Kemarau Panjang, Kondisi Bendung Katulampa Bogor Kritis Air Baku
A
A
A
JAKARTA - Efek dari musim kemarau panjang, bencana kekeringan mengancam wilayah Jakarta. Kini sejumlah sungai dan waduk di Jakarta menjadi kering.
Tak hanya di bagian hilir, pada bagian hulu juga mengalami hal yang sama. Bahkan kondisi air di Bendung Katulampa Bogor juga sudah kritis.
"Air masih ada, 1.400 liter per detik ke irigasi. 100 liter untuk penggelontoran Ciliwung . Masuk mulai kritis kemarau sungai Ciliwung," kata Kepala Bendung Katulampa Andi Sudirman saat dihubungi SINDOnews, Rabu (21/8/2019).
Ia menambahkan, cuaca di kawasan Puncak juga belum terjadi hujan. Alhasil air sungai yang mengalir sedikit.
"Panas (di Puncak) masih belum ada hujan yang berarti ke Ciliwung untuk memenuhi kebutuhan air irigasi dan sungai Ciliwung," tambahnya.
Sebelumnya diberitakan, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Klas II Tangerang Selatan mengeluarkan peringatan dini kekeringan meteorologis di wilayah DKI Jakarta dan Banten. Saat ini seluruh zona musim di DKI Jakarta dan Banten dinyatakan telah memasuki musim kemarau.
Kepala Stasiun Klimatologi Tangerang Selatan Sukasno mengungkapkan, data Hari Tanpa Hujan (HTH) hingga update 20 Agustus 2019 menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah Banten dan DKI Jakarta telah mengalami deret hari kering lebih dari 20 hari hingga lebih dari 60 hari. Sehingga diperlukan kewaspadaan terkait ancaman bencana kekeringan.
“Prakiraan peluang curah hujan pada dasarian III Agustus dan dasaria I September 2019 menunjukkan bahwa beberapa daerah diperkirakan akan mengalami curah hujan sangat rendah (kurang dari 20mm/dasarian) dengan peluang hingga lebih dari 90% pada,” ujar Sukasno dalam keterangan tertulisnya, Rabu (21/8/2019).
Tak hanya di bagian hilir, pada bagian hulu juga mengalami hal yang sama. Bahkan kondisi air di Bendung Katulampa Bogor juga sudah kritis.
"Air masih ada, 1.400 liter per detik ke irigasi. 100 liter untuk penggelontoran Ciliwung . Masuk mulai kritis kemarau sungai Ciliwung," kata Kepala Bendung Katulampa Andi Sudirman saat dihubungi SINDOnews, Rabu (21/8/2019).
Ia menambahkan, cuaca di kawasan Puncak juga belum terjadi hujan. Alhasil air sungai yang mengalir sedikit.
"Panas (di Puncak) masih belum ada hujan yang berarti ke Ciliwung untuk memenuhi kebutuhan air irigasi dan sungai Ciliwung," tambahnya.
Sebelumnya diberitakan, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Klas II Tangerang Selatan mengeluarkan peringatan dini kekeringan meteorologis di wilayah DKI Jakarta dan Banten. Saat ini seluruh zona musim di DKI Jakarta dan Banten dinyatakan telah memasuki musim kemarau.
Kepala Stasiun Klimatologi Tangerang Selatan Sukasno mengungkapkan, data Hari Tanpa Hujan (HTH) hingga update 20 Agustus 2019 menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah Banten dan DKI Jakarta telah mengalami deret hari kering lebih dari 20 hari hingga lebih dari 60 hari. Sehingga diperlukan kewaspadaan terkait ancaman bencana kekeringan.
“Prakiraan peluang curah hujan pada dasarian III Agustus dan dasaria I September 2019 menunjukkan bahwa beberapa daerah diperkirakan akan mengalami curah hujan sangat rendah (kurang dari 20mm/dasarian) dengan peluang hingga lebih dari 90% pada,” ujar Sukasno dalam keterangan tertulisnya, Rabu (21/8/2019).
(ysw)