 rumah tangga.
Limba B 3 rumah tangga ini diolah menjadi produk kreatif bernilai jual tinggi. Sehingga para santri dapat memanfaatkan limbah B3 rumah tangga yang ada di sekitar pondok untuk didaur ulang.
Sejumlah rangkaian pelatihan yang diberikan antara lain pelatihan desain produk menggunakan perangkat lunak, kemudian pelatihan pengolahan dan penerapan teknologi limbah B3 menjadi produk kreatif serta pelatihan kewirausahaan.
“Ini sebagai bentuk sumbangsih perguruan tinggi dalam menerapkan Tri Dharma Pendidikan. Kami ingin para santri ini bisa menularkan pengetahuan yang mereka dapat disini ke lingkungan sekitar sehingga limbah dapat berkurang namun ada nilai lebih dari apa yang mereka olah dari limbah tersebut,” kata Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat UP, Dewi Trirahayu, Selasa (15/10/2019).
Ditempat yang sama, Ketua Tim Pengabdi, Agri Suwandi menambahkan, para santri diajak untuk memahami limbah B3 rumah tangga yang dapat digunakan sebagai produk kreatif sehingga mereka dapat menyebarluaskan apa yang diketahui kepada santri lain.
“Kita ketahui bahwa santri ini nantinya akan menjadi tokoh agama, untuk saat ini yang paling berpengaruh untuk didengar masyarakat ya memang kalangan santri ini sehingga penyebaran informasi yang ingin kami sampaikan pun lebih mudah,” katanya.
Dikatakan dia, seluruh pendanaan dalam kegiatan bertema Pemberdayaan Kelompok Masyarakat Non Ekonomi di Lembaga Pendidikan Keagamaan untuk Menjadi Penggerak Sosial ini merupakan Hibah Pengabdian Masyarakat Kemristek Dikti 2019.
Agri menambahkan, jika santri sudah memahami limbah mana yang bisa dijadikan produk inovasi maka mereka akan dapat memamnfaatkan limbah yang ada di lingkungan pondok.
“Selama ini pengolahan sampah konvensional hanya dengan cara dibakar atau dibuag ke tanah. Cara itu sebenarnya merusak lingkungan. Disini kami ajarkan cara inovasi agar sampah dapat dijadikan produk kreatif namun tetap ramah lingkungan,” katanya.
Dia meyakini santri-santri yang masih berusia remaja ini mampu berfikir kreatif dan inovatif. Karena menurutnya, pengolahan limbah rumah tangga menjadi produk bernilai ekonomis membutuhkan transformasi pendidikan khususnya di usia remaja. “Nah santri-santri ini merupakan penerus banngsa dan ujung tombak tranformasi tersebut,” tutupnya.
Limba B 3 rumah tangga ini diolah menjadi produk kreatif bernilai jual tinggi. Sehingga para santri dapat memanfaatkan limbah B3 rumah tangga yang ada di sekitar pondok untuk didaur ulang.
Sejumlah rangkaian pelatihan yang diberikan antara lain pelatihan desain produk menggunakan perangkat lunak, kemudian pelatihan pengolahan dan penerapan teknologi limbah B3 menjadi produk kreatif serta pelatihan kewirausahaan.
“Ini sebagai bentuk sumbangsih perguruan tinggi dalam menerapkan Tri Dharma Pendidikan. Kami ingin para santri ini bisa menularkan pengetahuan yang mereka dapat disini ke lingkungan sekitar sehingga limbah dapat berkurang namun ada nilai lebih dari apa yang mereka olah dari limbah tersebut,” kata Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat UP, Dewi Trirahayu, Selasa (15/10/2019).
Ditempat yang sama, Ketua Tim Pengabdi, Agri Suwandi menambahkan, para santri diajak untuk memahami limbah B3 rumah tangga yang dapat digunakan sebagai produk kreatif sehingga mereka dapat menyebarluaskan apa yang diketahui kepada santri lain.
“Kita ketahui bahwa santri ini nantinya akan menjadi tokoh agama, untuk saat ini yang paling berpengaruh untuk didengar masyarakat ya memang kalangan santri ini sehingga penyebaran informasi yang ingin kami sampaikan pun lebih mudah,” katanya.
Dikatakan dia, seluruh pendanaan dalam kegiatan bertema Pemberdayaan Kelompok Masyarakat Non Ekonomi di Lembaga Pendidikan Keagamaan untuk Menjadi Penggerak Sosial ini merupakan Hibah Pengabdian Masyarakat Kemristek Dikti 2019.
Agri menambahkan, jika santri sudah memahami limbah mana yang bisa dijadikan produk inovasi maka mereka akan dapat memamnfaatkan limbah yang ada di lingkungan pondok.
“Selama ini pengolahan sampah konvensional hanya dengan cara dibakar atau dibuag ke tanah. Cara itu sebenarnya merusak lingkungan. Disini kami ajarkan cara inovasi agar sampah dapat dijadikan produk kreatif namun tetap ramah lingkungan,” katanya.
Dia meyakini santri-santri yang masih berusia remaja ini mampu berfikir kreatif dan inovatif. Karena menurutnya, pengolahan limbah rumah tangga menjadi produk bernilai ekonomis membutuhkan transformasi pendidikan khususnya di usia remaja. “Nah santri-santri ini merupakan penerus banngsa dan ujung tombak tranformasi tersebut,” tutupnya.
(ysw)