Guru Ngaji di Tangerang Tewas Disiram Air Keras oleh Selingkuhan Istrinya
A
A
A
TANGERANG - Nahas dialami Hasanudin, warga Kampung Pangkalan, RT01/01, Desa Pangkalan, Kecamatan Teluknaga, Kabupaten Tangerang. Guru ngaji ini tewas disiram air keras oleh selingkuhan istrinya.
Peristiwa itu, terjadi pada Jumat 31 Agustus 2012 malam, di dekat rumahnya. Saat itu, pukul 22.00 WIB, suasana kampung sedang sepi, korban yang baru pulang mengajar ngaji tiba-tiba dicegat dua orang pria, R dan AG.
Kedua orang itu menggunakan motor dan berboncengan. R yang merupakan selingkuhan istri korban bertindak sebagai driver motor. Sedang AG yang menyiram.
Tanpa banyak cakap, AG yang diimingi akan diberikan imbalan sejumlah uang oleh R pun langsung menyiram air keras ke wajah dan tubuh korban, hingga mengalami luka bakar yang cukup serius dan akhirnya meninggal.
Pembunuhan ini pun kontan menggegerkan warga sekitar. Warga sekitar pun sangat menyesalkan peristiwa itu. Pasalnya, korban dikenal sebagai pribadi yang sangat baik.
Maryati, warga sekitar mengatakan, korban memiliki prilaku yang baik. Dia banyak mengajarkan warga sekitar mengaji. Saat peristiwa itu terjadi pun, korban baru selesai mengajar ngaji warga sekitar di masjid.
"Sedih bang. Orangnya baik. Apalagi setelah tahu korban dibunuh selingkuhan istrinya. Warga di sini berharap kedua pelaku dihukum mati saja," ungkapnya, kepada wartawan, di Kampung Pangkalan, Minggu 1 September 2019.
Isteri korban, Yatimah membenarkan bahwa R, otak pembunuhan itu adalah pacarnya sebelum dia menikah dengan ustaz. Bahkan hingga kini, setelah menikah, mereka masih saling berhubungan di belakang korban.
"Saya memang pacaran sudah lama. Tetapi saya tidak pernah menyangka jika dia berbuat sangat nekat. Saya juga sudah pernah minta cerai dengan korban, namun korban tidak mau menceraikan," jelasnya.
Saat ini, Yatimah, R dan AG sudah dilakukan penahanan. Polisi pun masih melakukan pendalaman dugaan keterlibatan Yatimah di dalam aksi pembunuhan suaminya itu.
Kasubag Humas Polres Metro Tangerang Kota Kompol Abdul Rachim mengatakan, pihaknya masih mendalami kasus cinta segitiga yang membuat korban tewas itu.
"Masih kami lakukan pendalaman lagi. Jadi modusnya cinta segitiga. Pelaku R ini pacaran dengan istri korban, sebelum dia menikah, sampai sekarang. Bahkan diduga pernah berhubungan badan," pungkasnya.
Peristiwa itu, terjadi pada Jumat 31 Agustus 2012 malam, di dekat rumahnya. Saat itu, pukul 22.00 WIB, suasana kampung sedang sepi, korban yang baru pulang mengajar ngaji tiba-tiba dicegat dua orang pria, R dan AG.
Kedua orang itu menggunakan motor dan berboncengan. R yang merupakan selingkuhan istri korban bertindak sebagai driver motor. Sedang AG yang menyiram.
Tanpa banyak cakap, AG yang diimingi akan diberikan imbalan sejumlah uang oleh R pun langsung menyiram air keras ke wajah dan tubuh korban, hingga mengalami luka bakar yang cukup serius dan akhirnya meninggal.
Pembunuhan ini pun kontan menggegerkan warga sekitar. Warga sekitar pun sangat menyesalkan peristiwa itu. Pasalnya, korban dikenal sebagai pribadi yang sangat baik.
Maryati, warga sekitar mengatakan, korban memiliki prilaku yang baik. Dia banyak mengajarkan warga sekitar mengaji. Saat peristiwa itu terjadi pun, korban baru selesai mengajar ngaji warga sekitar di masjid.
"Sedih bang. Orangnya baik. Apalagi setelah tahu korban dibunuh selingkuhan istrinya. Warga di sini berharap kedua pelaku dihukum mati saja," ungkapnya, kepada wartawan, di Kampung Pangkalan, Minggu 1 September 2019.
Isteri korban, Yatimah membenarkan bahwa R, otak pembunuhan itu adalah pacarnya sebelum dia menikah dengan ustaz. Bahkan hingga kini, setelah menikah, mereka masih saling berhubungan di belakang korban.
"Saya memang pacaran sudah lama. Tetapi saya tidak pernah menyangka jika dia berbuat sangat nekat. Saya juga sudah pernah minta cerai dengan korban, namun korban tidak mau menceraikan," jelasnya.
Saat ini, Yatimah, R dan AG sudah dilakukan penahanan. Polisi pun masih melakukan pendalaman dugaan keterlibatan Yatimah di dalam aksi pembunuhan suaminya itu.
Kasubag Humas Polres Metro Tangerang Kota Kompol Abdul Rachim mengatakan, pihaknya masih mendalami kasus cinta segitiga yang membuat korban tewas itu.
"Masih kami lakukan pendalaman lagi. Jadi modusnya cinta segitiga. Pelaku R ini pacaran dengan istri korban, sebelum dia menikah, sampai sekarang. Bahkan diduga pernah berhubungan badan," pungkasnya.
(ysw)