TNI Ajak Kaum Millenial Gelorakan Hidup Sehat
TNI Ajak Kaum Millenial Gelorakan Hidup Sehat
A
A
A
TANGERANG - Satgas non-fisik TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) 105 Kronjo Kodim 0510/Tigaraksa memberikan penyuluhan kesehatan reproduksi remaja di hadapan puluhan siswa SMK Tunas Pemuda, Kabupaten Tangerang.
Kokom Komariah, personel Satgas non-fisik TMMD 105 Kronjo mengatakan, kesehatan reproduksi pada remaja sangat penting. Karenanya, edukasi tersebut perlu terus dilakukan sehingga tidak ada lagi remaja yang mengalami salah persepsi.
"Kesehatan reproduksi pada remaja bukan semata-mata terbebas dari penyakit, namun juga sehat secara mental serta sosial kultural," kata Kokom kepada wartawan, Jumat, 2 Agustus 2019.
Kokom melanjutkan, angka populasi remaja terus meningkat. Namun, seiring dengan peningkatan itu, ancaman terhadap kelompok usia yang kerap disebut milenial ini juga tak pernah surut. "Faktor lingkungan dan pergaulan turut membentuk perilaku remaja, karenanya edukasi kesehatan reproduksi menjadi penting," ujarnya.
Selain penyuluhan kesehatan reproduksi remaja, Satgas non-fisik TMMD juga memberikan penyuluhan tentang kecukupan gizi saat usia remaja. Dampak kekurangan gizi saat usia remaja berakibat tidak optimalnya pertumbuhan fisik dan nonfisik.
"Kekurangan gizi pada remaja lebih dominan dipicu oleh pola makan yang salah. Sebab pada usia ini, sebenarnya sudah bisa menentukan pilihan asupan nutrisi, namun karena pola makan yang salah berdampak pada kekurangan gizi," ungkap Safiyya, personel Satgas non-fisik TMMD 105 Kronjo.
Beberapa dampak karena kekurangan gizi itu, lanjutnya, menyebabkan anemia karena kekurangan zat besi di dalam tubuh.Dampak kekurangan gizi pada remaja lainnya, lanjutnya, terganggunya pertumbuhan fisik.
Bahkan, jika terus berlanjut, remaja perempuan lebih berisiko terkena berbagai masalah kesehatan, hingga kemungkinan melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) dan kekurangan nutrisi."Sehingga, pada usia remaja sangat penting memperhatikan kecukupan nutrisi dengan pola makan yang baik. Tidak jajan makan dan jajan sembarangan juga," ucapnya.
Kokom Komariah, personel Satgas non-fisik TMMD 105 Kronjo mengatakan, kesehatan reproduksi pada remaja sangat penting. Karenanya, edukasi tersebut perlu terus dilakukan sehingga tidak ada lagi remaja yang mengalami salah persepsi.
"Kesehatan reproduksi pada remaja bukan semata-mata terbebas dari penyakit, namun juga sehat secara mental serta sosial kultural," kata Kokom kepada wartawan, Jumat, 2 Agustus 2019.
Kokom melanjutkan, angka populasi remaja terus meningkat. Namun, seiring dengan peningkatan itu, ancaman terhadap kelompok usia yang kerap disebut milenial ini juga tak pernah surut. "Faktor lingkungan dan pergaulan turut membentuk perilaku remaja, karenanya edukasi kesehatan reproduksi menjadi penting," ujarnya.
Selain penyuluhan kesehatan reproduksi remaja, Satgas non-fisik TMMD juga memberikan penyuluhan tentang kecukupan gizi saat usia remaja. Dampak kekurangan gizi saat usia remaja berakibat tidak optimalnya pertumbuhan fisik dan nonfisik.
"Kekurangan gizi pada remaja lebih dominan dipicu oleh pola makan yang salah. Sebab pada usia ini, sebenarnya sudah bisa menentukan pilihan asupan nutrisi, namun karena pola makan yang salah berdampak pada kekurangan gizi," ungkap Safiyya, personel Satgas non-fisik TMMD 105 Kronjo.
Beberapa dampak karena kekurangan gizi itu, lanjutnya, menyebabkan anemia karena kekurangan zat besi di dalam tubuh.Dampak kekurangan gizi pada remaja lainnya, lanjutnya, terganggunya pertumbuhan fisik.
Bahkan, jika terus berlanjut, remaja perempuan lebih berisiko terkena berbagai masalah kesehatan, hingga kemungkinan melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) dan kekurangan nutrisi."Sehingga, pada usia remaja sangat penting memperhatikan kecukupan nutrisi dengan pola makan yang baik. Tidak jajan makan dan jajan sembarangan juga," ucapnya.
(whb)
Explore More