Banyak Saingan, Omzet Pedagang Bendera Merah Putih di Pasar Mester Menurun
A
A
A
JAKARTA - Sejumlah penjual bendera merah putih dan pernak pernik HUT Kemerdekaan di Pasar Mester, Jatinegara, Jakarta Timur, mengaku mengalami penurunan penjualan dibandingkan 2018 lalu. Menjamurnya pedagang keliling menjadi salah satu penyebab turunnya omzet penjualan.
"Pemasukan 2018 lalu bisa mencapai Rp20-30 juta. Tahun ini Rp10 juta saja enggak sampai," ujar Salah seorang pedagang Nadi (28) di Pasar Mester Jatinegata, Jakarta Timur, Jumat (16/7/2019).
Dia menuturkan, pada tahun ini telah berjualan lebih awal ketimbang 2018 lalu dengan harapan dapat menarik pembeli lebih banyak. Namun apa yang dilakukannya tak sejalan dengan harapan untuk mendapatkan keuntungan yang berlimpah.
"Tahun ini saya buka mulai pertengahan Juli, kalau tahun lalu itu padahal mulai berdagang 1 Agustus," tuturnya. Nadi menduga, penurunan pendapatan di tahun ini dari berjualan bendera merah putih dan pernak pernik HUT Kemerdekaan RI disebabkan menjamurnya pedagang keliling.
"Ada bos-bos yang ambil barang terus nugasin orang buat jualan keliling, saya lihat banyak banget yang jualan keling," ujarnya. Nadi melanjutkan, harga yang ditawarkan pedagang keliling jauh lebih mahal ketimbang para pedagang yang menjajakan barang dagangan di pasar-pasar tradisional.
"Saya jual bendera merah putih ukuran kecil harganya Rp25.000, untuk ukuran besar Rp300.000 dan umbul - umbul cuma Rp10.000 saja," terangnya. Hal senada pun dialami Arif (20) yang mengaku omzet tahun ini menurun dibandingkan 2018 lalu.
"Tahun lalu dapat mengantongi omzet Rp100 juta. Saya jualnya tidak hanya di Pasar Master, ada anak-anak buah yang jualan dibeberapa tempat di Jakarta dan Bekasi," ujarnya.
Arif menuturkan, turunnya omzet penjualan juga karena banyak pedagang yang menjajakan bendera dan pernak-pernik HUT Kemerdekaan."Makin banyak penjual, dibanding tahun lalu ya banyakan tahun ini, jadi berngaruh ke pendapatan," ucapnya.
"Pemasukan 2018 lalu bisa mencapai Rp20-30 juta. Tahun ini Rp10 juta saja enggak sampai," ujar Salah seorang pedagang Nadi (28) di Pasar Mester Jatinegata, Jakarta Timur, Jumat (16/7/2019).
Dia menuturkan, pada tahun ini telah berjualan lebih awal ketimbang 2018 lalu dengan harapan dapat menarik pembeli lebih banyak. Namun apa yang dilakukannya tak sejalan dengan harapan untuk mendapatkan keuntungan yang berlimpah.
"Tahun ini saya buka mulai pertengahan Juli, kalau tahun lalu itu padahal mulai berdagang 1 Agustus," tuturnya. Nadi menduga, penurunan pendapatan di tahun ini dari berjualan bendera merah putih dan pernak pernik HUT Kemerdekaan RI disebabkan menjamurnya pedagang keliling.
"Ada bos-bos yang ambil barang terus nugasin orang buat jualan keliling, saya lihat banyak banget yang jualan keling," ujarnya. Nadi melanjutkan, harga yang ditawarkan pedagang keliling jauh lebih mahal ketimbang para pedagang yang menjajakan barang dagangan di pasar-pasar tradisional.
"Saya jual bendera merah putih ukuran kecil harganya Rp25.000, untuk ukuran besar Rp300.000 dan umbul - umbul cuma Rp10.000 saja," terangnya. Hal senada pun dialami Arif (20) yang mengaku omzet tahun ini menurun dibandingkan 2018 lalu.
"Tahun lalu dapat mengantongi omzet Rp100 juta. Saya jualnya tidak hanya di Pasar Master, ada anak-anak buah yang jualan dibeberapa tempat di Jakarta dan Bekasi," ujarnya.
Arif menuturkan, turunnya omzet penjualan juga karena banyak pedagang yang menjajakan bendera dan pernak-pernik HUT Kemerdekaan."Makin banyak penjual, dibanding tahun lalu ya banyakan tahun ini, jadi berngaruh ke pendapatan," ucapnya.
(whb)