Gerak Semu Matahari Sebabkan Hawa Panas di Ibu Kota dan Sebagian Wilayah Indonesia
A
A
A
JAKARTA - Udara panas terasa di Jakarta beberapa hari terakhir. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan udara yang terasa lebih panas tersebut disebabkan oleh faktor gerak semu matahari.
Ketua Bidang Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, Hary T Djatmiko mengatakan, hawa panas tidak hanya di Jakarta. Penyebab hawa panas di beberapa wilayah disebabkan karena Indonesia mendapatkan sinar matahari secara optimal dari gerak semu matahari.
Posisi gerak semu matahari itu sendiri persis berada di atas wilayah Indonesia. "Saat ini gerak semu matahari itu berada di wilayah tropis," kata Hary T Djatmiko saat dihubungi SINDOnews, Selasa (1/10/2019).
Hary menuturkan, fenomena ini merupakan hal yang alamiah.Tiap tahun daerah-daerah tropis di belahan dunia akan mengalami hal serupa. Apalagi Indonesia sebagai negara yang langsung dilewati oleh jalur khatulistiwa.
"Setiap tahunnya itu begini. Nanti di bulan Maret akan mendapatkan sinar matahari yang cukup optimal lagi. Begitu juga Maret dan April. Nah sekarang September dan Oktober juga mendaptkan sinar matahari yang optimal karena gerak semunya matahari dari wilayah belahan bumi utara ke belahan bumi selatan," ujarnya.
Terakhir, Hary mengatakan, fenomena ini terjadi dalam rentan waktu dua kali setahun. Hal itu terjadi disebabkan bumi melakukan rotasi dan revolusi. "Setahun 2 kali Maret-April dan September-Oktober. Ini bukan kenaikan suhu. Ini normal saja. Ini fenomena yang alamiah biasa terjadi pada tiap tahunnya," tandasnya.
Rahman (28) pegawai swasta yang bekerja di pusat perbelanjaan pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat juga merasakan suhu udara dalam beberapa hari sangat panas. "Hari ini khususnya terasa sangat panas sekali, padahal itu saya sudah mandi lho mas,tapi masih saja gerah," ujarnya.
Ketua Bidang Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, Hary T Djatmiko mengatakan, hawa panas tidak hanya di Jakarta. Penyebab hawa panas di beberapa wilayah disebabkan karena Indonesia mendapatkan sinar matahari secara optimal dari gerak semu matahari.
Posisi gerak semu matahari itu sendiri persis berada di atas wilayah Indonesia. "Saat ini gerak semu matahari itu berada di wilayah tropis," kata Hary T Djatmiko saat dihubungi SINDOnews, Selasa (1/10/2019).
Hary menuturkan, fenomena ini merupakan hal yang alamiah.Tiap tahun daerah-daerah tropis di belahan dunia akan mengalami hal serupa. Apalagi Indonesia sebagai negara yang langsung dilewati oleh jalur khatulistiwa.
"Setiap tahunnya itu begini. Nanti di bulan Maret akan mendapatkan sinar matahari yang cukup optimal lagi. Begitu juga Maret dan April. Nah sekarang September dan Oktober juga mendaptkan sinar matahari yang optimal karena gerak semunya matahari dari wilayah belahan bumi utara ke belahan bumi selatan," ujarnya.
Terakhir, Hary mengatakan, fenomena ini terjadi dalam rentan waktu dua kali setahun. Hal itu terjadi disebabkan bumi melakukan rotasi dan revolusi. "Setahun 2 kali Maret-April dan September-Oktober. Ini bukan kenaikan suhu. Ini normal saja. Ini fenomena yang alamiah biasa terjadi pada tiap tahunnya," tandasnya.
Rahman (28) pegawai swasta yang bekerja di pusat perbelanjaan pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat juga merasakan suhu udara dalam beberapa hari sangat panas. "Hari ini khususnya terasa sangat panas sekali, padahal itu saya sudah mandi lho mas,tapi masih saja gerah," ujarnya.
(mhd)