Anies Ingin Jakarta Jadi Rumah Bagi Musik Klasik Dunia
A
A
A
JAKARTA - Jakarta harus menjadi rumah penting bagi musik klasik dunia. Untuk itu, gelaran konser musik klasik akan diselenggarakan di Jakarta secara rutin.
Hal itu diungkapkan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan saat memberikan sambutan konser musik klasik yang di selenggarakan Jakarta Simfonia Orchestra dan Jakarta Oratorio Society di Silang Monas, Gambir, Jakarta Pusat, Minggu (8/9/2019) malam.
Anies mengaku mendukung penuh kegiatan ini. “Kita akan duduk bersama, bagaimana bisa membuat Jakarta menjadi salah satu rumah penting bagi musik klasik dunia,” ucap Anies.
Karena itu, Anies mengajak semua orang menulis karya musik dengan hatinya. Sebab melalui itu, musik indah akan tercipta. Hal ini terlihat seperti 195 tahun lalu, saat musik klasik pertama kali dimainkan.
“Bila karya dibuat dengan hati, dia bergaung. Karena itu saya sering menggunakannya sebagai pesan kepada semua. Jika bekerja jangan hanya asal jadi, gunakan hati maka yang akan dihasilkan akan menyentuh semua hati dan bisa bertahan amat panjang,” ucapnya.
Terhadap musik klasik, Anies mendukung penuh konser semacam ini digelar rutin. Karena itu pihaknya akan terus membuat terobosan menjadi Jakarta sebagai ekosistem dimana para seniman tumbuh berkembang.
Dengan demikian, impian menjadikan seniman menjadi tuan rumah di negerinya sendiri tercapai, bahkan bila perlu, lanjutnya, seniman itu menjadi tamu mempesona di negeri orang. "Saya pribadi sukai musik klasik. Dan sebagaimana Beethoven yang membuat karyanya dengan hati, dia akan terus bergaung meski sudah lewat ratusan tahun. Maka, Pemprov DKI mendukung dan akan duduk bersama membicarakan bagaimana Jakarta menjadi rumah musik klasik dunia," katanya.
Anies mencontohkan kondaktor DR Yahya Ling yang telah berkeliling menjadi kondaktor di 160 negara. Hal ini menunjukkan musik telah berkembang bagi pemainnya.
“Malam hari ini di Monas, sebuah peristiwa bersejarah. Kita semua menyadari bahwa musik klasik adalah hulunya dari musik yang ada saat ini, sering kita dengarkan. Dan ini adalah gambaran Indonesia. Apa yang ada di sini adalah gambaran Indonesia,” paparnya.
Anies kemudian melihat setiap musisi memainkan peralatannya masing-masing dengan mengikuti arahan dari seorang konduktor. Karena itu variasi instrumen menghadirkan sebuah nada-nada yang terdengar amat indah.
“Inilah Indonesia kita. Begitu banyak latar belakang tetapi semua mengikuti arah yang sama dalam kesatuan arah di bawah konduktor dan menghasilkan sebuah bangsa yang bila kita lihat, anak bangsa yang amat indah nuansanya,” paparnya.
Sebelum konser dimulai. Anies mengklaim ada 13.109 orang yang hadir ke acara ini. Jumlah itu dilaporkan oleh Unit Pengelola Kawasan (UPK) Monas yang melakukan pencatatan setiap orang keluar masuk.
Sementara itu, pendiri Jakarta Oratorio Society (JOS), DR Steven Tong tak menyangka kegiatan ini terlaksana. Dia mengaku, sejak mendirikan JOS dirinya bermimpi menggelar konser musik klasik out door seperti dilakukan beberapa negara maju.
“Makanya ketika ini terlaksana, saya amat bersyukur. Ini menjadi sejarah, pertama kali konser musik klasik dilakukan secara terbuka di Indonesia,” tuturnya.
Dihadapan puluhan ribu masyarakat yang hadir. Steven meminta agar Jakarta harus menjadi kota musik dan budaya. Bagi Steven mencapai itu, semestinya tidak akan sulit. Sebab, dalam tubuh manusia telah tertanam seni dan budaya. “Makanya saya heran semestinya ini telah ada dan terselenggara lama,” ucapnya.
Turut hadir dalam acara ini, yakni Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) Miranda Gultom, sejumlah Duta Besar negara tetangga.
Mereka pun tampak asik melihat pagelaran ini. Sesekali mereka bertepuk tangan dan terkesima dan alunan musik yang dibawakan oleh pemusik. Tepuk tangan tak jarang diberikan seusai lagu di selesaikan.
Hal itu diungkapkan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan saat memberikan sambutan konser musik klasik yang di selenggarakan Jakarta Simfonia Orchestra dan Jakarta Oratorio Society di Silang Monas, Gambir, Jakarta Pusat, Minggu (8/9/2019) malam.
Anies mengaku mendukung penuh kegiatan ini. “Kita akan duduk bersama, bagaimana bisa membuat Jakarta menjadi salah satu rumah penting bagi musik klasik dunia,” ucap Anies.
Karena itu, Anies mengajak semua orang menulis karya musik dengan hatinya. Sebab melalui itu, musik indah akan tercipta. Hal ini terlihat seperti 195 tahun lalu, saat musik klasik pertama kali dimainkan.
“Bila karya dibuat dengan hati, dia bergaung. Karena itu saya sering menggunakannya sebagai pesan kepada semua. Jika bekerja jangan hanya asal jadi, gunakan hati maka yang akan dihasilkan akan menyentuh semua hati dan bisa bertahan amat panjang,” ucapnya.
Terhadap musik klasik, Anies mendukung penuh konser semacam ini digelar rutin. Karena itu pihaknya akan terus membuat terobosan menjadi Jakarta sebagai ekosistem dimana para seniman tumbuh berkembang.
Dengan demikian, impian menjadikan seniman menjadi tuan rumah di negerinya sendiri tercapai, bahkan bila perlu, lanjutnya, seniman itu menjadi tamu mempesona di negeri orang. "Saya pribadi sukai musik klasik. Dan sebagaimana Beethoven yang membuat karyanya dengan hati, dia akan terus bergaung meski sudah lewat ratusan tahun. Maka, Pemprov DKI mendukung dan akan duduk bersama membicarakan bagaimana Jakarta menjadi rumah musik klasik dunia," katanya.
Anies mencontohkan kondaktor DR Yahya Ling yang telah berkeliling menjadi kondaktor di 160 negara. Hal ini menunjukkan musik telah berkembang bagi pemainnya.
“Malam hari ini di Monas, sebuah peristiwa bersejarah. Kita semua menyadari bahwa musik klasik adalah hulunya dari musik yang ada saat ini, sering kita dengarkan. Dan ini adalah gambaran Indonesia. Apa yang ada di sini adalah gambaran Indonesia,” paparnya.
Anies kemudian melihat setiap musisi memainkan peralatannya masing-masing dengan mengikuti arahan dari seorang konduktor. Karena itu variasi instrumen menghadirkan sebuah nada-nada yang terdengar amat indah.
“Inilah Indonesia kita. Begitu banyak latar belakang tetapi semua mengikuti arah yang sama dalam kesatuan arah di bawah konduktor dan menghasilkan sebuah bangsa yang bila kita lihat, anak bangsa yang amat indah nuansanya,” paparnya.
Sebelum konser dimulai. Anies mengklaim ada 13.109 orang yang hadir ke acara ini. Jumlah itu dilaporkan oleh Unit Pengelola Kawasan (UPK) Monas yang melakukan pencatatan setiap orang keluar masuk.
Sementara itu, pendiri Jakarta Oratorio Society (JOS), DR Steven Tong tak menyangka kegiatan ini terlaksana. Dia mengaku, sejak mendirikan JOS dirinya bermimpi menggelar konser musik klasik out door seperti dilakukan beberapa negara maju.
“Makanya ketika ini terlaksana, saya amat bersyukur. Ini menjadi sejarah, pertama kali konser musik klasik dilakukan secara terbuka di Indonesia,” tuturnya.
Dihadapan puluhan ribu masyarakat yang hadir. Steven meminta agar Jakarta harus menjadi kota musik dan budaya. Bagi Steven mencapai itu, semestinya tidak akan sulit. Sebab, dalam tubuh manusia telah tertanam seni dan budaya. “Makanya saya heran semestinya ini telah ada dan terselenggara lama,” ucapnya.
Turut hadir dalam acara ini, yakni Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) Miranda Gultom, sejumlah Duta Besar negara tetangga.
Mereka pun tampak asik melihat pagelaran ini. Sesekali mereka bertepuk tangan dan terkesima dan alunan musik yang dibawakan oleh pemusik. Tepuk tangan tak jarang diberikan seusai lagu di selesaikan.
(cip)