Demi WiFi, Ramai-ramai Menginap di Hotel saat Pemadaman Listrik
A
A
A
DEPOK - Bagi sebagian masyarakat, sepertinya 'tidak bisa hidup' tanpa jaringan internet. Buktinya, saat pemadaman listrik massal yang terjadi pada Minggu (4/8/2019), warga ramai-ramai memilih menginap di hotel demi mendapatkan sambungan internet.
Diketahui, pemadalam listrik yang terjadi akibat Gas Turbin 1-6 Suralaya mengalami trip atau gangguan pada Minggu siang , membuat operator seluler ikut kalang kabut. Ini dikarenakan terhentinya pasokan daya terhadap Base Transceiver Station (BTS) pada area yang mengalami mati listrik.
Matinya pasokan daya terhadap BTS tentu menurunkan kualitas layanan. Bukan hanya jaringan internet, bahkan konsumen sama sekali tak bisa telepon atau ditelepon.
Di Kota Depok, kondisi ini membuat warga ramai-ramai memilih menginap di hotel. Okupansi hotel tercatat meningkat hingga 40 persen. "Untuk okupansi ada kenaikan dampak dari pemadaman. Informasi yang saya terima, di hotel kami terjadi kenaikan 35-40 persen," ujar PR The Margo Hotel (TMH) Kartika Sekartadji, Senin (5/8/2019).
Dia menjelaskan, biasanya pengunjung yang staycation akan melakukan reservasi 3 hari sebelumnya. Namun pada Minggu (4/8/2019), terjadi lonjakan pengunjung tanpa reservasi sebelumnya. (Baca juga: Listrik Padam, Skytrain Bandara hingga SPBU Alami Gangguan)
"Berarti ada trend yang berkembang, karena pengunjung datang walk in tanpa rencana. Biasanya kan kalau staycation itu tamu reservasi minimal 2-3 hari sebelumnya," tukasnya.
Dia menduga alasan pengunjung menginap karena mereka mencari alternatif tempat yang memiliki akses aliran listrik dan jaringan internet. (Baca juga: PLN Blackout, Operator Seluler Minta Maaf Jaringan Telekomunikasi Terganggu)
"Sepertinya kemarin, karena mati listrik mereka jadi hijrah ke hotel, karena mungkin butuh kenyamanan seperti AC, charge HP, dan lain-lain. Mostly orang Depok dan sekitarnya," ucapnya.
Menurut dia, aktivitas hotel saat terjadi pemadaman listrik masih dalam kondisi normal. Operasional berjalan seperti biasa. Semua event yang sudah direservasi tetap berjalan.
Meski demikian, sejak Senin siang pihak hotel mulai melakukan penghematan energi, karena di tempatnya menggunakan generator sebagai pengganti listrik PLN.
"Untuk penghematan daya tentu dilakukan. Penerangan yang sifatnya tidak terlalu perlu tidak dinyalakan, atau penerangan yang sifatnya estetika interior juga dikurangi," tutupnya.
Diketahui, pemadalam listrik yang terjadi akibat Gas Turbin 1-6 Suralaya mengalami trip atau gangguan pada Minggu siang , membuat operator seluler ikut kalang kabut. Ini dikarenakan terhentinya pasokan daya terhadap Base Transceiver Station (BTS) pada area yang mengalami mati listrik.
Matinya pasokan daya terhadap BTS tentu menurunkan kualitas layanan. Bukan hanya jaringan internet, bahkan konsumen sama sekali tak bisa telepon atau ditelepon.
Di Kota Depok, kondisi ini membuat warga ramai-ramai memilih menginap di hotel. Okupansi hotel tercatat meningkat hingga 40 persen. "Untuk okupansi ada kenaikan dampak dari pemadaman. Informasi yang saya terima, di hotel kami terjadi kenaikan 35-40 persen," ujar PR The Margo Hotel (TMH) Kartika Sekartadji, Senin (5/8/2019).
Dia menjelaskan, biasanya pengunjung yang staycation akan melakukan reservasi 3 hari sebelumnya. Namun pada Minggu (4/8/2019), terjadi lonjakan pengunjung tanpa reservasi sebelumnya. (Baca juga: Listrik Padam, Skytrain Bandara hingga SPBU Alami Gangguan)
"Berarti ada trend yang berkembang, karena pengunjung datang walk in tanpa rencana. Biasanya kan kalau staycation itu tamu reservasi minimal 2-3 hari sebelumnya," tukasnya.
Dia menduga alasan pengunjung menginap karena mereka mencari alternatif tempat yang memiliki akses aliran listrik dan jaringan internet. (Baca juga: PLN Blackout, Operator Seluler Minta Maaf Jaringan Telekomunikasi Terganggu)
"Sepertinya kemarin, karena mati listrik mereka jadi hijrah ke hotel, karena mungkin butuh kenyamanan seperti AC, charge HP, dan lain-lain. Mostly orang Depok dan sekitarnya," ucapnya.
Menurut dia, aktivitas hotel saat terjadi pemadaman listrik masih dalam kondisi normal. Operasional berjalan seperti biasa. Semua event yang sudah direservasi tetap berjalan.
Meski demikian, sejak Senin siang pihak hotel mulai melakukan penghematan energi, karena di tempatnya menggunakan generator sebagai pengganti listrik PLN.
"Untuk penghematan daya tentu dilakukan. Penerangan yang sifatnya tidak terlalu perlu tidak dinyalakan, atau penerangan yang sifatnya estetika interior juga dikurangi," tutupnya.
(thm)